Chapter 2 - Touch Me Again?

1M 6.4K 3
                                    

Suara burung yang saling bersautan terdengar samar-samar dari luar kaca jendela apartemen. Waktu menunjukkan pukul lima lewat lima pagi. Udara pagi kota metropolitan yang sibuk ini terasa masih sejuk. Belum bercampur dengan panasnya sinar matahari dan asap kendaraan. Sebagian besar insan mungkin sudah ada yang terbangun. Sekadar sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja, atau sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah sekolah. Bahkan mungkin, ada juga yang sedang berdoa di waktu sepagi ini.

Berbeda sekali dengan Vino. Semalam Vino memang tidur. Tubuhnya dirundung rasa kelelahan, akibat percintaan panasnya yang terasa begitu nikmat dengan perempuan yang begitu dicintainya. Setelah merasakan nikmatnya surga dunia yang membawanya terbang sampai ke awang-awang, Vino akhirnya jatuh terlelap. Namun tidak lama. Hanya tiga jam Vino tidur sebelum akhirnya bangun lagi. Termakan oleh pikiran-pikirannya sendiri. Sisa waktu yang seharusnya Vino gunakan untuk tidur, malah  dihabiskannya untuk berpikir .. terus berpikir sepanjang malam.

Vino gelisah. Tubuhnya tidak bisa diam, terus berganti posisi dan bergerak tak menentu di atas ranjangnya. Mulai dari tidur menyamping, telentang, sampai akhirnya Vino memutuskan untuk duduk bersandar saja di depan kepala kasurnya. Jika tidak ada Irene yang sedang terlelap di sampingnya, Vino pasti sudah menyalakan sebatang rokoknya sekarang. Menghirup nikotin terkadang memang mampu membuat Vino merasa sedikit lebih tenang.

Tanpa sadar, kegelisahan Vino akhirnya membuat Irene terbangun dari tidur cantiknya. Siapa juga kan yang bisa tidur nyenyak di samping orang yang bergerak-gerak terus? Irene membuka kedua mata indahnya perlahan. Padahal Irene masih merasa ngantuk sekali. Dan jika bukan karena Vino, Irene pasti tidak akan bangun sekarang. Maklum, Irene Mariana memang bukan tipikal 'morning person' alias orang yang rajin bangun pagi.

"Kamu nggak tidur?" tanya Irene dengan nyawanya yang baru terkumpul setengah.

Bukannya menjawab pertanyaan Irene, Vino malah minta maaf. Vino mengelus pipi mulus Irene dengan jari-jari tangannya, "Maaf ya, gara-gara aku kamu jadi kebangun."

Irene tersenyum manis, "Nggak apa-apa." Irene kembali bertanya, "Ada masalah?"

Kali ini Vino sama sekali tidak merespon. Karena sudah tidak bisa tidur lagi, Irene akhirnya memutuskan bangun dari ranjang tempat tidur Vino. Meskipun nyawanya masih tertinggal setengah di antah berantah, Irene sadar betul kalau kausnya dirobek Vino tadi malam. Reflek, Irene langsung berjalan menuju lemari pakaian Vino, mengambil sebuah kaus oblong hitam bertuliskan 'Hard Rock FM Bali' milik Vino yang terlihat begitu kebesaran di tubuh mungilnya, lalu mulai mengenakannya. Meskipun kausnya kebesaran, tapi hal ini malah menguntungkan buat Irene, karena Irene jadi tak usah repot-repot pakai celana lagi. Toh kaus kebesaran itu sudah menutupi tubuhnya sampai sebatas paha.

Tanpa banyak omong, Irene langsung berjalan santai menuju dapur apartemen Vino. Mulai sibuk menyiapkan sarapan, atau apapun yang bisa dimakan dan dijadikan sarapan. Apartemen memang Vino berbentuk studio. Kamar tidur, ruang tamu, dapur sampai ruang makan, semua berada di satu ruangan. Kecuali kamar mandi tentunya. Terpisah sendiri. Terlihat sumpek memang, tapi kalau harga sewa per bulannya jauh lebih murah, kenapa tidak.

"Kamu punya makanan apa?" tanya Irene sambil menggeledah kulkas kecil yang tergeletak persis di pojok apartemen Vino.

Vino, yang daritadi masih duduk di atas ranjangnya, tak bisa berhenti memandangi perempuan yang begitu dicintainya itu. Bagaimana tubuh mungilnya bergerak sibuk ke sana ke mari. Bagaimana kaus hitam miliknya yang terlihat begitu kebesaran itu menutupi tubuh mungilnya. Rambut coklat panjangnya yang masih terlihat sedikit acak-acakan. Wajahnya yang terlihat sedikit pucat karena baru bangun tidur. Ah, dan jangan lupa juga bahwa Irene tidak memakai bra ataupun panties untuk menutupi daerah pribadinya. Benar-benar polos, hanya kaus kebesaran milik Vino yang menutupi tubuh indahnya.

Gairah Cinta [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang