Bogor, 2009
Apa yang kalian tau tentang bogor? Dingin? Sejuk? hujan? Atau puncak?^^
Di kota tersebutlah seorang Arinda Costa dilahirkan, ia adalah remaja berdarah jepang dan sunda. Sungguh perpaduan yang sangat luar biasa bukan?
Ari adalah sapaan didalam keluarga dan sahabat-sahabat terdekatnya, ia memang sosok remaja yang sedikit introvert dan super duper pemilih. Tidak heran jika ia hanya berteman dengan segelintir orang saja.
Selama satu tahun penuh menyandang status sebagai siswi SMP Pelita Harapan, arinda sama sekali tidak mengenal yang namanya sosok teman, sampai pada waktu kenaikan kelas ia bertemu dengan sosok remaja bernama Agatta Putri. Hampir siswa seantero sekolah tau dengan sosok Atta yang notabene memang kental dengan pergaulan "nakalnya". Mulai dari sering bolos sekolah, mengoleksi film dengan berbagai adegan dewasa, merokok, dan sering pulang malam dengan kekasihnya. Dan disitulah segala hal yang berbau perubahan pada Arinda Costa mulai dirasakan...
Atta memang badgirl, tapi entah kenapa Arinda merasa nyaman bergaul dengannya...Satu sikap Atta yang arinda suka dan salah satunya adalah Atta itu gak "munafik"...
Selama dua semester mereka dekat dan persahabatan mereka terjalin begitu saja, sampai akhirnya mereka berdua naik ke tinggat 3, dan mereka kembali bertemu dikelas yang sama...Di kelas tersebut Atta bertemu dengan teman-temannya ketika di tingkat 1. Mereka adalah Yura ( Ara) dan Rosa (Oca). Dan anggota kaum badgirlpun makin bertambah...
Sampai pada akhirnya mereka dihadapkan dengan segala macam persiapan ujian kelulusan yang tetap dibumbui dengan kenakalan-kenakalan khas mereka...Dan tepat hari ini yang seharusnya mereka sedang merayakan acara perpisahan sekolah mereka, tapi entah kenapa tiba-tiba ada hal konyol yang keluar dari otak seorang Agatta Putri, dan disinilah mereka sekarang...
"Ri...cepetan...nanti keburu ketauan guru...!" Teriak Agatta, Yura dan Rosa berbarengan yang sudah berhasil lolos memanjat pagar sekolah sedang bersungut-sungut dibalik pembatas besi antara halaman belakang sekolah dengan halaman masjid yang memang jarak antara kedua bangunan tersebut sangat berdekatan.
"Yah ta...ini tinggi banget...kalo rok gue sobek gimana?" Tinggal arinda yang belum berhasil memanjat pembatas besi tersebut, sedang mengambil ancang-ancang dan menaikan rok birunya.
"Pelan-pelan dong ri, sini tas lu lempar dulu..." sahut yura dengan suara cekikikan khasnya.
Baru setengah pagar yang dipijak arinda, tiba-tiba ada lengan kokoh yang menarik sebelah kakinya...
Tiba-tiba arinda terlepas dari pagar dan BRUUKK...tubuhnya terjatuh tepat diatas tubuh seseorang yang menarik kakinya...
Seketika mereka terdiam, dan ada perasaan aneh yang arinda rasakan, keras dibawah punggungnya...Satu detik, dua detik sampai 5 detik Arinda seketika tersadar dari pikiran absurdnya...tanpa babibubebo ia langsung bangun dan menatap tajam ke arah sosok laki-laki yang masih terdamar diatas rumput tersebut...
"Ibra??? ngapain kamu ada disini?" Teriak Arinda dengan wajah terkejut dan absurd karna masih mengingat sesuatu yang "keras" beberapa detik yang lalu...
Dengan wajah malaikatnya Ibra perlahan bangun dan sedikit memiringkan senyumannya...
"Kakak mau kemana? Acara pensinya belum selesai kak..." Dengan tenang Ibra sang ketua OSIS memergoki Arinda and the gang yang hendak kabur entah kemana...
"Ih Ibra...udah sana...Kita berempat mau cabut, acara pensinya basi tau nggak?" Dengan berlaga sok garang Arinda mengusir sang Adik kelas yang berkarismatik tersebut, tapi entah kenapa mata Arinda tiba-tiba terfokus pada satu titik, dimana dengan melihatnya saja sudah membuat pikiran Arinda mendadak liar...
"Gak bisa kak, acaranya masih banyak dan sebagai ketua pelaksana aku harus memastikan kalau tidak ada Siswa/i yang keluar sekolah sebelum acaranya selesai." Dengan panjang kali lebar kali tinggi sang Ketua Osis tampan tersebut masih tenang berbicara dengan Arinda sang gadis intovert yang mendadak absurd tersebut...
"Ih...lagian kenapa kamu pake acara narik kaki aku segala sih? Untung barusan badan aku gak langsung nyium tanah..." Arinda mulai geram tapi masih dengan pikiran absurdnya...
"Maaf kak, tapi ini udah jadi kewajiban aku disini...lebih baik kakak masuk lagi ke dalem yuk..." Tiba-tiba tangan mulus Arinda di tarik dan dituntun begitu saja untuk masuk kembali ke acara pensi...Dan Arinda sama sekali tidak menolak hal itu, manis bukan? ^^
Dan setelah melihat adegan tersebut, Atta, Ara dan Oca memilih mengalah dan menaiki pagar kembali...
Mungkin itu semata-mata untuk menjaga kesetiakawanan keempat remaja tersebut...dan alhasil merekapun gagal kabur....
.
.
.
.
.
.
.
Hello my awsome reader...(biar kaya author senior. Ahaha...) semoga ceritanya masih enak dan nyambung untuk dibaca yaaa...Dan dengan dunia baru ini aku betul-betul pengen tau rasanya berinteraksi sama reader-reader yang udah mampir di sini...Jika berkenan silahkan komen dan tekan bintang ya...^^