(Positif ?)
Abi yang sampai di kediamannya langsung disambut hangat oleh keluarganya. Namun kehangatan itu tak berlangsung lama. Kala perseteruan Abi dan Mamy nya (Sania) mulai menyeruak
"Kau harus tetap berangkat Bi. Mamy tak akan membiarkan kamu menemui gadis itu lagi dan segera putuskan hubunganmu dengannya" Tekan yang di ambang emosinya
Sebelumnya Abi telah menceritakan hubungannya dengan Ana. Namun tidak dengan tindakan buruknya yang menghilangkan mahkota berharga bagi seorang Ana. Dia belum dapat terbuka tentang hal itu, mungkin belum siap.
Dan sekarang Abi dipaksa untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Khususnya kota London.
"Tapi mam, kenapa harus ke luar Negeri? Di Indonesia masih banyak fakultas yang bagus" Abi hanya berusaha menggugurkan niat Sania tersebut. Meski dia tahu, itu sia-sia, karena sifat Sania yang sulit untuk dibantah.
Perdebatan dan penolakan terus Abi lontarkan. Dan hasilnya nihil, Sania tetap memenangkannya dan mengharuskan Abi tetap berangkat untuk kuliah di London
----
Sekitar Sebulan kemudianKeadaan Ana kini mulai membaik dan dia sudah bisa beraktifitas seperti biasanya. Namun bedanya kini dia sedang kuliah dan mengambil jurusan Akutansi. Lain halnya dengan sahabatnya Mila yang kini fokus pada dunia Modelnya.
"Sedang menunggu seseorang?" Suara dari Pria tampan yang menjabat sebagai Seniornya saat ini cukup membuat Ana yang sedari tadi berdiri di depan gerbang mulai menoleh
"Eh iya kak, sedang menunggu sahabatku" Jawab Ana sedikit canggung. Pasalnya selama sebulan berada di kampus, dia tak pernah disapa senior yang bernama lengkap Rey Fathan itu. Yang terkenal memiliki predikat Pria Tampan dan Cool tersebut atau bahkan bertatap muka langsung sedekat ini.
Rey hanya tersenyum geli menatapi raut gugup Ana yang kentara, hingga nampak memerah
"Kenapa wajahmu seperti pucat begitu? Kau takut denganku?"
Seperti suara ombak yang kencang. Justru pertanyaan yang tak semestinya itu membuat Ana bungkam seribu bahasa. Tak tahu harus menjawan apa
Saat Ana mulai ingin membuka suara. Tiba-tiba terdengar gelak tawa dari lawan bicaranya itu. Dan sontak saja membuat Ana mengeryit bingung
"Kenapa dia tertawa? Apa ada yang lucu? Tapi apa?" batin Ana mulai berdialog. Bahkan otak Ana dipaksa memikirkan apa yang membuat Pria tampan ini tertawa lepas sedemikian rupa
"Maaf, jangan ambil pusing soal perkataan ku. Aku hanya bercanda, semacam mencairkan suasana. Agar kamu tak tegang seperti tadi" Jelas Rey seakan tahu apa yang ada dalam otak Ana
"Ee.. Maaf kak---" sebelum Ana melanjutkan perkataannya. Ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Mila dilayar tersebut
"Iyah Mil? Kau dimana? Katanya mau jemput aku" Oceh Ana yang mulai bosan menunggu lama datangnya Mila yang sebelumnya sudah berjanji akan menjemputnya
"------"
"Apa? Wah parah sangat kau ini Mil. Kan kamunya juga sudah janji. Ish kok ingkar sih?" lontar Ana mulai naik darah mendengar jawaban Mila yang tak jadi menjemputnya karena urusan penting
"Tapi Mila, aku pulangnya bagaimana? Kau parah sekali Mil. Seharusnya kau tak buat janji, kalau akhirnya harus ingkar" Ana tak hentinya memarahi Sahabatnya itu hingga harus mengerucutkan bibirnya yang cukup menggemaskan bagi sebagian orang yang menyaksikannya
Dan itu tak luput dari incaran sepasang mata yang sedari tadi menatap wajahnya begitu lekat.
"Mau aku antar pulang?"
Suara itu lagi? Rey. Iya, Ana bahkan sampai terlupa jika sedari tadi Rey masih berada disampingnya dan yang pasti mendengar semua lontaran lisan Ana.
"Ya Allah, kenapa aku sampai lupa. Jika Kak Rey masih disini" Gumam Ana merutuki Kebodohannya sembari menepuk kecik dahinya beberapa kali
"Bagaimana? Aku antar saja ya? Lagi pula sahabatmu juga tak bisa kan" Tanpa menunggu persetujuan. Rey langsung menarik tangan Ana menaiki mobilnya.
Tak butuh waktu banyak agar sampai di rumahnya
"Terima kasih Kak, sudah bersedia mengantarku" Senyum Ana merekah hingga menularkan pada Rey yang sedari tadi tersenyum hangat
"Iya. Baiklah, aku pergi dulu ya? Jaga dirimu baik-baik" Balas Rey dengan senyum tulus yang menghiasi bibirnya
Yang hanya di angguki dengan senyum serupa oleh Ana
Dengan segera Ana melangkahkan kakinya dengan senyum yang belum lepas dari bibir manisnya
"Assalamu'alaikum?" Salam Ana sembari terus melangkah masuk
Sepi. Tak ada yang jawaban sampai sesaat kemudian terdengar suara khas dari sebuah panci yang dipadu dengan saudaranya
Langsung saja Ana segera menuju kesana
"Wah, sedang masak apa kak?" Tanya Ana antusias sembari mendekatkan indra penciumannya pada panci
"Nasi goreng spesial" Jawab Aina dengan menampilkan deretan giginya
Tiba-tiba Huek huek,,,
"Ada apa An?" Sergah Aina mulai khawatir dengan keadaan Ana yang muntah secara tak terduga
Aina memijit leher belakang Ana yang berusaha mengeluarkan isi perutnya di wastafel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada Cinta
Teen FictionCinta yang ternoda oleh Pria yang sangat di cintainya. Membuat Gadis remaja yang baru Lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) itu kecewa hingga membenci pria tersebut ----- "Ku serahkan cintaku untukmu. Tapi mengapa kau membuatku kecewa hingga aku benci p...