04 |PERUBAHAN

12.1K 639 12
                                    

Selamat membaca!
Jangan lupa tekan 🌟 dan komentarnya.

Playlist : Buka Hati by
Yura Yunita Cover

•••
"Ternyata langit tak selamanya berwarna biru, sama halnya denganku yang tak selamanya memilikimu."
by @shahnazmomoy

SEPERTI yang sudah kusepakati kemarin, siang ini aku kembali mengunjungi rumah kuning seberang rumahku. Hari ini aku melihat mobil hitam terparkir di halaman rumahnya di saat kemarin aku tidak melihat mobil itu di sana, bisa jadi kemarin aku salah dengar suara televisi dan mungkin saja pemilik rumah ini memang sedang tidak ada di rumah waktu itu.

Tanganku memencet tombol bell sambil berharap pemilik rumah membukakan pintu. Kemudian doaku terjawab, tidak lama setelah menekan bell pintu rumah ini akhirnya terbuka. Menampilkan sosok wanita bule muda yang tengah melempar senyum padaku.

"Hai, apa kamu orang baru yang tinggal di depan rumahku?" Wanita itu lebih dulu memulai obrolan. Aku senang karena sepertinya dia tipe wanita yang ramah. "Ya, kenalkan namaku Afra Naila Arkana. Ini, ada sedikit hadiah dariku." Aku menyodorkan kotak kue buatanku kemarin.

Wanita itu menerimanya dengan senang hati, "Wah... terima kasih. Namaku Emilyta Chilsvester." Aku mengerjap mendengar namanya yang sulit sekali dilafalkan, sementara Emily tertawa sambil berkata, "Tidak biasa mendengar namaku ya? Hahaha, tidak apa. Kamu bisa memanggilku Emily."

Aku meringis seperti orang bodoh lalu mengangguk saat Emily menyilakanku masuk ke dalam rumahnya. Pandanganku terpaku pada bingkai foto pernikahan Emily yang tertempel di dinding dekat vas bunga. Bahkan suami Emily juga seorang bule, lalu untuk apa para bule ini tinggal di Indonesia?

"Suamiku adalah dosen sastra Indonesia di Universitas Indonesia. Dia begitu tertarik dengan keunikan budaya Indonesia sehingga kami pun memutuskan pindah ke negara ini." Aku berbalik dan menemukan Emily sudah kembali ke ruang tamu sambil membawa nampan berisi minuman.

"Sudah berapa lama kalian tinggal di Indonesia?" tanyaku saat kami duduk berdampingan di sofa. "Emm... hampir tiga tahun," jawabnya sedangkan aku mengangguk-angguk. Meluaskan pandangan ke segala penjuru rumah Emily hingga tidak sengaja melihat bingkai foto di dalam lemari dekorasi.

"Kalian punya anak kembar?" Aku terkejut seraya memperhatikan foto keluarga Emily dari jauh. Emily tersenyum manis mendengar pertanyaanku, "Iya!"

"Anak pertamaku kelas dua SMP, namanya Nicole. Sedangkan anak kembarku baru berusia tiga tahun, mereka bernama Steven dan Stefany. Lain kali aku akan memperkenalkannya padamu, hari ini Nic ada kerja kelompok jadi belum pulang sekolah sedangkan si kembar masih tidur."

Aku memangku tangan iri, "Senangnya punya anak kembar selucu mereka." Emily tertawa, "Sayangnya mereka agak merepotkan karena masih kecil." Tatapanku berpindah ke arah Emily, "Semua anak pasti merepotkan, tapi juga harta tak ternilai bagi kita sebagai seorang ibu."

"Good! Kalau kamu Afra?"

"Apa?"

"Kamu sudah memiliki anak?"

Anak ya... apa aku bisa memiliki anak bersama Gibran? Kepalaku spontan menggeleng, berharap apa sih aku ini! Kami jelas-jelas akan bercerai suatu saat nanti, tidak mungkin berencana memiliki anak. "Belum ya? Tidak apa, nanti juga dikasih sendiri." Emily mengelus pundakku, senyuman yang dia berikan sangat tulus.

Dari beberapa tetangga yang aku datangi, entah kenapa aku lebih nyaman berbincang dengan Emily. Padahal dia bukan warga negara asli, agama kami juga berbeda, namun tutur kata serta keramahan wanita ini benar-benar telah membuatku menganggapnya sebagai saudara.

My Husband Soldier (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang