Video Log 6 – Keep Holding On
Layar putih menyala, sepasang lelaki dan perempuan berkerudung paruh baya duduk bersebelahan. Si perempuan tengah memeluk bingkai foto seorang gadis muda yang tersenyum lebar. Sementara di belakang mereka ada dinding putih yang menggantungkan sebuah lukisan seekor kuda berlari. Sosok Risa seketika masuk dalam balutan seragam putih abu-abu. Dia tersenyum pada mereka berdua dan menyalami satu-satu.
"Ini bisa dimulai?" tanya si pria.
Risa mengangguk. "Nama saya Risa Yulia. Teman saya yang pegang handy cam namanya Muhammad Hidayatullah. Kami siswa-siswi dari SMA Kartajaya atas nama Ibu Riayah, ingin mewawancarai Bapak dan Ibu. Kalau boleh tahu nama bapak dan ibu siapa?"
"Nama bapak Suryatama Ibrahim. Biasa dipanggil Pak Surya."
"Nama ibu Dahliana. Panggil aja Ibu Dahlia." Wanita itu kemudian mengangkat bingkai foto di tangannya. "Ini anak ibu, Febriyanti Dewita."
Risa menggeser tubuhhnya agar melihat lebih dekat. "Cantik anak ibu, ya?" katanya lalu mendonenggak. "Umurnya berapa?"
Meski tampak sebuah senyuman kecut di bibirnya, Ibu Dahlia menjawab, "Enam belas," katanya lalu memandang foto anaknya lagi. "Kalau Febri masih ada di sini, mungkin dia udah kuliah ya, Pah?"
Suaminya mengangguk dan memeluk Ibu Dahlia. "Iya, Mah."
"Saya turut berduka atas apa yang terjadi," kata Risa dengan nada sendunya.
Pak Surya menggeleng. "Enggak apa-apa, sudah lima tahun juga."
"Kalau boleh tahu apa yang terjadi pada Febri?" tanya Risa.
Melihat Ibu Surya semakin lesu melihat foto putrinya, Pak Surya berinisiatif menjawab, "Tiga teman sekolahnya. Mereka awalnya mau mengajak main gitu, lalu kata polisi setelah mendapat hasil otopsi, mereka bilang—"
Pak Surya menundukkan kepala dan Ibu Dahlia langsung menarik tangan suaminya. Kali ini Bu Dahlia yang berbicara, "Febri disetubuhi. Bergilir."
Baik Risa, Bu Dahlia dan Pak Surya sama-sama terdiam seketika. Video berjalan dalam sunyi selama beberapa detik lamanya, kemungkinan untuk memberi waktu Pak Surya dan Bu Dahlia berduka.
"Saya minta maaf jika sangat sulit mengingat apa yang terjadi pada Fabry," lirih Risa dan tangannya bergetar sampai harus mencengkram buku catatan sebagai gantinya.
"Sampai sekarang Ibu enggak nyangka aja gitu Dek Risa," ujar Bu Dahli memberi senyum tipis. "Habisnya, ketika melahirkan Febri, Ibu enggak ada kepengen anak ibu dirusak. Sumpah demi Allah, Ibu mau Febri sekolah baik-baik, Ibu mau Febri nikah sama laki-laki yang sayang sama dia. Pokoknya sampai sekarang pun, Ibu masih sayang sekali sama Febri. Sakit hati Ibu pas denger beritanya itu Dek. Sakit rasanya darah daging ibu sendiri dirusak orang! Sudah dirusak dibunuh pula! Ya Allah, Ibu selalu berdo'a tiap tahajud, semoga Febri jadi anak baik, semoga Febri dijaga. Ibu mau yang baik aja buat Febri. Sumpah Ibu langsung lemes, nangis, makan pun enggak mau. Sakit benar hati Ibu, Dek Risa. Sakit hati betulan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokumentasi Risa dan Joe (TAMAT)
Teen FictionDuo mesum di sekolah mengerjakan video dokumenter bertema edukasi seks Apa yang bakal terjadi selanjutnya?! *** Ini adalah data trasnkrip video rekaman dokumentasi penelitian wawancara yang dilakukan oleh sepasang murid dari SMA Kartajaya yang dimul...