3

28 3 2
                                    

Perkenalkan namaku lunglai

Malam ini aku menyusuri jalan setapak, yang riuh dengan bisikan jangkrik yang bersautan.Dengan niat yang membaja dan hati yang sudah beku akan tekad ku putuskan untuk pergi mencari sebuah istana yang diceritakan penyair ulung sore tadi.

Saat mata almondku menyusuri  titik demi titik baru aku sadari bahwa  malam ini Semuanya berkumpul dari jangkrik,rumput,pohon pohon bahkan tuan bulan sabit yang selalu izin untuk tak hadir entah mengapa ia tiba paling awal.

Semua seolah ingin terus menemani ku.

" Dengarkan jeritan ku,hanya kau tetap disini pintaku ,aku akan selalu menyanyikan irama indah yang bisa menggerakkan batin mu untuk tetap tenang damai bersamaku" jangkrik memohon dengan mata penuh dengan kaca yang sebentar lagi akan pecah sepertinya

Pohon pun tak mau kalah ia menghadirkan buah terbaik yang pernah dia buat, dengan rantingnya yang panjang di tuntun ku duduk untuk sekadar menikmati buah itu ,namun di ternyata di sela sela buah itu ada mantra yang di sematkan agar aku terhipnotis dan tidak akan pergi meninggalkan pohon kecintaanku ini.

Tapi berbeda dengan bulan sabit ia yang paling misterius yang nampaknya tak menyukai si lunglai ini  tak menyiapkan apapun. Si lunglai pun tidak berharap banyak pada tuan bulan sabit namun saat si lunglai mengangkat semua barang barang untuk beranjak pergi tuan bulan sabit menjatuhkan hal yang paling berharga yang dimilikinya.

"Jangan pernah kembali, ini ambil saja sabitku "
Katanya ketus ,dilemparnya sabit yang ia bangga banggakan ke tanah dan
   

     Pyarrr(sabit pecah )

Dengan telinga menuli ,mata yang mulai pecah oleh tangis si lunglai mulai memunguti sabit yang terbelah belah di hantam jalan setapak.

"Bila tak ingin memberi tak apa ,tak usah.Tak butuh! Bahkan aku tak ingin"
Si lunglai menjerit membelakangi  badan nya seakan ingin menjauhi tuan bulan sabit

"Aku tak ingin kau,tak mau! pergi saja! tapi jangan lupa kembalikan sabitku saat kau kembali"

Seketika senyum kecil mulai menghiasi bibir indah si lunglai, kupu kupu seakan terbang dari perutnya ,dia sangat bahagia.

" Kau yang paling memaksa, kau yang memaksaku untuk tinggal tanpa harus merayuku. "

Si lunglai merebahkan semua barang bawaanya  ke tanah dengan mendekap sabit sabit hancur pemberian tuan bulan sabit ia berjanji untuk tidak akan pernah mencoba untuk pergi lagi.

Andai semua nya semudah itu

-untuk phobos

Untuk PhobosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang