1; Kamis Pagi

1.4K 197 37
                                    

Gala selalu suka bagaimana Mina merawat dirinya ketika ia berada di saat terendah atau sedang sakit.

Dari tatapan mata khawatirnya, usapan lembut di kepalanya, pelukan hangat yang selalu diberikan untuk mengurangi beban yang Gala rasakan, dan jangan lupakan masakan enak gadisnya yang selalu berhasil membuat Gala kagum setiap harinya.

"Hey." Sapa Mina sambil menyisir rambut Gala dengan jemarinya.

Gala nggak menyahut, dirinya masih betah membenamkan kepala pada meja makan kosan Mina. Nggak kuasa menahan kantuk.

Mina menatap pacarnya prihatin, pasti urusan himpunan lah yang membuat Gala menjadi se-drop ini.

"Semalem selesai jam berapa?"

"Jam 3." Gumam Gala di sela tumpuan tangannya.

Mina mengangguk, nggak kaget. "Sempet tidur kan?"

"Cuma 15 menit." Gala mengangkat wajah, beralih menatap gadisnya dengan mata setengah terbuka.

"Hah? Kamu punya waktu lumayan banyak loh buat istirahat sebelum ngampus, dipake buat ngapain aja?"

"Niatnya abis nyebat sebatang mau tidur di kosan June tapi kata dia ntar aja si lemah bet jam segitu udah tidur. Eh malah keterusan. Akibat pergaulan bebas June nih yang, aku jadi kebawa." Jelas Gala, diikuti candaan di akhir kalimatnya.

"Nggak usah nyalahin orang. Kalo kamu emang bijak sama sedikit waktu yang kamu punya, pasti kamu bakal manfaatin itu untuk tidur."

Gala ceming.

"Iya sayaaaanggg maaf, harusnya aku ke kosan kamu aja ya? Tidur sama kamu, enak hehehe."

"Ngapain minta maaf sama aku? Minta maaf sama diri sendiri lah karena udah maksa badan kamu untuk beraktifitas yang nggak penting padahal capek." Sahut Mina kemudian beranjak dari ruang makan.

Gala menghela napas.

Tanpa Mina bicara begitu pun Gala sadar kesalahan yang ia buat pagi ini.  Gala jelas tahu, butuh waktu selama mungkin untuk pria itu tidur, tapi dirinya memang kadang terlampau remeh pada kesempatan kecil yang diberikan.

Gala masih bertahan di tempatnya, tanpa ada niat menghampiri gadisnya yang entah sedang apa sekarang. Pria itu kini menghakimi diri sendiri karena berani beraninya membuat Mina bete di Kamis pagi.

"Goreng nugget sama sosis aja gapapa kan?"

Tiba-tiba Mina menunjukkan eksistensinya kembali. Hal itu tentu membuat Gala bingung sekaligus senang.

Ini cewek gua kagak marah kan berarti?

Pikirnya.

Karena otaknya masih belum berfungsi dengan baik akibat rasa kantuk yang mendominasi, butuh beberapa detik untuk Gala mencerna pertanyaan Mina.

"Hah?"

Tapi meski udah mikir pun, cuma respon itu yang pria itu berikan.

"Buat makan kamu. Gapapa ya, Ga? Aku belum belanja lagi soalnya."

Mendengar kata makan, Gala buru buru bangkit, hendak menghampiri gadisnya.

"GAPAPA BET SAYANG!!!" Serunya heboh karena laper bet woy, di kosan June nggak disuguhkan apa apa selain rokok sama kopi, ditawarin makan sih, nasi sama garem tapi.

"Nggak usah teriak teriak!" Sungut Mina.

Gala cuma terkekeh, matanya kini menatap Mina yang sedang mengatur makanan di kotak bekal. Pria itu nggak akan pernah berhenti bersyukur pada Tuhan karena telah menitipkan gadis sehebat, sesabar, dan sepengertian ini pada dirinya.

Tangan Gala kini terulur memindahkan helaian rambut Mina yang terjuntai bebas dan mulai mengganggu penglihatan, kemudian beralih mengusap kepala gadisnya sayang.

"Makasih ya."

Mina mengangguk, lantas memberikan kotak bekal itu pada Gala.

"Makannya di mobil aja ya, takut telat."

"Lah kan aku nyetir, disuapin dong berarti?"

"Eh bentar." Sahut Mina, teringat sesuatu. "kuncinya mana? Biar aku yang bawa, kamu masih teler." Gadis itu pun menengadahkan tangan.

Gala masih senyum senyum, bukannya menyerahkan kunci yang diminta, pria itu justru memepetkan tubuhnya pada Mina, menangkup wajah gadisnya gemas, lantas memberikan ciuman singkat di dahi dan bibirnya.

"Sayang banget aku sama kamu."

Yang dicium pun terpaku sebentar, mempertanyakan kewarasannya.

。。。


GENGS GIMANAAAAAAAAAA

AKU SI UDAH GILAAAAAAAA

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

WKWKWK BACOT BET TAE

Les Contraires - Mingyu, MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang