3

32 4 0
                                    

''Eh Guys, kalian semua udah dapat kabar belom?'' tanya Tasya dengan ekspresi datarnya.

''Kabar apaan Sya?'' tanya vellicia yang penasaran.

''Itu loh si Maura masuk Rumah sakit, dan dia ngaduin lo kepolisi Bil,'' ucap Tasya sambil menunjuk kearah Nabilla.

''Polisi? Gawat juga tu anak. Mau ngaduin kita-kita kepolisi segala,'' ucap Vanda dengan kesalnya.

''Dasar loser,'' ucap Nabilla, Vellicia, Vanda dan Tasya secara serentak.

''Terus, rencana lo apaan Bill?'' tanya Vanda kepada Nabilla.

''Gak ada sih, liat aja apa nanti. Ya udah Guyss, gue cabut duluan,'' ucap Nabilla sambil beranjak pergi.

                                   ***

Di dalam kamar, Nabilla sudah sangat cemas. Dia takut kalau nanti Papi nya tau, apa yang udah dia perbuat. Apalagi sampai melibatka polisi segala.

Prakk

Terdengar bantingan pintu yang sangat keras dari arah luar, sehingga membuat Nabilla terkejut.

''Nabilla! Kesini kamu!'' teriak Papinya yang sudah sangat kesal dengan kelakuan anak gadisnya itu.

Nabilla yang mendengar teriakan Papinya langsung saja berlari kearah papinya dengan tampang tak berdosa.

''Iyah Pi,'' jawab Nabilla sambil berlari ke arah Papinya.

''Papi muak sama kamu Nabilla! Mau sampai kapan kamu kayak gini? Kelakuan kamu sungguh sudah diluar batas,'' ucap Indra sambil menunjuk kearah Nabilla.

''Aduh Pii! Papi kenapa sih, baru dateng langsung marah-marah kayak gini,'' ucap Wesri selaku ibu Nabilla.

''Diam kamu Mi! Kelakuan anak kamu ini udah diluar batas,'' ucap Indra dengan nada tinggi.

Nabilla yang melihat Maminya dibentak oleh Papinya, hanya bisa terdiam seribu bahasa.

''Kamu akan Papi skors selama 10 hari. Jangan mentang-mentang kamu anak pemilik yayasan, kamu bisa seenaknya begini,'' ucap Indra sambil memegang dadanya.

''Papi gak papa?'' tanya Nabilla dengan raut kekhawatiran.

''Selama kamu menjalani masa hukuman, kamu akan tinggal di Padang, bersama Nenek kamu,'' ucap Indra kemudian berjalan pergi.

''Mami! Kenapa haru ditempat nenek Mi? Kenapa harus di Padang? Nabilla enggak mau Mi'' ucap Nabilla sambil menghapus air matanya.

''Ya udah jalani aja, toh cuma sepuluh hari!'' lalu Wesri pergi meninggalkan Nabilla yang mematung.

  ''Tapi Mi!'' ucap Nabilla yang sudah tidak dihiraukan Wesri.

                                   ***

Nabilla hanya diam melamun di dalam kamarnya, dia hanya merutuki Maura yang membuatnya seperti ini. Dari sekian banyak tempat kenapa harus Padang. Kota kelahirannya yang memang begitu indah, tapi Nabilla sangat membenci kota itu.

''Awas aja lo Maura! Saat gue kembali ke sini lagi, abis lo sama gue,'' gumam Nabilla yang nyaris tak terdengar.

                                ***

Setelah mendengar keputusan Papi,  yang akan mengasingkan Nabilla ke kota Padang selama sepuluh hari. Marion sangat terkejut, bagaimana tidak terkejut pasalnya Marion sangat tau apa yang pernah dialami oleh adiknya di kota itu. Marion langsung berlari ke kamar Nabilla tanpa mengganti seragam sekolahnya terlebih dahulu.

''Bill!'' panggil Marion yang kemudian membuka pintu kamar Nabilla.

''Apa Bang?'' tanya Nabilla.

''Bakalan rindu nih gue, sama biang kerok satu ini,'' ucap Rion dengan memaksakan senyum dibibirnya.

''Apaan sih lo bang? Gue lagi gak pengen becanda! Mending lo pergi dari kamar gue!'' usir Nabilla dengan suara yang sedikit meninggi.

Rion yang mendengar bentakan Nabilla seolah-olah tau apa isi hati adik kesayangannya itu. Tanpa pikir panjang, Marion langsung saja memeluk Nabilla. Awalnya Nabilla ingin melepaskan pelukan Marion dari tubuhnya. Tapi saat dirasakan bahunya basa oleh air mata Marion, sehingga ia mengurungkan niatnya.

''Idih! Cengeng amat sih lo bang. Orang gue pergi cuma sepuluh hari doang. Gak lama kok,'' ucap Nabilla sambil membalikan badanya.

''Gimana gue kagak khawatir, dulu lo dibully kan di kota itu!'' ucap Marion yang kini mendapatkan tatapan intens dari Nabilla. Seolah-olah ia tidak mau mengingat-ngingat masa lalunya yang ingin ia lupakan.

''Udalah Bang, gue muak sama semuanya. Apa salah gue jadi orang yang kejam karena takut akan kejadian seperti dulu lagi?'' tanya Nabilla dengan suara paraunya.

''Enggak dek! Lo gak salah,'' ucap Marion yang semakin memeluk Nabilla dengan erat.

DagDigDug

Jantung Nabilla berbunyi tak karuan, sehingga membuat dirinya mendorong Marion agar menjauh darinya.
Marion yang menyadari bunyi jantung Nabilla hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa cekikilan.

''Mending lo pergi dari kamar gue Bang,'' usir Nabilla.

''Oke-oke, tapi kalau lo butuh apa-apa, kabarin gue aja.'' ucap Marion yang kemudian melangkah pergi.

Selepas kepergian Marion dari kamarnya, Nabilla hanya membenamkan kepalanya dibawah bantal, tanda dia lagi frustasi.

The Queen of the CruelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang