Bab 3

30 3 3
                                    

Matahari bangkit dari peraduannya. Kembali menyinarkan kehidupan di setiap celah-celah jendela rumah. Tak terkecuali, Muna.

Cewek itu masih tampak tenang di atas kasurnya. Membiarkan selimut menutup tubuhnya. Ketika Ibu meneriaki namanya, Muna segera beringsut pergi untuk menjalankan aktivitasnya.

Mulai dari membereskan tempat tidur, mandi, dan memakai seragamnya. Muna pun merapikan rambutnya, lalu memberi polesan bedak tipis di wajahnya. Tak lupa, ia pun memberikan sentuhan lips gloss pada bibirnya. Muna mematut dirinya di depan cermin.

" Perfect. " ucap Muna ketika ia melihat penampilannya. Ia bergegas turun ke bawah. Nampak Ibu dibantu Nenek dan Sinta tengah menyiapkan sarapan untuk keluarga. Ayah dan Ferro masih sibuk dengan perbincangan seru mereka. Muna pun segera menghampiri keluarga kecilnya.

" Pagi, semua. " sapa Muna.

" Eh, anak Ayah udah cantik. Mau kemana, sayang? " canda Ayah. Semua tertawa.

" Ya mau sekolah lah, Yah. " Muna pun duduk di kursi dekat Ayah. Kemarin, Ayah sudah menyelesaikan urusan kepindahan Muna. Dan, hari ini Muna bisa langsung masuk sekolah.

" Cepetan sarapan, Muna. Nanti telat, lho. " Ibu mewanti-wanti. Muna memakan roti berselai strawberry yang sudah disiapkan Ibu. Kemudian, ia menyeruput susu coklat buatan Sinta.

" Hari ini, Ayah anterin kamu ya. " gumam Ayah. Muna menoleh ke arah Ayah.

" Beneran, Yah? "

" Iyalah. Ini kan hari pertama princess Ayah masuk ke sekolah baru. " Ayah mengacak-acak rambut Muna dengan kasih sayang. Muna tersenyum bahagia.

" Udah selesai kan, makannya? Kita berangkat sekarang. " ujar Ayah. Muna mengangguk dan segera berpamitan kepada semua anggota keluarganya.

" Ibu, Nenek, kak Ferro, dan kak Sinta... Muna berangkat dulu ya. " pamit Muna. Semua tersenyum.

" Iya, Muna. Hati-hati ya. " balas Sinta.

" Semoga hari pertamamu menyenangkan ya, sayang. " doa Ibu. Muna tersenyum.

" Oh iya, Mun. Semoga cepet-cepet dapat gebetan. " perkataan Ferro itu spontan membuat yang lain tertawa. Muna hanya merengut.

" Udah ah, Muna berangkat dulu ya. Nanti terlambat. Assalamu'alaikum. " salam Muna. Setelah mendengar balasan salam dari orang-orang rumah, Muna beranjak ke halaman rumah. Nampak Ayah sudah siap dengan mobilnya. Muna pun masuk ke mobil dan duduk di kursi dekat kemudi.

" Udah siap princess Ayah? " tanya Ayah. Muna menganggum mantap.

" Kita berangkat, Yah. "

~~~

Tak butuh waktu lama, Muna sampai di sekolah barunya, SMAN Bina Bangsa. Ia pun segera turun dari mobil, lalu menatap Ayah.

" Ayah, Muna masuk ya. " ujar Muna.

" Mau Ayah anterin masuk? "

" Nggak usah, Yah. " jawab Muna lembut. Ayah tersenyum.

" Princess Ayah, kan mandiri. " lanjut Muna. Ayah mengelus lembut pipi Muna.

" Ya udah, Ayah berangkat kerja dulu ya. Nanti pulang mau Ayah jemput? " tawar Ayah. Muna menggeleng.

" Nggak usah, Yah. Muna pulang sendiri aja. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senyum MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang