03 |PULANG KE RUMAH

13.7K 653 4
                                    

Selamat membaca!
Jangan lupa tekan 🌟 dan komentarnya.

Playlist : Selamanya
Cinta by D'Cinnamons cover

•••
"Selalu ada kesempatan untuk mengubah segalanya ke arah lebih baik."@atiikaaru

SEJAK pertemuanku dengan Gibran di atap gedung rumah sakit dua minggu lalu aku tidak akan lagi melihatnya sampai tiga bulan ke depan seperti yang Gibran janjikan padaku saat itu. Usai mengantarku kembali ke kamar inap, Gibran mendapat telepon dan langsung buru-buru pergi setelah itu. Dan saat Gibran mengangkat telepon aku tidak sengaja mendengarnya memanggil nama seorang wanita bernama Rini.

Pikiran buruk seketika memenuhi kepalaku hingga menimbulkan kegelisahan dalam hatiku. Bertanya-tanya apakah Rini adalah istri pertama atau kedua selain aku, bertanya-tanya apakah pernikahan kami menyalahi aturan sekaligus merasa takut akan ada pihak-pihak yang membenci diriku karena pernikahan ini.

Semakin dalam aku memikirkan tentang itu, semakin tidak jelas pula apa jawabannya. Untuk saat ini aku hanya berpasrah pada-Nya, apapun yang terjadi pada hubungan kami, seperti yang kutekankan tempo hari pada diriku sendiri bahwa aku harus selalu siap menghadapi kenyataan terpahit.

"Afra."

Panggilan dokter Winda yang tahu-tahu sudah berdiri di sampingku membuat aku tersadar dari lamunan. "Eh, dokter. Sejak kapan masuknya?"

Dokter Winda geleng-geleng kepala heran, "Mangkannya kamu jangan ngelamun aja." Aku menggaruk tengkuk sambil cengengesan menjawab perkataannya. Dokter Winda kemudian memeriksa denyut jantungku menggunakan stetoskopnya lalu bicara setelah menyelesaikan tugasnya. "Besok kamu sudah bisa pulang."

"Serius dokter?" tanyaku dengan raut bahagia.

Dokter Winda mengangguk sembari tersenyum. "Akhirnya... aku bisa pulang juga. Aku tidak sabar ingin kembali melakukan aktivitasku seperti dulu, dan aku juga tidak sabar ingin menjenguk makam ibu."

Mendengar kalimat terakhirku, senyuman di bibir dokter Winda melenyap. "Dokter tidak perlu cemas padaku. Aku sudah mengikhlaskan ibu, jadi aku akan baik-baik saja tanpa dia."

Kupikir dengan mengatakan itu bisa membuat dokter Winda lega, tetapi sebaliknya perempuan berjas putih itu justru menangis lalu mendekap tubuhku. "Empat tahun hiks... empat tahun sudah aku mengenal kalian yang telah mengajarkan banyak hal padaku tentang arti kehidupan yang sesungguhnya."

Mataku ikut berkaca-kaca akibat terharu. "Dokter adalah orang yang paling berjasa bagi aku dan ibu. Terima kasih sudah menjadi dokterku selama empat tahun ini." Aku merasakan tangan dokter Winda mengusap punggunggku naik-turun.

"Hikss... kamu dan ibumu sudah kuanggap keluargaku sendiri. Kuharap setelah ini hubungan kita masih akan terus berlanjut." Aku merenggakan pelukan kami dan menatap wajah sembab dokter Winda, "Tentu saja. Aku akan sering mengunjungi dokter." Dokter Winda tersenyum haru dan kembali memeluk tubuhku lebih erat.

Hari ini aku tersadar akan satu hal, meskipun ibu dan ayah telah pergi meninggalkanku tetapi Allah tidak membiarkan aku bertahan sendirian. Aku bersyukur Allah menghadirkan banyak orang-orang baik di sekitarku. Berharap masa depan bahagia yang sempat aku mimpi-mimpikan terwujud menjadi kenyataan.

♥♥

♥♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Husband Soldier (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang