MAC7

4 0 0
                                    

(Anakku)

"Kenapa tidak kak, justru aku akan bahagia jika dia mau tinggal disini bersama kami"

"------"

"Oh tidak-tidak, kami sama sekali tidak keberatan. Jangankan seminggu, selamanya juga boleh kok"

"-------"

"Baiklah, kabari aku segera yah" Ditutupnya telepon yang ada dalam genggamannya

"Siapa yang telepon Ma?" Suara Rey menyergah saat mendapati ibunya tersenyum usai menerima telepon

"Kak July, dia bilang kalau anaknya akan menginap disini untuk liburan kuliahnya"

"Oh tante, anaknya berarti sepupu Rey dong Ma?" Ujar Rey antusias lalu mendapati anggukan pasti

"Hm.. Bemo, kita akan bertemu" Gumamnya sembari tersenyu geli, yang masih di dengar oleh ibunya

"Rey, jangan memanggilnya begitu. Nanti dia batal kesini loh, kalau kamu isengin terus" Mendapati tatapan peringatan itu tak membuat senyum bahagia Rey hilang

Dia akan berjumpa dengan saudaranya yang dulu sering bermain dengannya. Bahkan saat ini dia sangat merindukannya

"Heh Bemo, ambilkan sendok dong" suara lantang anak kecil yang asik main pasir

"Minta pada tante, aku sibuk" Anak yang disebit Bemo itu masih sibuk dengan bangunan pasirnya

Dia beranjak menyahut sendok yang tergeletak

"Ish Bajaj, itu sendok aku, kembalikan" Teriak Bemo sembari mengejar Bajaj yang membawa kabur sendoknya

Rey terkikik geli mengingat keisengannya menjahili saudara yang dia panggil Bemo tersebut
---
"Ana"sergah Aina

Raut terkejut dan cemas begitu tampak setelah mendapati adik tersayangnya dalam keadaan kacau. Diam terpaku dengan mata sembab, tatapan kosong dan masih dalam rengkuhan Mila

Aina menghampiri keduanya. Menggantikan rengkuhan Mila, lalu membawa Ana untuk duduk di sofa. Namun belum sampai, Ana telah melepaskan diri dan berlari ke kamarnya

Hiks hiks...

Isak tangis itu terdengar saat Ana mulai berlari.

"Ana. Tunggu Ana, tung.. " Tangan Aina dicekal Mila saat dia berniat menyusul adiknya

Gelengan kepala dari Mila seakan memberi isyarat kata 'Jangan '. Lalu setelah mereka duduk

Pukul 16.29 yang lalu Mila sampai di kampus Ana untuk menjemput gadis itu. Tapi dia mendapati suatu kenyataan, bahwa sahabatnya tidak ada di kampus

"Tidak masuk?" Tanya Mila memastikan perkataan Rey

"Iya, aku juga tidak tahu. Tak biasanya Ana tidak kuliah tanpa mengabariku, paling tidak dia bisa mengabari yang lain"

"Tapi kamu sahabatnya kan? Lalu kenapa kamu tidak tahu dia kemana?" Tanya Rey penuh selidik

"Kamu pikir aku kak Aina, bahkan dia saja tidak tahu bahwa Ana tidak kuliah" Cercah Mila dengan jengkel

Tak urungkan raut cemas mendominasi wajahnya

"Aku takut terjadi sesuatu dengannya. Ana, kamu dimana?" Lirih Mila dengan air mata yang telah menyuduti matanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Masih Ada CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang