Lalu mereka berdua pun saling bertatapan dan terkekeh bersama.
Sejak kejadian itu kehangatan antara mereka semakin bertambah. Setelah berjalan-jalan di sekeliling pusat perbelanjaan sekitar toko elektronik itu, mereka langsung pulang. Mereka merasa senang, karena mereka mengobrol dan sempat juga mereka bertemu fans dijalan.
Saat naik mobil Mean pun mendapat notifikasi SMS dari sutradara. Namun, mean tidak bisa membuka HP nya karena ia sedang menyetir. Lalu ia menyuruh plan untuk mengambil HP nya dan membaca pesannya.
Dengan agak gugup, tangan mungil plan meraih ponsel milik Mean. Lalu ia langsung membuka ponsel milik Mean dan membaca pesan tersebut.
Tiba-tiba plan menjerit kecil ketika membaca couple. Dan wajahnya memerah seperti udang rebus dan dia cemberut karena kesal.
"Aishhhhhh, oiiiii oiiii siapa yang bilang aku couple nya. Aishhhhh."
Mean yang melihat tingkah imut plan itu, langsung tersenyum dan gemas ingin memakan plan yang terlihat menggemaskan (つ✧ω✧)つ.
Lalu Mean pun membalas perkataan plan dengan sedikit terkekeh.
"Apa kau tidak ingin punya pacar yang sempurna sepertiku? Udah ganteng, fashionable, punya ABS, juga memuaskan 乁 ˘ o ˘ ㄏ."
Plan pun langsung menanggapi pernyataan temannya itu dengan kesal. Rasanya ingin sekali plan memeluk Mean dengan sangat erat sampai Mean sesak nafas( T_T)\(^-^ ).
"Ya aku tidak mau, punya pacar mesum sepertimu itu. Bisa-bisa setiap hari tidak bisa tenang ƪ(˘⌣˘)ʃ."
Suara detak jantung Mean pun sangat kuat. Ia berpikir apakah Mean mau menjadi pacarnya, ia juga berpikir dari mana plan bisa berkata begitu. Namun ia menyingkirkan pikirannya itu, lalu menanyakan tentang persoalan tawaran itu.
"Jadi bagaimana tentang tawarannya? Apa kau mau? Jika kau setuju langsung juga hubungi Perth,saint, dan yang lainnya."
Plan pun mengiyakan nya. Lagi pula dari pada dirinya free di rumah, itu membuatnya bosan. Dan lagi pula kapan lagi ia bisa dekat sedekat-dekatnya dengan Mean. Lalu plan pun menghubungi teman - temannya dengan hp Mean.
Setelah itu Mean mengantarkan plan pulang kerumahnya. Dan ia pun pulang ke rumah. Setibanya di rumah, plan langsung mandi karena hari telah sore menjelang malam. Setelah selesai mandi plan memikirkan sesuatu.
Ia memang merasa jika Mean juga mungkin mempunyai perasaan yang sama. Namun, dia tidak yakin dengan itu. Seingatnya juga Mean memang bersikap ramah kepada semua orang. Lalu ia pun bersedia mencintai Mean dalam diam. Ia akan menyatakan perasaannya jika Mean duluan yang menyatakan. Namun, jika Mean tidak menyatakan perasaanya, ia akan terus mencintai Mean dalam diam, karena menurutnya perasaannya itu tulus, dan ia juga tidak bisa memaksa orang lain untuk mencintainya. Menurutnya jika perasaan itu tidak tulus, maka hanya akan bertahan sebentar saja.
Setelah mengantar plan, mean kembali kerumahnya untuk berganti pakaian, dan segera keluar untuk sekedar bertemu teman nongkrong nya. Setibanya disana, ia memikirkan dalam-dalam bagaimana sosok dirinya tersebut. Lalu ia menanyakan tentang bagaimana perasaan cinta yang sebenarnya kepada teman-teman nongkrongnya."Cinta itu adalah perasaan tulus yang kau berikan kepada seseorang tanpa menginginkan imbalan atau semacamnya."
Ucap salah satu temannya yang terlihat sangat perhatian pada pasangannya. Lalu Mean pun terpikir ia juga tidak menginginkan apa-apa ke pada plan, dan ia juga merasa tulus mencintainya. Lalu karena Mean kurang puas karena ragu dengan apa yang dipikirkannya itu, ia menanyakan lagi ulasan yang lain.
"Cinta tak memandang segalanya, orang yang kau cintai itu adalah orang yang mampu mengerti bagaimana kamu, dan tidak mementingkan egonya."
Ujar salah satu temannya yang terlihat mempunyai hubungan yang baik dengan pasangannya. Lalu Mean pun berpikir bahwa ia belum tahu tentang hal itu. Karena ia juga tidak terlalu dekat dengan plan. Waktu mereka untuk berkomunikasi juga sedikit. Apalagi mereka hanya membicarakan hal-hal tentang pekerjaan.
Sumber foto : Pinterest, P'Hann.
Happy reading ( ◜‿◝ )♡
~P'HannNext episode▼・ᴥ・▼
KAMU SEDANG MEMBACA
sorry but this just "love scenario"
FanficKisah cinta yang tersembunyi antara mereka. Mereka tidak tahu jika mereka saling mencintai. Dan mencintai tapi tidak memiliki, itulah mereka. Gengsi yang tinggi diantara mereka menghambat persatuan antara mereka. Namun ketulusan menyatukan mer...