Seperti biasa, pukul 07.12 Binkka menginjakkan kakinya di gerbang sekolah sambil mengunyah permen karet. Tubuh mungilnya yang dibalut dengan jaket denim serta jepitan rambut lucu berbentuk pita yang bertengger dirambutnya, membuat siapa saja yang melihatnya menjadi gemas. Dengan langkah bak seorang model, Binkka melewati lapangan sekolah menuju ke kelasnya sambil menatap lurus kedepan dan terus mengunyah permen karet yang setia berada di dalam mulutnya, kemudian sesekali Binkka memainkan permen karet tersebut hingga menjadi sebuah balon kecil yang tergantung dimulutnya hingga terdengar bunyi letusan kecil dari mulut Binkka.
Tujuh langkah lagi untuk tiba di kelasnya, tapi mata Binkka teralihkan untuk melihat seorang wanita yang tepat berada di gerbang PHS. Posisinya yang sedang menyender di sisi pintu pengemudi mobil, menggunakan dress berwarna coklat susu, serta teropong hitam kecil yang sedang ia genggam menempel sementara dimatanya untuk memeperhatikan Binkka agar lebih jelas dari kejauhan.
Merasa sedikit tertantang, Binkka terus balas menatap wanita itu dengan datar dari lantai dua sekolahnya sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada. Kemudian Binkka sedikit memeringkan kepalanya ke kanan dan mengangkat satu alisnya seolah-olah berkata, "Diam-diam mengawasi saya huh?"
Mendapatkan hal itu, wanita berkepala empat itu langsung menurunkan teropong kecil hitamnya dari matanya kemudia bergumam, "Sepeka itukah dia, aku benar-benar terkejut melihat perkembangannya."
Kembali wanita itu menatap Binkka dari kejauhan kemudian tersenyum kecil kepada Binkka, dan hal itu tidak luput dari sepasang mata Binkka hingga wanita itu memasuki mobilnya dan melaju meninggalkan PHS.
"Ngeliatin apaan lo? Serius amat." Seseorang memecahkan lamunan Binkka.
Binkka balas menatap lawan bicaranya, kemudian menggeleng pelan.
"Gue belum sarapan, laper nih." Ungkap Binkka. Sontak Enggar langsung memutar bola matanya malas dan menarik tangan Binkka menuju cafetaria PHS.
Cih, berani-raninya lo nampakin wajah lo ke Binkka! Batin Enggar menahan amarah.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Rasa bosan melanda Binkka kali ini, bagaimana tidak, sedari tadi kegiatan kelas belum dimulai alias jamkos dikarenakan para guru sedang mengadakan rapat untuk suatu event yang akan diadakan di PHS dalam waktu dekat.
Kesal dengan suran bising yang mengganggu indra pendengarannya, Binkka lebih memilih melangkah keluar kelasnya dan melihat-lihat sekitar. Seketika, matanya pun terkunci oleh sekelompok orang ramai yang berada di lapangan PHS.
Memperhatikan dari jauh, Binkka bisa melihat Anneth dari sekelompok orang itu sedang melakukan battle dance bersama para siswa siswi PHS. Senyum tipis pun terbit dibibir indah Binkka, merasa tertarik dengan apa yang dilihatnya.
Ikutan ah.
Dengan perlahan Binkka menuruni anak tangga sambil mengambil masker hitam yang berada di saku jaket denimnya. Kemudian menyangkutkannya ke kedua telinganya yang membuat area hidung sampai dagu Binkka tertutup oleh masker itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
semicolon;
Teen Fiction"Sempatkah kami ditukar ketika masih kecil? Menurut gue, alasan kalian benar-benar konyol"