Bencana!

37 6 0
                                    

Aku berhenti di bawah pohon besar dan aku duduk disana. Aku merasa hatiku hancur! Jika bisa aku ingin merangkai hati ku kembali tapi aku tak bisa aku butuh seseorang... Andi begitu kejam kenapa dia tak menyadari bahwa aku Cinta padanya... Aku benci CINTA!!!! (PartKencanII)

***

Dengan hati yang hancur aku bangkit dan mencoba melangkahkan kakiku! Jika bukan karena malu dan cuaca yang tak mendukung aku sungguh ingin berdiam disini, ditempat ini! Dalam perjalan aku tak tahu melangkah kemana, biarkan kakiku saja yang memimpin. Aku masih memikirkan Andi! Si Laki laki Jahat! Aku membencinya sungguh!!!! Aku yang bodoh atau dianya yang gak punya otak! Ah sialan!

Akhirnya kakiku menuntun diriku ke sebuah pintu rumah. Benar, rumahku sendiri. Aku membukakan pintu tanpa mengucap salam! Sungguh aku tak ingin bicara apapun! Dengan terus berjalan lesu aku melihat ibuku tengah duduk dan sedang menelphon seseorang, really i dont care! But, ibuku berteriak

"Benar Pah, Aku Hamilll!" teriaknya

Karena kata-katanya itu otakku seolah bangun, tubuhku menjadi tegap, mataku yang lesu kembali tajam dan menatap ke arah ibuku. Raut wajahnya begitu bahagia, begitu senang dan dia bilang sekali lagi

"Aku harap anak ini berbakti ya... Meskipun masih lama tapi kita berdoa aja" ucap nya dalam obrolan telphonya.

"What the f*ck!" umpatku

Aku sudah ingin melakukan apapun! Aku benar-benar ingin mati!! Aku lari ke kamar mencoba berfikir jernih dan menganggap ini hanya mimpi atau akunya saja mulai gila. Aku mencoba tidur dan akhirnya aku tidur.

***

Sinar mentari mebangunkanku, suara ayam dan burung membuatku tenang. Namun, itu tak bertahan lama! Aku yang masih dalam keadaan terbalut selimut mendengar sebuah ungkapan marah dari Ibu dan balasan amarah pula dari ayahku! Aku sungguh benci! Kenapa kebahagiaan hanya datang sesaat! Why?

Aku menenggelamkan wajahku ke dalam bantal, menutup telinga, menghancurkan cahaya mentari dan menghentikan segalanya. Namun suaranya terlalu kencang hingga aku mendengar suara jeritan adikku Berry. Hatiku kaget dan bertanya "kenapa adikku?". Baiklah aku angkat kembali wajahku, menghempaskan selimut dan berlari menuju lantai bawah rumah. Aku melihat adikku yang menangis sembari memeluk ibuku yang dalam keadaan terduduk dilanti dengan memegangi pipi dan mata sembab.

Aku teramat kaget, jantungku berdetak amatlah kencang! Aku berteriak

"Ada apa ini? Kalian tak malu berantem didepan anak kecil?!!!!! "Teriakku dan suasana pun hening...

"Ha? Kau tak salah bilang seperti itu? Terus pagi-pagi gini kau sudah memakai gaun! Kau mau kemana atau kau habis pulang?! DASAR KUPU KUPU MALAM" Ucap kejam ayah tiriku

"Siapa Aku? Kau benar benar tak tahu diri ya! Kau benar benar iblis" sambil jari telunjuk tak henti-hentinya ke arah ayah tiri

"Kau anak tak tahu diri! ". Aku ditampar keras hingga tubuhku terbanting dan jatuh!

Ketika aku terjatuh adikku semakin menjadi-jadi menangisnya, aku tak tega dan aku berdiri dan mulai mendorong ayahku hingga dia terjatuh. Namun, ayah kembali bangkit dan mengambil sebuah pisau.

"Heh! Lo masih mau hidup? Atau hiduplo sampai disini aja?" dia bicara sambil pisau yang dibawanya menunjuk ke arah diriku

"Jawab hei kau baj*ng*n!" dia berteriak

"Oh gini! Bunuh! Bunuh saja aku!!!" jawabku menantang

Dengan sangat marah ayahku berteriak sekencang mungkin dan melemparkan pisau ke arahku, sontak ibuku berteriak sama kerasnya supaya aku menghindar. Dan akhirnya tangan bagus atas ku tergores pisau dan itu membuat darahku mengucur. Aku berlari menuju ayahku dengan mengepalkan 5 jariku! Tanganku sudah bersiap untuk memukulnya!

"Dasar kau!!! Pria brengs*k!!!! Sini kau" teriakku sambil berlari.

Saat hampir mengenainya tangan ku diraih oleh dirinya dan ditarik ke badan nya lalu di angkat dan BRUGH! Aku dijatuhkan kelantai dengan keras!

"Aaahhhh" teriakku

Para warga berdatangan dan saat itu ayahku mengambil lagi sebuah pisau dan dia mencoba membunuhku namun lemparan kayu berhasil mengenai pundaknya dan dia jatuh kelantai. Tapi badannya menghantam ku yang tepat berada di bawahnya. Aku sontak kaget dan minta tolong. Warga membantuku dan menanyai aku,adikku,dan ibuku.

Ibuku datang menghampiri ku dan PLAKK! sebuah tamparan keras dari tangan ibuku mendarat di bagian pipi kanan ku. Dengan nafas terengah-engah dia menatap ku dan berkata

"Dasar anak tak tahu diri kauu!!! Dasar kau!" katanya sambil kembali menampar dan mengatakan hal buruk padaku!

Pipiku memerah dan bibirku mengeluarkan darah. Semua berhenti ketika pak RT menahan tangan ibuku. Itulah tetanggaku, suka sekali melihat dan mengabadikan tanpa menolong terlebih dahulu! Akhirnya aku berdiri dengan berkata pada ibuku

"Kau! Seorang ibu atau iblis! Kau berhati atau tidak! Aku menolong mu! Tapi kau menyiksaku? Kau!!! Haruskah aku menyebut mu GILA?!!! HA?KAU!!!!" Teriakku sambil terus menatapnya dan menunjuknnya! Sungguh kejam!

"Kau yang tak tahu diri ! Dia ayahmu! Dia ayahmu!" balas teriak ibuku sambil menangis

"Ayah? Yang seperti itu?bodoh! Dia bukan ayahku!"

Aku mengambil langkah keluar dari rumah busuk ini! Benar ini kehidupan ku, dan cobaan ini setimpal untuk dosa dosaku selama ini! Aku yakin Tuhan tak akan kemana dan aku yakin aku tak ditinggal sendiri! Aku tak takut mati demi melindungi orang ku sayang, tak peduli apakah aku disayang olehnya atau tidak!

"Dulu aku memang membencinya. Namun aku tahu bahwa benci ku kalah dengan cintaku!"

~Asih~

Aku pergi meninggalkan rumah...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm ScaredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang