Bab 1

45 5 9
                                    

Seoul, Korea Selatan

Gumpalan salju putih masih menemani dinginnya kota Seoul. Sempurna menyelimuti kota itu dengan bola saljunya. Hanya terlihat beberapa orang berlalu lalang untuk menjalankan aktivitas mereka. Namun, banyak yang lebih memilih bergelut di atas kasurnya bersama selimut tebal mereka.

Namun, tidak untuk cewek cantik yang kini tengah mematut dirinya di depan cermin. Ya, dia adalah Muna. Terlihat Muna mengenakan jaket tebal dan syal biru kesayangannya. Dibiarkan rambutnya terurai di atas punggungnya. Ia tersenyum. Setelah merasa puas dengan penampilannya, ia beranjak keluar rumah. Menikmati indahnya kota Seoul dalam timbunan salju putih.

Muna berjalan menyelusuri jalanan kota Seoul. Meninggalkan jejak-jejak di atas hamparan salju. Tiba-tiba, Muna menghentikan langkahnya. Ia mendongakkan kepalanya. Membiarkan gumpalan salju menimpa wajah cantiknya.

" Muna-ya, " panggil seseorang yang suaranya sangat familier di telinganya. Muna menoleh, lalu terperanjat.

" Ha Na-ya!! " teriak Muna dan langsung melompat dalam pelukan Ha Na. " Bogoshipo, " pinta Muna dalam dekapan Ha Na.

" Aku juga, " ucap Ha Na. Mereka melepas pelukan.

" Kemana saja kau selama ini? Tega sekali kau meninggalkanku ke Paris, " Muna berlagak memasang wajah marah. Ha Na tertawa kecil.

" Mianhae, Muna-ya. Hanya sebentar, " Ha Na mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya. Membentuk huruf V.

" Hanya sebentar? Satu tahun sangat lama, Kim Ha Na, " Muna mendengus. Ha Na hanya tertawa.

" Mian, Muna-ya. " Ha Na mengukir senyumannya.

" Aku akan memaafkanmu. Tapi, ada syaratnya, "

" Syarat? "

" Ya, kita harus menghabiskan musim dingin ini untuk pergi ke Namsan Tower. " kata Muna. Ha Na mengangguk cepat.

" Arraseo. Aku mau, " jawab Ha Na. " Tapi, kapan? "

" Sekarang, " Muna segera menarik tangan Ha Na. Mengajaknya pergi ke Namsan Tower. Ha Na hanya mengikuti langkah Muna, sahabat terbaiknya. Disetiap langkah kakinya, Muna menitikkan air matanya. Setelah ini, ia akan merindukan Ha Na.

Merindukan semua tentang Seoul.

~~~

" Wow!! Indah sekali, " gumam Muna setelah sampai di puncak Namsan Tower. Seoul sangat indah dengan salju-salju cantik yang turun dari langit. Tak henti-hentinya Muna berdecak kagum menatap keindahan kota Seoul di musim salju.

" Seoul akan lebih indah ketika malam hari. Bahkan, di musim apapun. " jelas Ha Na. Muna menoleh ke arah Ha Na. Lalu, tersenyum.

" Seoul akan selalu indah. " ucap Muna. Mereka berdua tersenyum. Kemudian, mereka terhanyut dalam pikiran masing-masing. Muna segera memecah keheningan diantara mereka.

" Tak terasa kita sudah menjalani persahabatan ini lebih dari 2 tahun. " Ha Na mengangguk. Mengiyakan perkataan Muna.

" Aku masih sangat ingat ketika kau pertama kali bertemu denganku, " Ha Na terkekeh. Muna cemberut.

" Jangan bahas itu, Ha Na-ya! " tegas Muna. Namun, Ha Na tidak mendengarkan.

" Waktu itu kamu masih polos sekali. Berbahasa inggris saja kau tak bisa. Apalagi berbahasa korea, " lanjut Ha Na.

Senyum MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang