.
.
.
.
.
.Haechan sibuk menggigiti kukunya. Matanya selalu melirik jendela balkon. Diluar sedang hujan deras. Bahkan suara petir pun terdengar menggelegar. Ia berharap bahwa anak aneh itu sudah pulang dengan selamat kerumahnya. Karena tidak mungkin juga kan anak itu akan diam diluar begitu saja. Kira-kira begitulah pemikiran Haechan sedari tadi. Namun nyatanya, hatinya malah merasa risau dan hmm...khawatir?
"Baiklah, aku tidak memperdulikannya. Namun karena aku manusia, setidaknya untuk mengecek sebentar tidak masalah."Haechan memantapkan dirinya dan mendekati balkonnya. Menyibak kordennya. Dan ia bernafas lega ketika tidak melihat sosok yang tidak ingin ia lihat saat ini. Baru saja ia akan berbalik jika saja matanya tidak menangkap bayangan di dekat kursi tamannya.
Orang gila macam apa yang bisa duduk dengan santai ditengah hujan deras yang sibuk mengguyur tubuhnya. Belum lagi makin lama bunyi petir kian mengusik Haechan.
"Seolma..."
Jantung Haechan berdetak kencang saat ini. Ia semakin menajamkan pengelihatannya. Dan saat itu juga matanya membola. Benar-benar gila. Orang gila yang ia lihat dihalaman rumahnya itu adalah bocah itu. Dimana akal sehatnya. Haechan tak habis pikir dan segera berlari menuruni undakan tangga lalu meraih sebuah payung yang bertengger tepat disamping pintu rumahnya.
"Yak! Apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan hah!"Haechan memekik nyaring menghampiri Jisung yang duduk sambil menundukkan kepalanya.
Mendengar teriakan yang tak asing ditelinganya. Jisung mengangkat kepalanya lemah. Wajahnya memucat. Bibirnya mulai membiru. Giginya bergeletuk. Dan badannya menggigil. Hati Haechan terasa diremas kuat. Sakit. Sangat sakit.
Haechan segera meraih tubuh Jisung dan membawanya masuk. Karena jarak kamarnya lumayan jauh. Ia pun memutuskan untuk membawa Jisung ke kamar tamu rumahnya. Kecemasan menaungi raut wajahnya. Matanya mulai berkaca-kaca.
Haechan membuka hoodie yang dikenakan Jisung dan celana yang dikenakannya. Persetan dengan tata krama. Nyawa orang didepannya ini lebih penting. Tak baik membiarkan dia lebih lama mengenakan bajunya yang basah kuyub. Haechan mengganti semua pakaian yang dikenakan Jisung dengan pakaian hyungnya setelah ia berlari menuju lantai atas dan mengambil beberapa pakaian dari kamar hyungnya itu.
"Aku harus bagaimana sekarang." Jisung sibuk menggigil dibawah selimutnya. Otak Haechan serasa buntu karna kalut. Ia mencoba menenangkan dirinya agar bisa berfikir dengan jernih.
"Benar, aku harus mengompresnya dan menghubungi dokter Kim."
Haechan kembali berlari untuk mengambil hal-hal yang ia perlukan. Ia membuka pintu dengan hati-hati. Kemudian meletakkan sebaskom air hangat diatas nakas meja. Ia meletakkan sebuah termometer diketiak Jisung. Menunggu beberapa saat hingga termometer itu berbunyi.
"Sudah kuduga kau demam." Haechan mengelus kepala Jisung.
Jisung membuka matanya perlahan. "Dingin."
"Minumlah terlebih dahulu"Haechan menyodorkan segelas air pada Jisung. Kemudian ia meletakkan handuk basah hangat yang sudah ia peras barusan diantara leher Jisung. "Aku sudah menghubungi dokter, calon kakak sepupuku itu akan kemari. Kau tenang saja. Untuk saat ini, aku tidak akan memarahimu. Istirahatlah arra!"
Jisung tersenyum lemah kemudian mengeratkan selimutnya. Tubuhnnya yang menggigil dan kepala yang pening serta suhu tubuh yang naik memang menyebalkan. Belum lagi sepertinya maag yang dimilikinya kambuh. Namun ia senang ketika Haechan menghampirinya bahkan merawatnya.
.
.
.
."Bagaimana hyung?"Haechan bertanya dengan penuh kekhawatiran.
"Tidak apa-apa, sudah kusuntikan obat asam lambung. Iya selain kedinginan, ternyata asam lambungnya juga naik. Hal itu yang membuat tubuhnya melemah. Demamnya juga akan turun. Setelah beristirahat dan meminum obatnya. Sudah kuletakkan diatas nakasmu. Beruntung aku membawa beberapa stock obat."Kim Jae Won mengusak surai kecoklatan Haechan dengan gemas.
![](https://img.wattpad.com/cover/190551853-288-k314841.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE MAZE ( MarkHyuck/Nohyuck/Jaehyuck)
FanficHaechan si berandal kecil dan biang onar terkenal di sekolahnya merasa hidupnya menjadi jungkir balik saat dirinya terlibat cinta segi empat dengan empat pria tampan yang ia temui dalam hidupnya. Hidupnya makin runyam ketika tiba- tiba saja seorang...