Video Log 1 - Pertama Kali Berdarah
Layar putih mulai menyala. Sebuah ruang kelas, penuh dengan meja dan bangku, furnitur coklat muda yang kontras dengan dinding putih. Sosok gadis remaja berseragam SMA muncul di layar. Duduk di tengah dan menerangi ruangan. Beberapa suara berbisik dan gesekan kamera tak beraturan, mengalihkan fokus. Sekitar beberapa detik keadaan masih sama, kecuali siswi SMA di tengah kamera menyisir rambut hitamnya yang terurai dengan jari dan merapikan seragam.
Baru kemudian layar terlihat lebih jelas, seorang gadis SMA yang lain masuk dan tersenyum ke arah kamera. Dia mengenakan rambutnya dalam satu ikat ke belakang bagai ekor kuda. Di tangannya ada buku catatan sederhana. Penulis mengasumsikan si gadis yang satu ini adalah Pewawancara dan gadis lainnya adalah Narasumber.
"Kamera dah nyala ini?" tanya salah satu gadis yang sedari tadi menunggu.
Suara seorang laki-laki yang memagang kamera menjawab, "Ya sudah."
Narasumber memandang Pewawancara. "Mulai sekarang?"
Pewawancara mengangguk."Ya ya bentar. Udah rata kameranya? Udah cantik enggak guenya?" Dia bertanya pada Kamerawan.
Kamerawan lalu menggerakkan layar kamera seolah sedang mengangguk, "Ya sip! Lo kayak Raisa gadungan, enggak ada yang bisa nyamain!"
Pewawancara tersenyum pada Narasumber. "Siap?"
Narasumber nampak bersemangat dan mengangguk siap. Dia melambai ke arah kamera dan mengulas lengkungan di bibir. Pewawancara menjelaskan keadaan pada kamera. "Oke, jadi um ... pertama-tama perkenalan diri, hampir lupa," Dia terkekeh lalu menatap buku catatan dan kembali pada kamera. "Nama saya Risa Yulia. Di samping saya adalah narasumber kita hari ini, adik kelas kami Sandy. Orang yang memegang handycam itu teman saya, Joe. Kami adalah salah satu siswa dan siswi dari SMA Kartajaya. Rekaman wawancara ini adalah untuk menyelesaikan tugas penelitian kami atas permintaan Ibu Riayah. Seluruh bagian rekaman dan identitas narasumber sepenuhnya sudah melalui kesepakatan tertulis. Semoga hasil data kami bermanfaat untuk adik kelas kami selanjutnya."
Risa kemudian menyodorkan tangannya pada Sandy. "Terima kasih sudah bersedia membantu tugas kami." Sandy balas jabatan tangan tersebut.
"Oh ya ngomong-ngomong itu yang di sana megang handycam, temanku Joe." Risa menunjuk ke kamera.
Wajah Sandy berkerut bingung. "Iya tadi Kak Risa udah bilang tadi."
Risa lalu menjelaskan, "Iya, tapi nama aslinya Joe itu Muhammad Hidayatullah jadi enggak nyambung banget, 'kan?" katanya terkekeh.
Joe menginterupsi, "Ris, bacot lo! Jangan bocorin identitas gue dodol! Udah keren gini nama samaran gue!"
"Abaikan saja dia." Risa kembali pada Sandy. "Itu tadi supaya kita santai aja gitu lho," jelasnya sekali mengedipkan sebelah mata.
Sandy membuat bibirnya berbentuk "o" dan dari ekspresinya dia menahan bibirnya dari tawa. Beberapa saat terdengar suara bel khusus yang berbunyi tiga kali. Penulis memprediksi tanda bel ini digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler yang biasanya dilakukan di sore hari.
Sementara video berlanjut dan Risa melirik buku catatannya yang penulis asumsikan berisi daftar pertanyaan untuk wawancara. " Oke, Sandy berapa umurmu sekarang?"
Sandy menjawab, "15 tahun."
Risa menyeringai girang. "Baru masuk SMA? Cieee," katanya lalu mencolek Sandy beberapa kali dengan pulpen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokumentasi Risa dan Joe (TAMAT)
Teen FictionDuo mesum di sekolah mengerjakan video dokumenter bertema edukasi seks Apa yang bakal terjadi selanjutnya?! *** Ini adalah data trasnkrip video rekaman dokumentasi penelitian wawancara yang dilakukan oleh sepasang murid dari SMA Kartajaya yang dimul...