BRAKKK!
"Eh, anying!?" umpat Anneth yang berhasil membuat perhatian seisi kantin beralih kepadanya.
Bagaimana tidak? Anneth yang sedang enak-enaknya menyeruput bubble date, tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Binkka yang kamvret nya menggebrak meja cafetaria sambil menatap Caca tajam. Namun, memang dasarnya sikap Caca itu yang suka membuat orang lain kesal, jadi ia lebih memilih bersikap pura-pura tidak terjadi apa-apa.
"Lo ngapain sih!? Tiba-tiba datang trus gebrak meja!" tanya Anneth garang.
Bukannya menjawab, Binkka malah merespons pertanyaan Anneth dengan cara memutarkan bola matanya malas, dan langsung duduk di sebelah Enggar sambil mencomot roti churros milik sepupunya itu.
"Enak banget ya lo, datang-datang gebrak meja dengan alasan yang nggak jelas, trus barusan ditanya Anneth lo kagak jawab, dan sekarang seenaknya lo nyomot makanan gue," ucap Enggar panjang lebar, heran dengan sikap sepupunya yang bisa dibilang kekanak-kanakan.
Mendengar pernyataan Enggar barusan, Binkka langsung tersenyum lebar dan kembali mencomot salah satu roti churros milik Enggar. Melihat sikap Binkka yang seperti itu membuat Delon mengerjap heran.
"Heran gue sama lo Bi, kalo lagi marah aja harus ada obat khususnya supaya marah lo bisa reda," Delon berdecak kagum.
"Apaan deh obatnya?" Avran ikutan nimbrung.
"Makanan," jawab Delon polos.
"Pffttt." terdengar suara tawa yang tertahan di sebelah Avran setelah jawaban polos yang terlontar dari mulut Delon.
Binkka yang mendengar suara tertahan yang sepertinya ingin menertawakannya menoleh, dan mendapati seseorang yang membuat kekesalannya yang sempat hilang muncul lagi.
Aqsal, orang yang hampir saja mendapatkan amukan ganas Binkka, jika saja ia tidak berhasil menahan tawanya. Enggar yang melihat Binkka menatap garang ke arah Aqsal langsung mengambil garpu dan menancapkannya pada roti churros miliknya, lalu mengarahkan roti churros itu pada mulut Binkka, bermaksud untuk meredakan amarah Binkka seperti yang dikatakan Delon tadi.
"Aaa," ucap Enggar seperti menyuapi anak kecil.
Binkka yang notabenenya maniak makanan, langsung memakan roti churros yang disuapi Enggar dengan sedikit ganas.
"Dihh, kagak jadi marah lo?" cibir Anneth.
"Ckck, salut gue sama tuh makanan." ucap Delon dramatis.
※ ※ ※ ※ ※ ※
Pukul 13.30, itu artinya tiga puluh menit lagi seluruh warga PHS baru diperbolehkan untuk pulang. Dengan tampang yang sangat tidak berminat, Aqsal menatap bosan ke arah Miss Karin yang tengah menjelaskan teknik mengambil nafas yang baik ketika bernyanyi.
Sedangkan Binkka, sudah pasti ia lebih memilih focus kepada Miss Karin, dari pada meladeni setiap pertanyaan yang dilontarkan Aqsal sedari tadi. Yang namanya manusia pasti ada saatnya ia akan lelah bukan? Begitu pun yang dirasakan Aqsal, ketika melihat jawaban Binkka yang selalu singkat, bahkan tidak dijawab membuat Aqsal pada akhirnya menyerah dan memilih untuk diam.
Waktu yang rasanya begitu lamban untuk berputar, akhirnya berlalu dengan sorak sorai gembira seantero PHS. Tanpa dikomandoi lagi, Miss Karin mengakhiri pembelajaran pada hari ini kemudian meninggalkan kelas.
Lain hal nya dengan Binkka, dengan sedikit tergesa-gesa ia memasukkan seperangkat alat tulisnya ke dalam tas dan sesekali mencek ponselnya. Hal itu lantas membuat Aqsal yang memperhatikannya terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
semicolon;
Teen Fiction"Sempatkah kami ditukar ketika masih kecil? Menurut gue, alasan kalian benar-benar konyol"