🌕️ 1 🌕️

255 19 53
                                    

Seabad seusai revolusi Kerajaan Barat, hampir seluruh rakyatnya mengubah pola makan mereka. Yang awalnya meminum darah manusia, berganti menjadi darah hewan. Populasi manusia kian bertambah dari tahun ke tahun, membuatnya menjadi kerajaan vampir pertama yang hidup damai dengan mangsanya.

Meski terkesan damai, vampir yang menolak sistem baru itu membangun klan baru sebagai pemberontak.

Tahun demi tahun jumlahnya bertambah hingga mencukupi anggota untuk mengikuti peperangan. Kaum Pemberontak berhasil mengklaim sebagian wilayah manusia, menyebabkan mereka yang tinggal hanya bisa pasrah menerima kematiannya.

Kerajaan Barat berusaha keras demi melindungi umat manusia. Perlahan kedua belah pihak itu berhenti berseteru tapi melanjutkan perang dingin, membuat manusia masih dihantui rasa takut.

Perang dingin bukanlah akhir segalanya. Kerajaan Barat menyimpan beragam skandal yang tertutup rapat dari masa ke masa. Hanya sebagian yang berani bersuara lantaran diancam pihak kerajaan.

Kaum Pemberontak yang menganggapnya sebuah ironi, sekaligus sebagai jalan baru menjatuhkan lawannya. Mereka mengumpulkan beberapa mata-mata dan saksi sambil menunggu hingga cukup banyak skandal yang akan dipublikasikan. Tapi, semua itu tidak cukup untuk mengubah pola pikir manusia tentang betapa keji dan rakusnya vampir, apalagi soal darah manusia. Karena itulah sifat dasar mereka.

Pada masa itu, Kaum Pemberontak mengambil kesempatan untuk jadi mata-mata dan mengumpulkan banyak bukti. Tapi, hanya kaum bangsawan yang kepergok memangsa manusja sementara target mereka lebih dari itu.

Keluarga kerajaan telah lama mengetahuinya, mereka lalu menyewa para Pembunuh Vampir agar Kaum Pemberontak diam.

Tapi, apakah semua itu berakhir di sini?

***

Kyle menikmati udara malam setelah meneguk segelas darah manusia. Tidak lengkap malam tanpanya.

Malam ini, semua Kaum Pemberontak akan keluar memulai aktivitas mereka. Berbeda dengan kerajaan yang justru memilih gaya hidup serupa manusia.

Kyle melangkahkan kaki ke halaman depan sambil menganggumi bintang-bintang yang senantiasa menyambut malamnya.

Perlahan, terdengar suara gemerisik.

Kyle menatap ke semak yang berada di sebelah kirinya, menunggu. Ia mengabaikan gerakan semak yang semakin kencang seakan mengancamnya untuk pergi. Ia hanya berdiri, membiarkan semak itu berbisik.

"Selamat malam, Nyonya Nalen," sapanya begitu mencium bau yang dikenalinya.

Seorang wanita keluar begitu mendengar namanya disebut. Dia menyilangkan tangan di dada sambil memegang daging yang masih berlumuran darah.

"Panggilannya terlalu formal," ujarnya. "Kamu lupa kita sudah menikah?"

Kyle hanya tersenyum mendengarnya.

Wanita itu melanjutkan. "Panggil aku Liza seperti aku memanggilmu 'Kyle.'"

Kyle mengalihkan tatapannya. "Kamu lama sekali. Kukira diculik manusia."

"Mana mungkin." Liza menyerahkan satu daging lagi. "Aku baru selesai berburu. Kamu mau?"

"Aku hanya meminum darah," sahut Kyle. "Aku bukan manusia serigala."

"Lebih tepatnya Man-Beast, kami dapat berubah sesukanya," balas Liza sambil menikmati buruannya. "Ayo, makan! Kamu tidak bosan minum cairan terus?"

Kyle mengalihkan pandangan, malas berdebat dengan istrinya.

Selama puluhan tahun, hanya itu-itu saja yang terjadi. Tidak ada perubahan, dan musuh semakin tenang menjalani hidup.

Sebenarnya Kyle tidak begitu peduli jika manusia berdamai dengan bangsanya, yang membuatnya muak adalah aturan untuk saling menghargai tidak peduli siapa dan dari mana asalmu. Baginya, itulah penyebab semakin rapuhnya moral lantaran terlalu sering menyimpang aturan terdahulu. Minum darah binatang? Itu sama saja bohong.

Di masa perang dingin sederhana ini, ia memutuskan untuk menikah dengan sahabat masa kecilnya, Liza. Bukan hanya karena cinta, melainkan juga tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Sebenarnya, Liza yang terlebih dahulu melamarnya.

"Kamu pasti memikirkannya lagi, 'kan?" goda Liza. "Ayo, tatap saja aku. Jangan pikirkan yang mustahil!"

Kyle menatap Liza tanpa ekspresi. Hanya itu balasannya.

Man-Beast, Pengalih-Rupa, dan werewolf juga hidup berdampingan. Tapi, tidak banyak mengubah aturan terdahulu. Vampir vegetaris membenci mereka lantaran nafsu makannya yang lebih mengerikan dibandingkan mereka. Kaum Pemberontak senang akan persahabatan ini, bekerja sama mencari-cari skandal yang akan meruntuhkan kerajaan itu.

"Aku ingin mengubah keadaan," ucap Kyle lirih.

"Terus, apa?" tanya Liza. "Musuh kita entah terlalu baik atau pintar menyimpan skandal. Kita butuh bukti. Bukti yang mampu mengubah pola pikir manusia tentang mereka."

Kyle diam saja.

"Bagaimana kalau kita selidiki tentang pola makan? Mustahil jika keluarga kerajaan ini begitu setia dengan tradisi baru ini." Liza jeda untuk bernapas. "Anehnya, manusia masih saja mau tinggal di sana. Maksudku, darah binatang selamanya? Mustahil! Pasti mereka pernah diam-diam minum darah manusia. Aku berani bertaruh!"

Kyle memandangnya dengan tatapan bosan. Bosan harus berdiskusi tanpa bergerak. Liza memang tidak tampak berani melawan seperti dirinya. Tapi, Liza juga yang kerap memberinya ide.

Liza menyadari tatapan itu. "Bagaimana kalau kita buat skandalnya?"

Kyle terkejut. "Kamu merugikan kita! Mereka dengan cepat mengetahuinya dan kita lagi-lagi akan dipermalukan seperti pendahulu kita."

"Kenapa kita harus menggunakan cara demokrasi?" Liza mengangkat sebelah alisnya. "Kita bisa membantai mereka dengan mudah."

"Cara kekerasan tidak akan membantu," kata Kyle. "Sudahlah. Aku ingin berburu."

Kyle mengubah wujudnya menjadi kelelawar lalu melesat.

Liza ikut dengan menjadi serigala dan berlari membuntutinya. Siapa tahu dia akan kebagian daging.

SCANDALS IN THE WEST KINGDOM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang