7; Dreamy

733 145 31
                                    

Hari itu, Gala betulan menebus dosanya dengan membawa Mina ke berbagai tempat, mulai dari IKEA, tempat makan, toko baju, bahkan toko buku.

Ke IKEA sebetulnya cuma foto foto. Nggak ada pula bingkisan belanja baju, atau buku yang Mina bawa pulang meski Gala menyuruhnya mengambil beberapa.

Mina menolak, selain karena nggak terhitungnya barang yang udah Gala berikan, dibanding membuatnya semakin menggunung, gadis itu lebih memilih untuk menikmati momen bersama Gala, sekaligus menunggu-nunggu, effort apa yang akan pria itu berikan untuk kembali membuatnya tersenyum.

Hari semakin malam, dan Mina semakin dibuat bingung oleh isi kepala Gala. Dipikirnya, toko buku merupakan destinasi terakhir untuk dikunjungi sebelum akhirnya pulang.

Tapi, mengunjungi gedung tinggi di Jakarta? Yang jumlahnya belasan lantai itu? Di jam sepuluh malam?

Mau ngapain coba?

Mina mengekor, nggak banyak protes. Kakinya sebetulnya pegal karena dipakai berjalan seharian, tapi gadis itu penasaran.

"Mau kemana sih kita?" Tanya Mina, begitu keduanya mulai memasukki lift.

Gala menolehkan kepala, diikuti sudut bibirnya yang terangkat ke atas, setelah sebelumnya memencet nomor teratas dari gedung ini.

"Ke rooftop."

Ngomong-ngomong, gedung dengan sepuluh lantai ini merupakan properti perusahaan Ayahnya. Jadi, nggak usah heran mengapa Gala bisa bebas mendatanginya.

"Ngapain?"

Gala menolehkan kepalanya lagi, kemudian dua jarinya ia posisikan di depan bibir, sebagai gestur menghisap lintingan nikotin.

"Nyebat manja."

"Mau aku pukul kamu?" Sahut Mina galak.

"Hahahaha tenang tenang, rencananya sih mau stargazing." Koreksi Gala, "sambil nyebat." Lanjutnya iseng, yang kemudian bahunya benar benar dipukul oleh Mina.

Gala mengaduh, pura-pura kesakitan.

"Nggak ada ya kamu ngerokok kalo lagi sama aku." Ancam Mina, "kalo bisa, selamanya nggak ada ngerokok ngerokok. Lagian nggak sayang apa, duit dan paru paru kamu dibakar sama benda itu?"

"Iya juga ya. Daripada bakar duit sama paru paru, mending bakar rumah.... tangga orang nggak sih?"

Kesel.

Seharusnya Mina sadar, Gala tuh tabiatnya kalau nggak bikin malu, ya bikin kesel doang.

"Aku keliatan lagi bercanda nggak sih?"

Gala terpaku beberapa detik akan intonasi suara Mina yang mendadak ketus, sampai akhirnya pria itu beralih menangkup wajah gadisnya, menguyel-uyel pipi chubby itu dengan cara yang nggak manusiawi.

"Ih, pemarah!" Ledek Gala.

"Jelas aku masih marah sama kamu ya Ga, inget nggak, apa yang udah kamu lakuin kemarin? Perlu aku ungkit lagi biar kamu sadar?" Sambar Mina, masih dengan bibir yang mengerucut, karena jemari Gala menjepit pipinya.

Les Contraires - Mingyu, MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang