Blue Cat (Emon)

7 6 0
                                    

Happy Reading💙

.

.

.

****

Dikantin


Duduk dibangku langganan, Melody dan stefy memesan siomay ditemani es cendol favorit mereka.

"kayak biasanya yaa mbok, tapi aku es cendolnya 2" pesan stefy kepada mbok parmi pemilik kantin

"ehh yang bener aja lo, es cendol mbok parmi-kan porsinya udah banyak. Lo beneran mau pesen double?"
Ucap melody heran kepada sahabatnya yang satu ini setelah mbok parmi meninggalkan bangku mereka

"lagian bu Rita bikin kepala gue panas" kesal stefy

Pesanan mereka akhirnya datang, stefy langsung saja menghabiskan 2 gelas es cendol pesanannya juga satu porsi siomay extra pedas.
Karena es miliknya sudah habis, langsung saja ia menyambar es cendol milik melody yang hanya tinggal setengah gelas itu.

"stef, itukan es gue. Lagian emangnya lo masih kurang apa? Udah habis dua gelas juga" omel melody melihat stefy yang menyambar es cendol miliknya

"ihh kok lo nyalahin gue sih mel, salahin aja siomay-nya nih yang bikin gue kepedesan" ucap stefy yang bermaksud membela dirinya sendiri dan hal tersebut mampu membuat melody menggeleng-gelengkan kepalanya.

**
15.15 WIB

Berjalan menuruni tangga utama yang terlihat masih belum sepi. Tak lama kemudian terdengar dering handphone milik melody.

"Hallo"

"......"

"Jam 4 yah, soalnya ini melody masih ada tugas belum selesai"

"...."

"wa'alaikumsalam yah"

Tutt tutt tutt


"siapa mel?" ucap seseorang dari belakang tiba-tiba

"ehh, ya ampun risky bikin kaget dehh"

"hehe, maaf dehh. Nggak maksud buat ngagetin kamu kok"

"yaudah iyaa"

"ohh iyaa tadi kamu belum jawab pertanyaan aku"

"ohh tadi ayah kok, hari ini aku dianter ayah jadi aku minta dijemput jam 4"

"Ohh gitu, mel jadi gimana?" tanya Risky ambigu

"gimana? Maksudnya?"

"kamu mau menerimaku?" to the point Risky

"kita duduk dulu gimana?" tawar melody dan menyebabkan mereka berdua duduk di bangku pinggiran taman. Disinilah jantung Risky sudah tak bisa dikendalikan lagi. Jantungnya mulai bekerja dua kali lebih cepat. Namun berbeda dengan melody, yang terlihat sangat resah. Ia bingung, pilihan mana yang akan ia jadikan sebagai jawaban final

"Apa kamu belum bisa jawab? Yaudah nggakpapa, kamu fikirkan dulu saja" ucap Risky dan ia segera beranjak dari duduknya berniat untuk pergi membiarkan melody sendiri memikirkan pilihannya sendiri.

Belum selesai satu langkah Risky berjalan, suara melody lirih menghentikan langkah Risky. Sambil menggenggam pergelangan tangan kokoh milik Risky, Melody menganggukan kepalanya sebagai tanda bahwa ia membalas perasaan Risky.

"Kamu serius??" tanya Risky memastikan dan hanya dibalas dengan senyuman hangat melody. Risky kembali duduk dan membuka tas gendong miliknya mengambil sesuatu didalamnya.

"buat kamu" ucap Risky sambil memberikan benda yang tadi ia ambil dari tas gendongnya

"ini apa?" tanya melody sambil menerima benda itu

"hadiah buat kamu"

"hadiah? Kan aku nggak lagi ulang tahun"

"emangnya ngasih hadiah ke pacar harus pas lagi ulang tahun aja?"

"enggak juga sihh, hehe"

"yaudah aku buka yaa" lanjutnya lagi dan langsung membuka isi dari benda yang dibungkus kertas kado berwarna biru bergambar doraemon itu. Melody tersenyum melihat isi yang ada didalamnya, darimana cowok itu tau benda kesukaan melody. Sebuah boneka doraemon berwarna biru berukuran sedang dan dibungkus kertas kado yang bergambar sama dengan isi didalamnya.

"Ris, makasih yaa. Aku suka" ucap melody berterima kasih sambil memeluk boneka tersebut

"iyaa, syukur kalau kamu suka"

"yaudah mau pulang sekarang? Biar aku antar" tawar Risky

"Nggak usah Ris, kan aku udah bilang sama kamu. Hari ini aku dianter ayah, jadi pasti ayah juga yang bakal jemput aku. Lain kali aja yaa"

"Yaudah kalo gitu biar aku temenin di halte depan. Yukk..."

**
16.25 WIB

Di halte

Hampir 45 menit melody menunggu sang ayah menjemputnya. Masih ditemani seseorang yang baru saja menjadi kekasihnya, Melody masih mencoba untuk Whatsapp ayah yang katanya akan menjemputnya pukul 16.00. Akan tetapi sampai sekarang sang ayah belum juga menjemputnya.

"Ayah kemana sihh, kok Whatsapp-ku nggak dibales" monolog Melody mulai resah

"Yaudah aku anter aja, daripada kamu disini kelamaan" tawar Risky lagi

"Tapi nanti kalo ayah kesini gimana? Kan kasian kalo aku-nya nggak ada" tolak Melody lagi yang membuat Risky tak bisa berbuat apa-apa. Namun tak lama kemudian sebuah Xpander berwarna putih berhenti didepan halte yang mereka duduki. Ternyata seorang lelaki setengah tua yang tak lain dan tak bukan adalah ayah melody.

"Kamu hati-hati dijalan"

Kalimat terakhir yang diucapkan Melody kepada kekasihnya sebelum ia masuk kedalam Xpander putih milik ayahnya. Didalam mobil Melody senyum-senyum sendiri dan hal tersebut menarik perhatian pak salman yang melihat tingkat aneh anak tunggalnya itu. Akan tetapi pak salman hanya memperhatikan saja tidak ingin bertanya atau apapun itu karna ia sudah tau pasti ini ada hubungannya dengan lelaki yang ada di halte tadi.

Kurang lebih 40 menit mereka sampai dirumah yang sudah lama mereka tinggali itu, biasanya perjalanan dari sekolah kerumah mereka hanya mencapai 20 sampai 25 menit saja. Tapi karna kalau pulang sekolah bersamaan dengan para pekerja yang juga pulang jadi secara otomatis jalanan menjadi padat dan menyebabkan kemacetan.

****

Akhirnya aku bisa up lagi.Buat Readers tercinta maapin aku kalo aku up-nya lama, hehe

Jangan lupa vote dan coment dibawah ini.
Satu vote kalian sangat berharga buat aku.

Salam manis
Author

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mellody✴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang