Siapalah akhwat yang tak menanti, kedatangan hari yang selalu dinanti-nanti. Dimana seorang Ikhwan datang kerumah untuk memutuskan, bahwa engkau lah persinggahan hati.
Kini disinilah aku berdiri, menatap lekat kedapan rumah yang dimana engkau bernaung didalamnya.
Kaki melangkah membawa diri masuk melewati pagar besi, tangan terangkat mulai mengetuk pintu kayu yang tinggi, dan ucapan salam pun terucap dengan penuh percaya diri.
Di pinang? Sungguh? Aku pun tak percaya, hari ini tiba.
Terlihat sebuah cincin melingkar di jari, tanda bahwa sudah terikat sebuah janji, dan tak bisa Ikhwan lain tuk mendapati.
Kini hanya tinggal menanti, menanti hari dimana akan terucap sebuah ikrar suci, penyatuan dua insan dalam satu ikatan halal sang illahi Robbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURAHAN HATI SEORANG IKHWAN
PoesíaHanya sebuah curhatan dari hati yang terdalam:)