Video Log 12 - Abah Risa Ngamuk Viral

646 36 1
                                    

Video Log 12 - Abah Risa Ngamuk Viral

Layar komputer menyala terang kuning, disebabkan oleh wallpapernya yang merupakan sosok Pikachu tersenyum.

Terlihat gambar kursor ekor Pikachu mungil yang tersenyum menjadi penanda mouse di layar. Pikachu mungil itu kemudian bergerak memutar dan bergerak turun ke bawah, menunjuk sebuah aplikasi browser bernama Joget Joggle Chrome. Aplikasi terbuka dan kursor Pikachu menunjuk bar mesin pencari. Diketik di sana kalimat:

Viral seorang Bapak mengamuk di kantor polisi habis tahu anaknya dihamili.

Layar memuat begitu cepat dan dalam beberapa detik hasil pencarian muncul. Hasil paling pertama adalah link dari situs Buntube, adalah sebuah situs kumpulan video yang terkenal pada masa itu.

Kursor ekor Pikachu langsung menunjuk Buntube.

Sebuah lingkaran muncul di layar, berputar sepenuhnya 360 derajat. Layar menampakkan sebuah kotak hitam, lalu kotak itu berubah menjadi gambar, dan ... gambar itu bergerak.

Suara berisik dan keresek menjadi begitu dominan. Kualitas video pun tidak bisa dibilang begitu bagus sebab ia direkam melalui jarak yang cukup jauh. Namun, tempat serta figur orang-orang di dalamnya masihlah jelas. Setidaknya ada empat orang yang diketahui berada di depan kantor polisi. Seorang lelaki dan wanita paruh baya berkerudung. Seorang gadis yang menangis sesegukan. Juga, seorang pemuda yang menjadi bulan-bulanan si pria tua.

"Kamu mau jadiin anak Abah l*hung, hah?!" sahut si pria tua menempeleng si pemuda.

"Hais, jawab Abah!" tegas si pria tua itu lagi, "Risa ada salah apa sama Hais? Bilang sama Abah! Kalau Risa yang salah sama Hais, nanti Abah hukum Risa!"

Si pemuda yang dipanggil Hais itu langsung menurunkan tubuhnya ke lantai, hingga kepalanya cukup dekat untuk sekedar mencium kaki si Bapak. "Maafin Hais ... Hais yang salah ...," ujarnya dengan suara bergetar.

"Eit! Siapa suruh kamu sujud, hah?!" tukas si Bapak langsung mencegat Hais dan menariknya agar tetap berdiri, bertatap muka dengannya. "Anak Abah ada salah apa sama Hais? Kalau Risa bikin Hais marah, bilang sama Abah! Kenapa kamu malah nyebarin foto Risa, Hais? Kamu mau jual anak Abah? Kamu mau jadiin Risa l*nte?"

"Abah udah!" ucap si gadis yang penulis mampu kenali, kemungkinan besar adalah Risa Yulia. "Abah jangan ... kita lagi di kantor polisi!"

Meski Risa sudah menarik lengan sang ayah, tetap saja beliau fokus pada muka Hais yang sudah pucat masam. "Abah sayang sama Risa, kamu tahu gak Hais? Abah mau jaga Risa sampai nanti dia nikah pun Abah bakal jaga Risa! Kam ingat lah? Abah senang sekali kamu jadi pacar Risa, Hais ... Abah kira kamu bisa gantiin Abah jaga Risa ...."

Risa meraung menangis dan dipeluk oleh sosok wanita berkerudung yang penulis asumsikan adalah ibu kandung Risa.

Suara si Bapak pecah akan isak tangis. Beliau menarik kerah baju Hais kasar dan berkata lagi, "Kenapa kamu nyakitin Risa begini, nak? Risa salah apa sama Hais? Abah tahunya Risa itu selalu baik sama kamu ... Risa suka senyum kalau kamu datang ... terus kenapa jadi begini Hais? Ya Allah ... anak Abah kamu jual!"

"Maafin Hais ... Abah, Hais enggak maksud-"

Sebuah pukulan melayang ke wajah Hais hingga pemuda itu terhuyung ke belakang dan menabrak dinding kelabu. Risa menjerit agar sang Abah berhenti dan istri beliau pun memeluk Abah dari belakang. Beberapa petugas polisi berseragam coklat kayu, berdatangan memisahkan Hais dan Abah.

"Abah sudah!!!" Risa mengerang dan menangis sejadi-jadinya, bahkan menghadang Abah agar tidak menyakiti Hais lebih jauh.

"Risa minta ampun, Bah ...." Risa sesenggukan lagi dan karena tak tega dengan putri sendiri, Abah langsung menarik Risa, mendekapnya erat seolah dunia kiamat esok.

Dokumentasi Risa dan Joe (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang