Part 8 [apa yang kulakukan?]

235 40 4
                                    

Masih ingat sehun mengirim pesan kepada Suzy? Sebuah pesan yang berisikan tentang keisengan seorang Oh Sehun. Dan sebuah pesan itu masuk dalam ponsel Suzy.

08xxxx

"Hai Bae Suzy kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Entah kalau sore nanti."

Suzy mengernyitkan dahinya bingung setelah menerima pesan tersebut. Dia berpikir sejenak untuk membalas pesan tersebut. Namun dia tidak tahu harus membalas apa, dan siapa orang ini? Nomornya tidak terdaftar dalam kontaknya, dan Suzy sendiri tidak suka membagi nomornya pada orang asing.

Tapi tunggu dulu dia ingat kalau barusaja tadi dia menuliskan nomornya di ponsel pria itu.

"Apa jangan jangan dia yang..?"
Sesaat setelah mengatakan itu, Suzy menyunggingkan bibirnya dengan penuh arti.

To 08xxxx

"Maaf ada yang bisa saya bantu? Kami menyediakan jasa pijat untuk seluruh kalangan dengan beragam paket dan kualitas bintang lima. Anda bisa datang ke gerai praktik, alamatnya ada di bio."
Suzy cekikikan setelah menulis itu. Dan dia tidak peduli jika itu dia atau bukan, yang dia lakukan hanya tinggal mengklik send dan terkirim sudah pesan tersebut.

"Permisi dokter Bae ada pasien yang harus anda periksa dikamar nomor 56." Kata seorang perawat masuk kedalam ruangan Suzy.

"Oh iya baiklah, aku akan segera kesana." Ujarnya setelah itu menutup laptop dan ponselnya.

Suzy berjalan menuju ruangan yang dimaksud untuk memeriksa pasiennya. Dan setelah sampai dia langsung membuka ruangan tersebut yang berisikan seorang anak perempuan dengan luka memar disekujur tubuhnya. Dari hasil pemeriksaan sebelumnya pasien tersebut diduga adalah korban penculikan dan kekerasan.

Suzy melihatnya mendekat dan mulai memeriksanya. Anak itu sudah sadar dan sekarang tidak sedang tidur. Jadi suzy bisa melihat apa yang ada dimata anak itu, hanya pandangan kosong yang ada. Lalu Suzy mencoba untuk mengajaknya bicara.

"Hai!! Namamu siapa? Kau cantik sekali lihatlah!" Ucap suzy dengan nada riang.

Anak itu hanya diam tidak merespon,pandangannya hanya lurus menatap jendela luar.

"Keadaanmu sudah lebih baik dari kemarin. Jika kau mau makan dan rajin minum obat kau pasti akan segera sembuh."

Tetap tidak ada jawaban. Tapi Suzy tetap mencoba bicara,untuk mendapat respon anak itu. Karena jika dibiarkan menurutnya tekanan mentalnya akan lebih buruk dari sekarang. Minimal ada seseorang yang mau mengajaknya bicara.

"Kau tahu jika kau sembuh dan bisa segera pulang dari sini orang tuamu pasti akan sangat senang ..."

Ujar Suzy berhenti karena dia mendapat tatapan yang entah apa dari gadis itu. Suzy tersenyum manis pada anak itu, namun respon yang diberikan tidak sesuai apa yang diharapkan.

"Aku tidak punya orang tua." Ucapnya tajam seakan mampu menusuk hati seseorang.

Suzy menoleh kearah perawat yang ada disebelahnya. Mencoba mencari jawaban dari yang dikatakan anak itu barusan.

"Polisi yang membawanya kemarin mengatakan jika dia mungkin adalah anak korban broken home dokter. Orang tuanya dari keluarga berada, tapi tidak ada yang mengurusnya dengan benar, mereka berpisah dan dia tinggal hanya dengan seorang pembantu dirumahnya." Bisik suster itu jelas sesuai kronologis yang terjadi.

"Jadi orang tuanya tidak tahu apa yang terjadi pada anak gadisnya?" Balas Suzy terkejut.

"Mereka tahu. kemarin ada seorang laki-laki paruh baya yang datang, dan setelah itu seorang wanita juga datang. Resepsionis bilang itu orang tuanya. Tapi mereka hanya masuk sebentar dan membayar semua biaya pengobatan, lalu pergi. Kata suster yang berjaga kemarin bahkan mereka hanya melihat tidak lebih dari 5 menit."

SARANGHAE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang