3; Adik Ipar

782 154 39
                                    

"Tin! Tin!"

Noa dengan sigap melompat dari sofa ruang tv begitu mendengar seseorang membunyikan klakson mobil, pertanda meminta untuk dibukakan pagar.

Senyum manisnya udah siap menyambut orang tuanya yang baru datang dari urusan kerjaan mereka di luar kota.

Bahkan, bi Surti, si ART rumah tangga Noa sampai dilarang bergerak, biar pria itu saja yang melakukannya.

Namun, sial beribu ribu sial, bukan kedua orang tuanya, melainkan Manggala Hakim lah yang justru menampakkan eksistensinya.

Gala dari kejauhan tersenyum puas melihat si bungsu keluarga Kazama yang menatapnya malas. Hari kerja, nggak jarang suka ketemu di kantin karena satu fakultas. Masa liburan semester, harus ketemu juga sih sama si bleki?

"Hey, adik ipar." Sapa Gala.

Noa nggak berekspresi apa apa, tipikal dirinya ketika berhadapan dengan Gala. "Perasaan, gua kaga ada sixth sense tapi kok bisa liat setan dah?"

Senyum Gala spontan luntur. Mukanya berubah sama datar seperti Noa. "Brengsek."

Berikutnya, Noa terkekeh. Mengolok olok satu sama lain memang menjadi kunci utama kedekatan mereka.

"Ngapain sih lu ke sini?"

"Mau ngapelin lu." Jawab Gala asal, yang selanjutnya membuat Noa bergidik jijik. "menjemput tuan putri lah." Koreksinya kemudian.

Noa manggut manggut. "Oh, kirain menjemput ajal."

"Si anjing."

Kekehan kembali meluncur dari mulut Noa, sementara Gala memilih melewati pria itu, nggak mau terlibat percakapan lebih dengan si pemilik lambe kejam.

"Mau ngapain?" Cegah Noa, menarik tangan Gala.

"Apa sih nanya nanya mulu? Posesip bener, pacar juga bukan."

Noa buru buru melepas tarikan tangannya pada Gala, kemudian menghempasnya kasar. "Najis."

"Udah ah gua mau ke Mina."

"Tunggu sini aja napasi, ngapain coba lu masuk masuk kamar kakak gua, kalo dia lagi mandi atau ganti baju gimana?"

Gala terkekeh. Selalu lucu melihat Noa yang cuek dan kejam kalau bicara dengannya tapi bakal berubah posesif ketika menyangkut kakak perempuannya.

Padahal nggak mungkin juga Gala dengan lancang masuk kamar Mina tanpa ketuk pintu dan bertanya lebih dulu.

"Ya bagus lah." Sahut Gala iseng.

"Bagus gigi lu gendut."

Tawa Gala kini lepas, tangannya terarah ke pucuk kepala Noa, kemudian mengacak rambutnya yang mulai gondrong itu dengan brutal.

"Maksudnya apa nih tangan kotor lu nyentuh nyentuh kepala gua?"

"Eh, lu tuh ngapa sih kalo ketemu gua marah marah mulu?"

Noa terdiam beberapa detik, sampai akhirnya buka mulut lagi.

"Kaga tau. Biar rame aja."

Les Contraires - Mingyu, MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang