#O5

1K 195 8
                                    

Disinilah mereka berempat duduk. tunggu, empat? iya, Seungwoo sebenarnya sudah datang lebih dulu dari kids squad. Tapi Ia pergi keluar untuk membeli makan.

Mereka berempat menikmati makanan yang di beli Seungwoo, beruntung Jinhyuk menitip menu tambahan. Karna Ia tahu anaknya pasti kesini.

"Bentar, Aku mau nanya" Ucap Dongpyo memecahkan keheningan. Semua pasang mata mengalihkan pandangannya kepada Dongpyo.

"Papa kok disini?" Tanya Dongpyo sambil menatap Papanya yang makan sambil memainkan hpnya.

"Jadi 'tantan' nya Ayahnya Jinwoo," Jawab Seungwoo dengan nada bangga.

"ha?"

"Ayahnya Jinwoo jomblo, Papa kasian. Makanya Papa mau cariin jodoh buat Jinhyuk. Iye kan bro?" Jelas Seungwoo sambil menyenggol lengan Jinhyuk disebelahnya.

Jinhyuk memutar bola matanya, "Padahal saya nggak mau ditempelin Papa kamu, tapi saya ganteng makanya ditempelin mulu" Ucap Jinhyuk kepada Dongpyo. Sekarang giliran Jinwoo yang memutar bola mata.

Mereka melanjutkan kegiatan makannya. Sesekali Seungwoo heboh sambil memukul mukul pundak Jinhyuk. Lalu menunjukkan hpnya kepada Jinhyuk, Kemudian Jinhyuk mendecak dan lanjut makan. Seperti itulah sampai acara makan selesai.

"Ayah, kita balik duluan. Dadah" Ucap Jinwoo ambil melambaikan tangan kanannya, sementara tangan kirinya Ia pakai untuk menyeret Dongpyo.

"Papa cariin jodoh yang bener! biar Jinwoo punya Ibu yang baik!" Ucap Dongpyo yang di hadiahi pukulan di pundaknya dari Jinwoo.

Seungwoo memberikan tanda oke kepada anaknya, Lalu terkekeh melihat interaksi anaknya dan sahabat barunya.

"Eh bro, Gua tadi di jalan nemu cewek. Cantik, tinggi, baik juga kayaknya" Ucap Seungwoo sambil mengingat pertemuannya dengan seorang wanita di lorong kantor yang tak sengaja menabraknya.

"Siapa?" Tanya Jinhyuk, sepertinya dia tertarik.

"Kalau nggak salah gua liat nametagnya, Namanya Jessica Lee," Jawab Seungwoo.

"Blasteran?" Tanya Jinhyuk.

"Iya, cantik lagi," Jawab Seungwoo sambil menganggukan kepalanya.

"Ooh.." Balas Jinhyuk.

Karyawan baru kayaknya. Batin Jinhyuk.

...

Seperti biasa, Jinwoo dan Dongpyo pulang bareng. Kali ini tujuannya adalah rumah Jinwoo.

Dongpyo mengekori Jinwoo yang berjalan di lorong apartemen untuk mencari unit apartemennya.

cklek

Jinwoo membuka pintu apartemennya. Wangi khas apartemennya menyeruak ke indra penciuman Dongpyo.

Bau bedak bayi. Batin Dongpyo.

"Mau main apa?" Tanya Jinwoo ketika dia sudah berada di ruang gamenya. Kebetulan Jinwoo memiliki dua komputer.

"Playstation aja mau gak? Gua bosen main komputer mulu," Tawar Dongpyo.

"Ribetin lu! Yaudah, bantuin gua nyolok nyolok kabel," Ucap Jinwoo seraya keluar dari ruangan gaming miliknya.

Five minute later. . .

"Bantuin ngapa njer" Ucap Jinwoo sambil membawa perlangkapan playstationnya.

"tamu adalah raja," Ucap Dongpyo sambil memakan cemilan curiannya dari kulkas milik Jinwoo.

"Gua usir juga lu lama lama," Ucap Jinwoo.

Dongpyo langsung gercep bergerak membantu Jinwoo. Ogah banget dia di usir.

"Nah gitu dong, nih bawa keatas meja ya," Ucap Jinwoo lalu memberikan semua peralatannya ke Dongpyo, lalu menunjuk meja di depan sofa.

"Heh! mau kemana lu?!" Ucap Dongpyo protes.

"Ngambil minum, aus" Ucap Jinwoo santai lalu pergi ke dapur untuk mengambil minum.

"Cepet cepet, mau main gak lu?" Titah Jinwoo kepada Dongpyo. Dasar tuan rumah.

Dongpyo menatap Jinwoo kesal, Ia mendecih. Tapi tetap saja Ia lakukan.

...

Dongpyo merebahkan punggungnya di sofa, "Dasar tuan rumah kok payah" Ucapnya sambil menyunggingkan senyuman mengejek.

Jinwoo mendecak, "Cih, masih untung lu bisa main dirumah gua!" Ucapnya lalu pergi ke dapur untuk mengambil minum.

Dongpyo membereskan beberapa barang barangnya kedalam tasnya kembali.

"Mau pulang?" Tanya Jinwoo.

"iya," Jawab Dongpyo sambil mengambil tas ranselnya.

"Udah sono hush!" Jinwoo mengibas ngibaskan tangannya untuk mengusir Dongpyo.

"yaudah. Bye, jangan kangen," Ucap Dongpyo sambil mengedipkan sebelah matanya. Jinwoo memutar bola matanya.

geli najis. Batin Jinwoo

Tak lama Dongpyo pun pulang. Mobilnya sudah tak terlihat lagi dari jendela apartemen Jinwoo.

Jinwoo masuk kedalam kamarnya.

sepi lagi deh. Batin Jinwoo.

Jinwoo merebahkan badannya di kasur kesayangannya. Berguling guling untuk menghilangkan kebosanannya.

cklek!

Jinwoo bangkit dari acara malas malasannya. Ia berjalan menuju ruang keluarga, Disana ternyata Ayahnya baru pulang dari kantor.

"Bawa cemilan?" Tanya Jinwoo sambil mendudukkan diri disamping Jinhyuk.

"Gak, kamu nyemil mulu," Jawab Jinhyuk. Jinwoo mencibir.

"Oh ya, ada yang mau Ayah tanya sama kamu," Ucap Jinhyuk lalu menegakkan badannya tanda bahwa Ia ingin berbicara serius.

"Apa?"

"Kalau misal, Ayah dapet istri gimana?" Tanya Jinhyuk serius.

Jinwoo tak menjawab. Masih kaget dengan pertanyaan yang baru saja Ayahnya lontarkan.

"Misal doang kok," Sambung Jinhyuk.

"Tergantung, kalau misal dia baik aku oke oke aja," Jawab Jinwoo.

Jujur, Jinwoo juga merindukan kasih sayang dari seorang Ibu walau dia belum pernah merasakannya.

Jinhyuk menghela nafasnya, lalu menyenderkan punggungnya ke sofa.

"kenapa memangnya?" Tanya Jinwoo.

"gapapa," Jawab Jinhyuk

Jinwoo masih bingung. Apakah ini tandanya bahwa ayahnya akan menikah pun Ia tidak tahu.



To be continue. . .

bapak-anak ; ljh, ljw, hsw, sdpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang