Dengan segala persiapan, mereka pergi ke Kerajaan Barat pada tengah malam di mana manusia sudah terlelap.
Tampak sulit jika pergi ke sana tanpa menutupi mata. Warna mata vampir vegetaris kuning keemasan sementara milik Kyle merah. Mau tidak mau dia terpaksa memakai tudung demi mengurangi kecurigaan. Biasanya kaum vampir akan berjalan seperti itu di siang hari.
"Anggap saja kita dari perjalanan seharian," kata Ferre untuk antisipasi.
Mata Ferre dan Liza kebetulan kuning keemasan sehingga tidak ada yang mencurigai jika mereka Man-Beast.
Kadang kaum werewolf dan Man-Beast mondar-mandir di sana tanpa masalah, membuat beberapa keluarga kerajaan semakin cemas. Sebagian besar mengabaikannya dan mengira Kaum Pemberontak terlalu pengecut untuk berkunjung sehingga dengan mudah mereka mengumpulkan bukti dan saksi.
Rumah yang mereka cari ternyata berada di daerah kumuh dan sangat menyulitkan, apalagi dengan penciuman setajam itu. Liza berkali-kali bersin meski sudah menutupi hidungnya dengan lengan bajunya.
"Inikah rumahnya?" tanya Kyle.
Ferre mengendus-endus. "Ya."
Dengan penerangan yang minim, ketiganya mengentuk pelan pintu yang seketika terbuka dengan sendirinya.
Mereka menyadari rumah ini begitu rapuh seperti gubuk tapi cukup luas. Seorang pria muncul dari balik pintu dan menyambut mereka tanpa ragu.
"Kalian dari perjalanan jauh?" tanyanya.
Ferre mengiakan. "Kami ingin menayakan sesuatu padamu."
"Silakan."
Ferre diam-diam memberi isyarat untuk Kyle dan Liza, sementara dia menanyakan beragam pertanyaan umum untuk mengalihkan perhatian.
"Um ... Tolong, dong! Temenin aku ke belakang!" rengek Liza sambil menarik pelan tangan Kyle.
Kyle mengangguk lalu beranjak.
"Oh, kalian membutuhkan kamar mandi?" tanya pria itu. "Di belakang ada dua, untuk mandi dan buang air."
"Terima kasih, Tuan." Kali ini, Kyle menarik tangan Liza.
Ferre diberitahu temannya bahwa buku harian Ratu Bel diserahkan kepada kekasih gelapnya. Takut jika sewaktu-waktu ada yang menemukannya. Alih-alih menghancurkannya, wanita itu lebih memilih menyembunyikan buku itu di rumah sang kekasih.
"Ingat, kita hanya mengambilnya lalu pergi. Jangan mengacaukannya!" pesan Ferre sebelumnya.
Liza menemukan sebuah buku bersampul ungu dilengkapi bulu ayam berlapis emas. Sudah jelas ini milik keluarga kerajaan. Wanita itu membukanya lalu mencari-cari halaman yang dicari.
"Lihat!" bisik Liza sambil menunjuk salah satu paragraf.
***
Aku benci dengan sikap dingin Val lantaran terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Berbulan-bulan menunggu akhirnya aku pergi dan mencari pasangan baru. Toh, aku lebih kaya darinya. Tidak perlu khawatir jika ia ingin bercerai.
Hingga kami bertemu di sebuah pohon dan saling berbagi perasaan. Hari demi hari, perasaan itu kian membesar dan aku tidak tahan pergi jauh darinya bahkan sehari saja.
Tidak mampu menahan diri. Aku menemuinya lagi lalu tidur dengannya malam itu.
Tidak kusangka aku hamil. Aku berusaha meyakinkan agar anak yang dikandung adalah anak Val. Untungnya pria dungu itu percaya. Ketika melahirkannya di rumah saudariku, terkejut melihat rambutnya yang berbeda, terpaksa aku pergi membawanya diam-diam ke rumah kekasihku, berdalih jika bayi itu sudah mati lalu dikubur.
Kuberi nama Al, yang tidak beda jauh dengan sampah itu. Jika saja dia tidak lahir, pasti semuanya akan lebih mudah. Tapi, semua sudah berlalu.
Aku berpura-pura mencintainya dan berusaha agar dia selalu polos sehingga tidak menyulitkanku untuk membunuhnya.
Pada suatu malam, aku membawanya pergi ke hutan dan berencana akan membunuhnya. Untung ada seekor serigala melihat kami. Aku yakin anak itu sudah mati karena dia tidak kembali lagi sejak saat itu.
Aku menitipkan buku ini langsung ke dia. Kuharap semua beres.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDALS IN THE WEST KINGDOM [✓]
FantastikSeabad seusai revolusi Kerajaan Barat, hampir seluruh rakyatnya mengubah pola makan mereka. Awalnya meminum darah manusia, menjadi darah hewan. Populasi manusia kian bertambah dari tahun ke tahun, membuatnya menjadi kerajaan vampir pertama yang hidu...