Jam istirahat..Ketika semua murid menghabiskan waktunya untuk nongkrong dan makan di kantin, Saeron lebih suka berdiam diri di kelas, menggambar sketsa-sketsa gaun yang ada dipikirannya, lalu ia tuangkan ke lembaran buku yang masih kosong.
Sebenarnya ia sudah punya buku gambar kosong dirumah, tapi semua buku gambar itu sudah penuh oleh skestanya, dan Saeron belum sempat membeli lagi, dan akhirnya buku-buku pelajarannya lah yang harus jadi penampung skesta Saeron untuk sementara.
Pintu kelas terbuka, Saeron menoleh dan melihat Taehyung masuk kedalam kelas, Taehyung lalu berjalan menghampiri Saeron dan meletakkan susu pisang didepannya.
"Ini ucapan terimakasih untuk yang kemarin, gomawo." ucap Taehyung lalu duduk dikursinya sendiri, sambil menghadap pada Saeron.
"Kau tidak perlu memberiku ini."
"Tapi aku mau memberinya."
"Arasseo, gomawo." Saeron akhirnya menerima susu pisang itu.
Taehyung tersenyum.
"Kenapa kau selalu sendirian saat istirahat?" tanya Taehyung membuka topik pembicaraan.
"Apa kau kesulitan mendapat teman disini?" tanya Taehyung lagi, entah kenapa sedikit tepat sasaran. dan itu membuat Saeron mendelik tajam padanya.
"Ahh mian, soalnya aku tak pernah melihatmu mengobrol dengan perempuan yang lain, jadi aku pikir kau kesulitan mendapat teman disini." Taehyung berkata dengan sangat hati-hati.
Tapi Taehyung ada benarnya juga, sifat pendiam Saeron membuatnya tampak seperti 'anti sosial'. walau sebenarnya Saeron tidak seperti itu, ia hanya bingung bagaimana caranya memulai, dan bingung bagaimana cara menyingkirkan rasa gugup yang menerpanya ketika berkenalan dengan orang baru.
Kecuali dengan namja yang sekarang sedang menatapnya, karena dia yang memulai komunikasi terlebih dahulu, dan menganggap Saeron 'ada',
"Apa aku terlalu terlihat orang yang seperti itu?" Saeron balik bertanya.
Taehyung yang sedikit kaget melihat Saeron yang meresponnya. Taehyung pikir dia akan direspon cuek lagi seperti kemarin-kemarin.
"Bisa kau deskripsikan sifatku seperti apa? tapi dengan jujur," ucap Saeron lagi.
Taehyung berpikir sejenak "Tapi jangan marah padaku setelah aku berkata hal ini."
"Arasseo, aku tidak akan marah padamu."
Taehyung berpikir kembali "kau itu, pendiam, dingin, jutek, sedikit galak, 'ansos' (anti sosial), tapi sebenarnya baik, dan sangat manis."
Entah kenapa kalimat terakhir itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan sifat. membuat Saeron ingin menjitaknya saat itu juga.
"mungkin karena sifatmu yang pendiam, seperti gadis yang sombong,orang lain yang melihatmu jadi segan untuk menyapamu terlebih dahulu, " lanjutnya lagi.
Tapi Taehyung ada benarnya juga, karena buktinya sampai sekarang, sudah 3 minggu dia berada di sekolah ini dan ia masih canggung untuk menyapa yang lainnya, dan tidak ada seorangpun yang berani untuk menyapanya.
Bahkan tidak ada seorangpun yang mengajaknya ke kantin, kecuali Sinb. itupun terkadang, karena Sinb selalu di ajak makan siang bersama teman sekelasnya, dibanding berkumpul dengan teman-teman Sinb yang tidak ia kenal, Saeron memilih untuk berdiam dikelas seorang diri, dan memakan roti yang ia bekal dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend's Marriage
Fanfictionini tentang sebuah penantian, penantian panjang yang berujung menyakitkan. begitu menyakitkan, sampai rasanya berharap waktu dapat di putar kembali, agar bisa mencegah perpisahan itu, atau bahkan.. mencegah agar pertemuan pertama dengannya tidak te...