Farah membaring kan tubuh nya di kasur dengan wajah nya yg di tutupi bantal yg membuat tangisannya tak terdengar sampai luar. Mungkin hanya ia dan Tuhan lah yg dapat mendengar tangisan dan isakanya itu.
Jam 20:00 saat nya makan malam, tapi Farah yg biasanya cepat-cepat turun untuk makan tidak terlihat juga membuat Sinta-ibu Farah khawatir.
Mamah nya pun menghampiri kamar putrinya itu,karna sangat gusar,dari tadi sejak sore ia tak keluar dari kamar.
Mamah nya sampai di pintu kamar, di ketuk nya pintu itu.
"sayang buka ini mamah, kamu kenapa? Ayo turun kita makan nanti papah nunggu lo"
tak ada jawaban
"sayang"
"iyaa"kali ini di jawab,tapi dengan sedikit isakan tangis.
"buka mamah mau bicara"
Terbukalah pintu oleh gadis yg di panggil, tapi penampilan nya tidak seperti biasa, ia terlihat sangat tidak semangat.
"kamu kenapa?"tanya sinta dengan membawa anaknya kembali ke dalam kamarnya dan mendudukan nya di pinggir kasur.
Menggeleng, Farah hanya menjawab dengan itu, karna rasanya ia tidak dapat bicara selepas kejadian tadi sore.
"yakin"hanya mengangguk
"sama Raka?"tanya mamahnya, memang tadi Farah memberi taukan Sinta-mamahnya bahwa ia akan bertemu dengan Raka,jadi mamahnya bertanya dengan menyangkut kan nama Raka di kalimatnya.
Seketika mendengar itu, Farah langsung memeluk mamahnya dengan kencang yg cukup membuat air matanya membasahi baju sang mamah.
Terisak, itulah keadaan Farah setelah ia berhenti menangis dan tidak lagi memeluk mamahnya.
Farah menceritakan semuanya tentang apa yg terjadi tadi sore yg membuatnya tidak keluar kamar bahkan ia tidak mandi sejak sore.
"jadi ini nih anak mamah?"tanya mamah nya.
Farah hanya mengernyitkan dahi nya mendengar tata kala mamah nya bertanya seperti itu setelah mendengar ceritanya tadi.
"nagis,gak keluar kamar,di tambah gak mandi lagi"kata dengan melihat penampilan anak semata wayang nya ini.
"maksud mamah? "tanya nya kepada sang mamah dengan tatapan bingung.
"yg mamah tau"kata mamahnya dengan memegang kedua pundak putrinya. "kamu akan selalu berusaha dapetin apa yg kamu mau,termasuk yg ini"
Setelah mendengar itu Farah sedikit sadar, untuk apa dia menangis karena tidak mendapatkan seorang yg ia sukai. Toh dia bukan seperti seorang cewek pada umumnya yg menangis karna tidak mendapatkan cintanya,tapi dia akan terus.
BERJUANG
Lagi pula Raka tidak bilang kalau dia menolak karna tidak mencintainya,berarti itu artinya ia punya kesempatan untuk membuat hati Raka luluh untuk dirinya.
🎑🎑🎑🎑
PAGI, seperti hari biasa Raka,Malik,Ali,dan Rendy berada di parkiran, tapi hari ini jadi mood kurang baik untuk Raka karna ia masih memikirkan bagaimana keadaan Farah kemarin begitu sedih saat Raka akan pulang di tambah Raka juga tidak mengantarkanya pulang sebab Farah menolak nya untuk mengantarkannya.
"woy, bengong aja lo?"tanya Malik kepada Raka dengan menyonggol tangan kiri Raka.
"apaan sih!"kata Raka ketus
"kenapa lo?"tanya Ali tetapi tetap melihat layar ponselnya.
Raka menjawab dengan gelengan dan kedua orang yg tadi bertanya hanya saling tatap satu sama lain.
"eh, gimana kemarin?"pertanyaan itu muncul dari seorang Malik yg memang merupakan teman yg paling kepo diantara teman Raka yg lainnya.
