Prolog

1K 106 16
                                    

Aku masih diam mematung menatap pintu masuk kafe ini. Sudah 2 jam sejak kafe ini buka tetapi seseorang yang aku tunggu tidak memunculkan batang hidungnya sama sekali.

Biasanya ia akan datang pada saat satu jam setelah kafe ini buka, tapi mengapa sampai saat ini ia tidak datang? Apa ia sudah bosan dengan suasana kafe disini?

Aku menghela nafas pelan dan membenarkan apron hitam yang saat ini sedangku pakai.

Ting...

Suara pintu terbuka membuatku mendongkak dan menatap kearah pintu masuk. Akhirnya seseorang yang sedari aku tunggu kini memasuki kafe dan berjalan menghampiriku.

Senyumku seketika mengembang dan bersiap berdiri didepan meja kasir saat ini.

"Aku pesan--"

"Apple strudel dan juga segelas susu coklat dingin dan jangan lupakan tambahan whip cream di atas nya." ucapku.

Aku memang sudah hapal apa yang selalu ia pesan setiap hari dan itu memang tidak pernah berubah selama 6 bulan ini.

Dia terkekeh geli kemudian mengangguk menyetujui ucapanku.

"Kau sudah hapal ternyata apa yang selalu ku pesan, Park Jimin" ucapnya

"Eiyyy~ Kau selalu memesan itu setiap hari. Apa kau tidak bosan? Apa tidak ada tambahan menu lain yang ingin kau pesan?" tanyaku

"Aku suka itu dan tidak ada. Itu sudah cukup." ucapnya

"Apa tempatnya seperti biasa?" tanyaku

"Ya, aku tunggu disana" ucapnya

"Tentu, aku akan mengantarnya dalam 15 menit" ucapku

Ia hanya mengangguk dan berjalan menuju sudut kafe yang memang jarang orang tempati.

Tempat itu sedikit tertutup dibanding dengan meja lainnya. Terkadang tempat itu sering ditempati oleh orang-orang yang sedang berkencan saja.

"Hyung, seperti biasa" ucapku

"Gadis itu benar-benar tidak mengubah pesanannya setiap hari" ucap Hoseok hyung.

"Itu kesukaannya hyung" ucapku

"Aku tahu." ucap Hoseok hyung.

"Antarkan ini, aku tau kau ingin mengantarkannya kesana" ucap Hoseok hyung dan memberikan nampan yang berisi apple strudel dan juga segelas susu coklat.

Aku mengangguk dan menerima nampan yang Hoseokie berikan padaku.

Aku berjalan menghampiri meja yang berada disudut kafe dan yang aku lihat saat ini dia tengah sibuk dengan buku-buku yang ada dihadapannya.

Aku kini duduk dihadapannya dan memberikan makanan yang ia pesan.

"Terimakasih" ucapnya

Aku hanya mengangguk dan tersenyum.

Ia pun memotong apple strudel yang aku bawa dan memasukannya kedalam mulutnya. Ia terlihat memangut-mangutkan kepalanya saat menikmati makanan manis itu.

Dia pun kini kembali fokus pada buku bacaan yang dia baca. Aku suka sekali melihat wajahnya saat sedang membaca novel seperti ini. Aku bisa mendapatkan beberapa macam ekspresi disana. Kadang ia menggerutu, kadang ia tersenyum, kadang ia menangis, dan terkadang ia tertawa terbahak-bahak hanya karena sebuah cerita fiksi dalam novel yang ia baca.

"Dasar brengsek!!" umpatnya

Aku mengerutkan dahi ku mendengar umpatannya. Siapa yang ia sebut brengsek? Aku?

"Lihatlah, setelah dia melakukan itu dengan kekasihnya, lelaki ini pergi begitu saja meninggalkan si wanita ini dan dia tidak mau bertanggung jawab. Benar-benar lelaki kurang ajar!" umpatnya

Oh syukurlah, aku kira dia mengumpatiku.

"Itu hanya cerita fiksi" jawabku

"Tetap saja aku tidak suka!! Lelaki seperti ini memang harus dimusnahkan!" pekiknya

Aku hanya terkekeh pelan dan mengangguk menyetujui ucapannya.

"Lihat saja, jika aku menemukan lelaki seperti ini, aku akan langsung memotong miliknya!!" pekiknya

Aku menggridik ngeri mendengar ucapannya. Gadis di hadapanku ini benar-benar ganas!

"Kau mengerikan, Rosie" ucapku

Ah aku lupa mengenalkannya. Namanya Roseanne Park, dia keturunan Australia dan dia saat ini tengah berkuliah disalah satu universitas Seoul, ia baru menginjakan kaki di Korea sekitar 1 tahun yang lalu. Dan dia selalu berkunjung kesini setiap hari dan pesanannya selalu saja sama. Aku tidak tau mengapa ia sangat menyukai apple strudel. Pasti ada alasan kan jika seseorang menyukai sesuatu?

"Biar saja. Lelaki seperti itu harus dikasih pelajaran" jawabnya

"Tapi itu hanya cerita fiksi" jawabku

"Tetap saja, aku tidak suka!" jawabnya

"Terserah kau saja" ucapku, berdebat dengan gadis ini memang tidak akan ada habisnya.

"Astaga!!" pekiknya lagi

"Kenapa?" tanyaku

"Aku ada kelas pukul 11!! Aku harus pergi!" ucapnya

"Tapi ini belum habis" jawabku

"Aku ingin menghabiskannya, tapi aku sudah terlambat. Lain kali saja ya? Sampai jumpa!" ucap nya dan berlalu pergi meninggalkan kafe.

Aku hanya tersenyum menatap sosoknya yang kini sudah menghilang dibalik pintu masuk kafe.

Aku menatap apple strudel yang masih setengah utuh itu kemudian memotongnya untuk kumasukan kedalam mulutku.

"Rasanya manis. Benar-benar sepertimu, Roseane Park"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gimana? Kurang ya? Pendapatnya dong, kalo ada yang kurang gapapa komen aja biar diperbaiki lagi hehe:)

Apple StrudelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang