Happy reading ♥️
[]
Aku ngirim surat lagi, bukan karena aku kehabisan kuota ya, Mas. Jangan pikir juga kalo aku ini ndeso! Awas!
Aku ngirim surat ini karena aku pengen Mas bisa baca tulisanku dan merasakan kalo aku kangen sama Mas Wonho.
Oh iya, tadi si botak gangguin aku lagi loh, Mas. Nyebelin banget. Dia nggak pernah percaya kalo aku udah punya Mas Wonho. Mungkin kalo si botak liat otot Mas Wonho, dia bakalan lari sambil kencing. Wkwkwkw...
Kalo Mas Wonho udah baca surat ini, telepon aku ya.
Love you.
Miss you.
- Seola
Kedua sudut bibir itu terangkat dengan sempurna. Seola selalu saja bisa membuat kejutan tak terduga. Sederhana tapi penuh makna. Ia kembali memasukkan surat Seola ke dalam amplop. Mengambil ponselnya dari saku celananya, lalu melakukan panggilan video dengan Seola.
"Hai, Seolaku!" sapa Wonho dengan senyuman lebar.
Di seberang sana, Seola terlihat malu-malu kucing saat melihat senyuman Wonho. Ya, salah satu hal yang paling Seola suka adalah ketika laki-laki itu tersenyum. Apalagi melebarkan senyumnya, hingga deretan gigi putih Wonho terlihat.
Ada sensasi lain begitu Seola melihat senyum lebar milik Wonho. Oh, rasanya Seola seperti melihat bidadara yang turun dari langit. Jantungnya berdebar sangat cepat dan hatinya merekah seperti bunga di musim semi. Sial! Shin Wonho benar-benar membuat Seola candu. Sensasi jatuh cinta pada pandangan pertama itu pun masih bisa Seola rasakan sampai saat ini.
"O-oh. Hai, Mas. Suratku udah dateng?" tanya Seola sedikit gugup.
Wonho lantas tertawa kecil saat mengingat isi surat Seola. "Kamu lagi di mana, Sayang?" tanya Wonho balik, tanpa menjawab pertanyaan Seola.
"Di rumah? Kenapa, Mas?"
"Kirain lagi kencan sama si botak," ledek Wonho.
Seola langsung mengerucutkan bibirnya, mirip seperti bebek. Merajuk dengan cara lucu, membuat Wonho gemas dan ingin mengecupnya. Ya, seandainya mereka dekat. Tidak mungkin jika Wonho tiba-tiba mencium layar ponselnya, kan? Seola pasti akan berpikir, kalau kekasihnya itu mulai mengidap gangguan jiwa karena LDR.
"Plis ya, Mas! Aku males ngomongin dia. Denger namanya aja udah bikin badmood," ujar Seola.
"Jangan terlalu benci, La. Kalo tiba-tiba kamu cinta sama dia gimana?" Wonho kembali meledek Seola.
"Maaaaaaasss!!!" pekik Seola.
"Hahahahaha..."
Wonho tak bisa menahan tawanya saat melihat wajah jengkel Seola. Untung saja di ruangan ini tidak ada orang. Teman-teman kantor Wonho sedang pergi makan siang. Wonho sendiri lebih sering makan di kantor dengan memesan makanan melalui ojek online atau menyuruh office boy untuk membelikannya. Jika Seola sedang sibuk---tidak bisa menerima panggilan telepon---barulah Wonho ikut teman-teman kantornya makan siang bersama.
"Bercanda, La. Jangan ngambek gitu napa," ujar Wonho, masih dengan wajah meledeknya.
"Bodo!"
"Dih, ngambek. Ya udah, besok Mas nggak jadi beliin kamu gelang, nih," ujar laki-laki yang memakai kemeja hitam itu sambil menahan senyum.
Ekspresi Seola berubah antusias saat mendengar Wonho akan membelikannya gelang. Wonho yang melihat manik hitam itu berbinar-binar pun kembali tertawa. Ia bahkan mengangkat sedikit tangannya, lalu tersadar kalau yang ada di hadapannya itu adalah ponsel. Bukan Seola. Ya. Wonho reflek ingin mencubit pipi chubby Seola, tapi sayangnya itu adalat hal yang mustahil.
"Mas mau beliin aku gelang yang aku pengen waktu itu?" tanya Seola.
"Iya, Sayang. Nanti mas titipkan ke temen kontrakan, ya. Minggu depan dia pulang. Rumahnya masih satu kota sama Mas," jelas Wonho.
Seola terdiram. Sorot matanya berubah sendu. Seharusnya ia merasa senang, tapi kenapa hatinya malah kecewa?
"Kok, diem? Nggak suka?" tanya Wonho kemudian.
"Ng... Suka, sih," jawab Seola sangsi.
"Kok, diem?"
"Aku nggak pengen orang lain yang ngasih gelang itu ke aku, meskipun yang beliin Mas Wonho," kata Seola, mengutarakan isi hatinya.
"Terus?"
"Aku mau Mas Wonho yang ngasih langsung gelang itu ke aku."
Suasana pun berubah menjadi hening.
"La---"
"Aku bakal nunggu Mas pulang, kok. Aku sabar. Hehehe...," sela perempuan berponi itu.
Wonho tersenyum tipis. Suasana diantara Wonho dan Seola kembali mencair. Wonho kembali meledek Seola perihal si botak yang menyukainya itu. Tawa kembali mengisi ruang kantor yang kosong ini. Di saat Wonho berbicara kepada Seola, laki-laki itu melirik kalender yang salah satu tanggalnya diberi tanda love dengan spidol warna merah.
Tunggu aku ya, La.
•••••
7 Juli 2019
Masya'Allah, geemess gilak sama wonseola. Huhu... Rindu ♥️😢 Semoga ada keajaiban Yteen cb atau seola collab sama mas wonho 😢
KAMU SEDANG MEMBACA
Layang Kangen; Seola X Wonho ✔
Fiksi Penggemar[ Writing Challenge ] "Percoyo aku, kuatno atimu. Cah ayu, entenono tekaku." Layang Kangen = Surat Rindu Written by watermeyong