Sadar akan pertanyaan Malik,Raka memilih berlalu meninggal kan mereka di parkiran dan Rendy hanya mengedikan bahu saat Malik menatapnya seakan ia tau bahwa Malik akan beranya padanya.
"tolak atau terima sih?"tanya Malik dengan melihat punggung Raka yg mulai menjauh.
"kepo banget sih lo"ketus Rendy
"gue kan cuma nanya"kata Malik membela.
"ya tapi, lo kepo"jawab Rendy dengan nada dinginya.
"hidup-hidup gue,kenapa lo yg sewot?"
Di parkiran mulai terjadi adu mulut antara Rendy dan Malik, lalu Ali dia hanya sibuk dengan ponselnya tanpa berniat untuk melerai adu mulut sahabatnya. Sadar bahwa mulai semakin panas antara pertikaian nya dengan Malik, Rendy memilih untuk mengalah dan meninggalkan Malik dan Ali di parkiran.
"emang gue nanya salah yah?"tanya Malik polos dan hanya di jawab dengan kedikan bahu dari Ali tanpa menoleh.
"ngomong sama lo tuh, kanya ngomong sama TEMBOK tau gak?"kata Malik dengan menekan kan kata tembok.
"Sama. Sama. Gak. Jawab"kata Malik dengan sedikit penekanan di setiap katanya.
"serah"jawab Ali enteng dan Malik hanya melipat tangan nya di depan dada.
Dalam keheningan itu, tiba-tiba dari belakang ada seseorang yg mengagetkan mereka,membuat kedua orang itu kaget dan mereka pun berbalik melihat siapa yg berani mengagetkan mereka pagi -pagi begini.
"Heh, lo bisa ga si ga ngagetin"kata Ali ketus.
"Tumben di jawab,panjang lgi,biasanya juga cuma gini"kata Malik sambil memperaktekan kedikan bahu yang biasa Ali lakukan
"kenapa jadi berantem sih"kata yg mengagetkan
"Loh si ngagetin,jadi kan gua repleks buat ngomong panjang"kata Ali
"Yaelah ngirit banget lo kalo ngomong"Kata Dama
"Iya Tuh"
Ali hanya diam dengan mengutak atik hp nya kembali
"Eh Raka ama Rendy Mana?"Dama bertanya
"Udah duluan"jawab Malik
"Tumben Ga Bareng?"
"Itu gara-gara Malik, Raka ama Rendy jadi duluan"kata Ali tanpa melihat kedua orng itu
"Maksudnya apaan sih, Gua ga ngerti"
"Tadi gua tanya,Tolak atau Terima?"Dama hanya membalas dengan kata"Oh"saja,tanpa diberitahu pun Dama sudah mengerti apa yang di maksud oleh temannya ini
"Tolak!"kata Dama tiba² membuat kedua cowo itu menatapnya
"so, toy lu!Darma Nasution"kata Malik dengan mengatakan itu tepat di wajah tampan nya Dama
Dama kemudian membisikan kepada kedua temanya tentang yg ia lihat kemarin,yg dimana ia melihat Farah sedang menangis di Halte saat ia mengantar kan Pacarnya yaitu Amara ke supermarket untuk membeli cemilan, tapi saat ia ingin menghampiri Farah,dia sudah naik taxi dengan melaju cukup cepat. Jadi, ia tidak mengejarnya di tambah Amara belum selesai dengan belanjaanya,tidak mungkin kan ia meninggalkan pacarnya itu.
Malik dan Ali hanya saling tatap saat setelah mendengar cerita dari Dama.
"udah lah ayo kita ke kelas, nanti telat"ajak Dama membuyar kan tatapan mereka dan dengan merangkul pundak keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Sebuah Kenangan
RomanceSeorang lelaki yg bernama Raka Arumananto Wijaya ,laki² yg begitu sempurna menurut para kaum Hawa dan ia adalah sesosok sahabat yg mengerti menurut para sahabatnya itulah yg dipergambarkan dari sosoknya Tapi Mereka tak tau saja ada sesuatu yg ada...