"Ini pertama kali loh buat gue" ucap Jeno menggema di ruangan setengah itu.
"L-lepasin gue Jen" ucapnya lirih.
"Lo bahkan ga minta maaf ke gue waktu itu" Jeno seperti bolak balik mencari sesuatu.
"I-ya gue m-minta maaf sekarang" tangisnya pecah, apakah akan sesakit itu???
"Telat lo, gue udah keburu nafsu buat main pisau sama kaya kakak lo!" Ia menodongkan ujung pisau ke wajah Hyunjin. Wajahnya ketakutan.
"Tapi bedanya... gue pengen lo sampe mati" Jeno tersenyum smirk.
•
•
•
"Rae, buruan napa dandannya!! Kaga perlu cantik cantik amat dah!!" Teriak Jaemin dari lantai bawah.
"Siapa yang dandan?! Gue nyari dompet nih, ah elahhh" Raemoon mengobrak abrik seluruh rumah. Mungkin itu terlalu berlebihan, kalau begitu setengahnya.
"Ini!!!" Jaemin mengangkat dompet milik Raemoon.
"Nemu dimana lo??"
"Bawah sofa" Jaemin menghela nafas.
"Eh kok bisa nyampe situ?!!!" Ucapnya histeris lalu segera membuka dompetnya takut uangnya di ambil Jaemin.
"Mana gue tau!" Jaemin acuh lalu pergi keluar rumah.
Di mobil mereka mengobrolkan Jeno. Raemoon masih belum mengerti maksud dari 'suka' versi Jeno.
"Oh iya, abis ini lo langsung balik ya" Raemoon menyengir tanpa dosa.
"Dih?! Gue nganterin doang?!!!" Jaemin ngegas. Raemoon mengangguk tanpa mengalihkan atensinya dari ponsel.
"Hhh, ya udah lah. Gue juga mau latihan" ucapnya setelah menghela nafas.
"Hm" singkat Raemoon masih fokus pada ponselnya.
"Lo mau ketemu siapa btw??" Tanya Jaemin. Ia lebih memilih mengobrol bersama anggota keluarganya dibanding memainkan ponsel.
"Yoora lah siapa lagi?" Sekarang Raemoon menyimpan ponselnya di tas. Bibir Jaemin membentuk huruf O.
Hening beberapa saat. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing masing dan melihat ke luar jendela.
"Rae" panggil Jaemin, suaranya memelan.
"Huh??" Raemoon menengok.
"Lo yakin gatau apa arti 'suka'??" Tanya Jaemin. Matanya menatap lekat Orang di depannya.
"Hmm tau sih, tapi kan versi Jeno gue gatau"
"Woi, Jeno juga manusia kaya yang lain. 'Suka' versi Jeno sama versi lainnya juga sama" Jelas Jaemin.
"Eh, kok jadi serius gini???" Ia menyadari Jaemin mencondongkan badannya ke depan. Raemoon terpaksa memundurkan badannya.
"Perasaan orang emang serius" Jaemin memberatkan suaranya. Membuat Raemoon bergidik ngeri.
"Ish lo mundur!" Raemoon menoyor kepala Jaemin menggunakan jari telunjuknya.
"Yahh, itu mah terserah lo sihh" final Jaemin.
Mereka sampai di Starbucks, Raemoon keluar dari mobil lalu mengatakan.
"Ntar gue kasih tau di rumah. Lo nanti di SM kan?? Nanti gue kesana ya! Byeee" Raemoon mengucapkan kata 'bye' sambil melambaikan tangan dan berjalan menjauh dari mobil.
Jaemin dan Raemoon sendiri mempunyai supir yang tidak serumah dengan mereka. Ketika ingin berpergian mereka akan menghubungi supirnya itu.
Mobil Jaemin dan Raemoon menjauh ketika Jaemin menyuruh supirnya untuk jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO IDOL || Ft. Lee Jeno NCT
Fanfiction[TIDAK DILANJUTKAN] ☘️☘️☘️ "Kenapa kau ingin membunuhnya" "Karna dia telah menyakiti Raemoonku" "Kenapa kau ingin membunuhnya?" "Karna ia adalah adik kandungku" Start (120619) End (???) VOMENTNYA CHINGU^^