Chapter 30

7.9K 240 10
                                    

Ternyata, meskipun sering meyakini diri bahwa ia bisa melupakan perempuan yang menyakitinya telah pergi, keyakinannya runtuh.

Saat melihat pandangan mata sayu penuh kerinduan, memporak porandakan hatinya yang tertata rapi. Mengabaikan suara-suara disekitar hanya untuk menghantarkan rasa rindu yang terpendam.

"Marsha?"

Satu nama yang empat tahun lalu berhasil menghancurkan hatinya berkeping-keping saat ditinggalkan tanpa alasan. Namun kini juga kembali, mungkin tanpa alasan lagi?

Justin merasa takdir mempermainkannya. Disaat ia berusaha melupakan dalam jangka waktu yang panjang, tiba-tiba perempuan itu kembali. Dulu, ketika ia mengemis agar Marsha tetap bersamanya, perempuan itu hilang kemudian.

Empat tahun berlalu, Marsha kembali hadir ke dalam hidupnya yang berwarna karena kehadiran gadis bernama Devlin Hellary. Sebuah tatapan, pelukan, dan air mata. Membekukan segalanya.

Perlahan Justin menyelami. Di hatinya tidak ada lagi perempuan bernama Marsha, tapi mengapa rasa rindu yang menyiksanya begitu menggebu-gebu? Tanpa menyadari tangannya yang membalas pelukan perempuan itu.

Ia benci pada dirinya. Tak bisa mengendalikan perasaan takut akan kehilangan untuk kedua kalinya. Ia benci tak bisa menepis kenyataan bahwa ia sangat merindukan Marsha.

Karena Marsha adalah perempuan pertama yang berhasil masuk kedalam hatinya, serta lerempuan pertama yang berhasil menghancurkan hatinya.

Ditengah ramainya orang yang berlalu lalang, keduanya tak mempedulikan bahwa mereka tengah berpelukan, melepas rasa rindu berkepanjangan.

"Justin.. I really miss you! I'm so sorry. ." Marsha menangis dipelukan lelaki itu. Tidak menyangka akan bertemu kembali dengan sosok yang sangat dicintainya.

Justin memejamkan mata. Tangannya bergerak mengelus rambut panjang Marsha yang sangat lembut. Tidak mempedulikan orang-orang yang mulai mengeluarkan ponsel, merekam adegan romantis ditengah suasana ramai seperti saat ini.

"Marsha, i miss too.." bisik Justin mempererat pelukannya. "But, i can't." Lelaki itu melepaskan pelukannya usai sadar dengan apa yang dilakukannya.

Marsha terlihat kecewa dengan reaksi Justin. Mengapa lelaki itu mengatakan tidak bisa? Bukankah ia telah kembali dan mereka masih saling mencintai?

Atmosfer disekelilingnya berubah, merasakan seseorang tengah mengawasinya. Kepalanya menoleh, tidak menemukan siapapun. Terlalu ramai orang berlalu lalang membuatnya sulit untuk menemukan orang itu.

"Aku.. Aku punya alasan kenapa aku pergi, Justin. Tolong, beri aku kesempatan untuk menjelaskan padamu."

"Penjelasan apalagi Sha? Kau pergi meninggalkanku begitu saja, hilang bagai ditelan bumi. Dan tiba-tiba kau kembali dihadapanku disaat aku sudah melupakanmu!"

"Beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya, Justin. Please?" Marsha memohon.

Justin terdiam melihat wajah Marsha yang tampak putus asa. Menghela nafas panjang, akhirnya ia menyetujui permohonan Marsha dan menyuruh perempuan itu pergi ke tempat yang ia sebutkan.

Sementara Marsha bertanya mengapa tidak pergi bersama, Justin mengabaikan pertanyaan perempuan itu dan berlalu menghilang dikeramaian.

Setelah kepergian Justin, Marsha segera meninggalkan area pasar malam dan berjalan menuju restaurant yang dikatakan Justin sembari memikirkan mengapa lelaki itu berubah. Atau.. ialah yang kembali disaat yang tidak tepat?

Matanya dengan liar menatap kesekitar. Memperhatikan tiap orang yang melewatinya. Mencari-cari siluet seseorang yang sementara telah dilupakannya akibat kedatangan sosok yang tak diundang.

The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang