"Hyung!!! Please!! Aku mohon sehari saja, ya?" ucap Jimin seraya menguncang-guncang lengan milik pria pucat yang masih asik dengan buku yang tengah ia baca saat ini.
"Aku bilang tidak, ya tidak Jimin" ucap Yoongi tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang tengah ia baca.
"Hyung, ini kesempatanku. Kau tega ya jika aku tidak mendapatkan seseorang yang aku cintai, lalu kau tega ya jika aku tidak memiliki kekasih seumur hidup. Dan kau tega juga jika aku tidak akan meni--"
"Cukup!" ucap Yonggi dan seketika membuat Jimin bungkam. Jimin tau pria itu memang susah sekali untuk dibujuk. Apa kesempatan seperti ini akan terbuang sia-sia ya? Padahal kan Jimin sudah membayangkan bagaimana indahnya hari ini.
"Telingaku sakit mendengar ocehanmu itu Jim" ucap Yoongi
Jimin mengerucutkan bibirnya menatap Yoongi yang masih mengusap-usap telinganya
"Yasudah untuk satu hari, hari-hari berikutnya aku tidak akan mau menggantikan mu" ucap Yoongi
Senyum Jimin mendadak mengembang. Ia tidak menyangka jika seorang Min Yoongi akan menyetujui permintaannya.
"Kau serius?" tanya Jimin
"Hmm" Yoongi hanya berdehem pelan sebagai jawaban
"Ahhh!!! Terimakasih hyung!!! Kau memang yang terbaik!!" ucap Jimin seraya memeluk Yoongi.
"Lepaskan! Yasudah pergi sana. Sebelum aku berubah pikiran" ucap Yoongi
"Aiyayay kapten!!" ucap Jimin dan segera berlari meninggalkan Min Yoongi.
Yoongi menatap punggung Jimin yang kini sudah menghilang dari balik pintu studio miliknya. Yoongi tersenyum simpul dan menutup buku yang tengah ia genggam saat ini.
"Selamat berjuang, Jim" gumam Yoongi.
***
Rose tiba-tiba mengubah jadwal pertemuannya. Yang asalnya mereka akan bertemu dekat dengan kafe tempat Jimin bekerja, menjadi bertemu di Sungai Han.
Tidak terlalu jauh juga sih dari kafe Jimin, bahkan ini lebih dekat dari rumah mereka berdua. Hanya saja jaraknya dari rumah Rose lebih jauh sedikit dibandingkan dari rumah Jimin.
Jimin tersenyum kala melihat presensi gadis yang kini tengah berdiri disisi sungai dengan handphone yang berada ditelinga kanannya.
Jimin mengerutkan dahinya dan kemudian menatap ponsel miliknya, Rose tidak sedang menghubungi dirinya.
Lalu dengan siapa gadis itu berbicara?
Jimin perlahan mendekat dan tentu saja senyumannya masih mengembang. Tidak mungkin dong ia bertemu dengan sang pujaan dengan raut wajah yang cemberut?
"Iya iya, aku juga merindukanmu"
Jimin seketika menghentikan langkahnya kala kalimat itu meluncur dengan indah dari kedua belah bibir milik Roseana Park tersebut.
Tunggu? Siapa yang sedang ia hubungi? Siapa yang dia rindukan? Apakah kekasihnya? Apa dia sudah memiliki kekasih disana?
Pertanyaan itu mendadak berputar dikepala Jimin, ohh sungguh!! Jika itu memang kekasih Rose, ia sudah tidak ada kesempatan lagi untuk mendekati gadis itu. Ia sudah menjadi milik orang lain.
"Liburan nanti aku akan pulang"
Jimin masih diam mematung dibelakang Rose, ia tidak mau mengganggu gadis itu yang kini mungkin masih merindukan kekasihnya yang berada jauh disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Apple Strudel
Hayran KurguPark Jimin tidak menyukai makanan manis, apalagi makanan yang bernama Apple Strudel. Jimin sangat tidak menyukai makanan manis tersebut. Entah karena apa ia sangat tidak menyukai makanan itu. Tapi saat itu Jimin pernah bilang, jika kehidupan itu pah...