☒ Who

2.8K 479 31
                                    

"MINHEE SIA KENAPA" wonjin langsung nerjang minhee begitu ia menapakkan kaki ke rumah. "Amnesia kak..." jawab Minhee sambil menatap kakaknya. "Amnesia?!" Hyunbin syok. "Anemia, euy, A-NE-MI-A" ucap Hyungjun yang baru nyusul masuk rumah. "eh iya heheh sori, kan minhee biologinya remed." ucap minhee imut.

Tapi dimata wonjin mah ga imut sama sekali, malah bikin pengen nabok.

Wonjin yang gajadi syok menatap minhee datar "pelajaran apa sih yang lu ga remed?" tanya wonjin.  "Belajar mencinta—"

"Bacot minhee, makan aja mendingan." Hyunbin melepas celemeknya berhubung ia selesai masak.

Minhee langsung dicekokin vitamin, ati ampela, sama bayam, sama jus buah bit, supaya anemianya cepet ilang.

Siapa yang masakin? Mas bulan tercinta dungs

✧・゚: *✧・゚:*    *:・゚✧*:・゚✧

"Ohh, gitu, kamu baik banget, seong." puji guru matematikanya Yunseong, pak Yoon Jisung.

Yak, Yunseong sekarang harus ikut susulan berkat Minhee yang ambruk tadi siang, tapi ya Yunseong udah pergi duluan bahkan sebelom tau diagnosa Mingyu terhadap Minhee.

Ngapain peduli sama orang yang ga dia kenal?

Sekarang yang harus dipeduliin tuh nilai matematikanya, kalo sampe dibawah 90, bisa gawat.

"Maaf banget ya pak, karena saya, bapak harus melakukan susulan sore ini. " ucap Yunseong sopan. Pak Jisung menggeleng, "gapapa seong, bapak ga keberatan kok." jawabnya.

"Eh, kak Yunseong?" suara yang begitu familiar dengan Yunseong terdengar, Yunseong menoleh ke arah pintu tempat pemilik suara itu berdiri. "Donghyun." Yunseong langsung tersenyum, pak Jisung sendiri kaget ngeliatnya.

"Waah, udah lama banget aku ga ketemu kakak." Donghyun tersenyum manis. "Tadi malam kan kita ketemu," jawab Yunseong. "Sudah 20 jam sejak tadi malam," Donghyun tertawa kecil.

"Lain kali ya, Donghyun, kakak lagi susulan." tolak Yunseong halus. "Yah, padahal kakak jarang mengunjungiku di kelas pribadi." Donghyun cemberut. "Kita bisa bertemu lagi di rumah,"

Pak Jisung hanya bisa diam mendengarkan percakapan dua pemuda tajir ini.

Yunseong dapat menyelesaikan ulangannya dengan cepat, yaiya, segitu mah bukan apa-apa, mudah. Ia langsung pamit sama pak jisung dan buru buru keluar gedung, soalnya Junho dan supirnya udah nungguin di luar daritadi.

"gimana kak?" tanya Junho, mereka berdua duduk di kursi belakang mobil. "baik baik aja, kali ini juga kayaknya 100." jawab Yunseong. "Apa aku bisa?" tanya Junho lagi, matanya yang awalnya menyusuri jalan akhirnya berpaling ke arah kakaknya. "kakak usahakan, kamu berdoa aja." jawab Yunseong.

"kakak yakin?"
"Yakin, demi kamu, Junho"
"

...makasih banyak kak"

"Pak, kita langsung ke tempat resepsinya Junho aja ya, khawatir telat." ucap Yunseong pada supirnya. "Oke pak,"

✧・゚: *✧・゚:*    *:・゚✧*:・゚✧

'teng nong teng nong teng nong'

"Siapa dah?" Jungmo menatap pintu itu, "bentar, aku aja yang buka." Hyungjun menaruh sumpitnya lalu bangkit menuju pintu. Sementara Hyungjun pergi, Minhee nyomotin nugget Hyungjun diem diem. "Ga kapok waktu indomi?" tanya Jungmo, Minhee tersenyum dan menggeleng sambil ngunyah nuggetnya Hyungjun.

Trouble || HwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang