🍁
~Setiap musim memiliki kisahnya masing-masing~
🍁
🍁
🍁
Terlihat kesibukan disebuah toko parfum dengan banyak jendela besar yang mengelilinginya. Toko itu tidak terlihat seperti toko parfum biasanya. Disini, bahkan banyak dekorasi bunga hidup dimana-mana. Terlihat seperti toko bunga.
Seorang gadis menggunakan apron putih mendongak merasakan tak ada angin dari AC yang mati. Ia berbalik, menghadap beberapa wanita lain yang duduk mengitari meja persegi panjang.
"Maaf ya, AC nya mati." Ujarnya berjalan mendekati meja, tangannya meraba kursi kayu dan mendudukinya.
"Tidak apa-apa." Jawab seorang wanita berambut pendek.
"Gak usah khawatir. Udaranya tetap sejuk kok, Re." Jawab wanita lain yang duduk di ujung meja.
Gadis yang dipanggil 'Re' itu tersenyum. "Aku sudah hubungi service barusan. Semoga cepat datang." Ia terdiam sejenak. Kalau begitu, ayo lanjut."
Mereka pun melanjutkan meracik parfum.
🍁🍁
Para wanita dari toko parfum itu berbondong-bondong keluar toko sambil berbincang. Satu persatu, mereka meninggalkan toko.
"Rea, aku pulang dulu ya."
Seorang wanita berbaju coklat itu menggenggam tangan Rea.
"Iya. Hati-hati Kay!"
Rea terdiam diambang pintu menunggu temannya menjauh. Ia pun kembali masuk toko dan melepas apronnya.
Kay berjalan santai, ia menengok kebelakang sambil terus berjalan menatap toko parfum. Terlihat Rea masuk ke toko. Kay tersenyum melihatnya.
Brug!
"Akh!" Kay meringis mengusap lengannya. Ia menatap seorang pria didepannya.
"Maaf, maaf, saya minta maaf." Pria itu mengangkat sedikit kedua tangannya. Ia bingung harus melakukan apa.
Kay memerhatikan pria yang memakai duffle coat coklat. Terlihat gugup, pikirnya. "Mas, kalau jalan lihat-lihat dong."
"Ah, iya saya minta maaf. Sekali lagi maaf Mbak." Pria itu sedikit membungkukkan tubuhnya.
Kay tidak terima dipanggil 'Mbak'. Ia hendak berjalan dengan kesal, tetapi pria itu menanyakan alamat Flower Parfum. Ya, toko yang baru saja dikunjunginya. Kay menunjuk toko berwarna baby blue yang tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.
Pria itu terdiam memegang kertas kecil bertuliskan Flower Parfum. "Boleh antarkan saya kesana?"
Kay terdiam. Jelas-jelas ia masih kesal dengan sebutan Mbak tadi. Tapi ia pikir, mungkin pria didepannya adalah tukang service karena tas selempang yang dipakainya mencerminkan tukang service. Itu yang dipikirkannya.
"Ikut aku." Kay berjalan duluan.
🍁🍁
Pintu kaca toko terbuka, Kay mengajak pria itu masuk dan menyuruhnya diam ditempat.
"Rea! Dimana kamu?" Teriak Kay masuk kedalam sebuah ruangan.
Kay menarik tangan Rea untuk menghampiri pria yang berdiri tidak jauh dari pintu masuk.
"Itu tukang servicenya di pintu." Bisik Kay.
Rea berdiri tepat didepan si pria. Sementara Kay kembali pergi sambil melambaikan tangan pada Rea, gadis itu membalasnya.
"Halo, ah datangnya cepat sekali, diluar dugaan." Rea membuka obrolan.
Pria itu tersentak mendengar suara Rea. Ia tersenyum canggung. "Ini Flower Parfum?" Tanyanya untuk memastikan.
"Iya. Ayo ikut aku, AC nya sebelah sini." Rea berjalan mendahului si pria.
Pria itu masih diam ditempat. Ia bingung dengan ucapan Rea barusan. "Maaf, saya ..."
"Ya?" Rea menengok belakang.
"Saya mau beli parfum."
Rea terdiam. Ia salah orang, ini gara-gara Kay. Ia tersenyum canggung sambil berjalan mendekati pria itu. "Maaf, aku kira service AC. Maaf sekali."
"Tidak apa-apa."
"Oh, kalau mau beli parfum, kesini." Rea menunjuk kearah kanan. Banyak etalase yang menyimpan banyak botol parfum. Rea memanggil Ando, temannya untuk melayani pelanggan.
🍁🍁
Rea duduk di kursi depan meja panjang tadi sambil membereskan sisa botol-botol parfum.
Si pria masih saja memilih parfum.
Rea memberi botol-botol itu pada Ando yang masih setia menunggu si pria. Rea memberi isyarat bahwa dia yang akan menunggu.
Rea berdiri dihadapan pria itu, hanya etalase yang menghalangi. "Masih belum nemu yang sesuai?"
Lagi-lagi pria itu tersentak mendengar suara Rea. "Ah, belum."
"Memangnya untuk siapa parfumnya?"
"Ibu saya."
Rea manggut-manggut. "Mau membuat parfum sendiri?"
"Apa?"
"Disini, ada kelas membuat parfum. Kalau mau, boleh. Besok datang saja lagi kesini jam 10."
Pria itu terdiam menatap lurus ke depan. Ia seperti menimbang-nimbang ucapan Rea tadi. "Kalau tidak banyak orang, saya mau."
Rea tersenyum menatap pria dihadapannya. "Oke."
🍁🍁
TBC
Halo, ini Season's Special Autumn ya..
Video diatas, yaitu salah satu lagu inspirasi buat aku bikin cerita ini. Hehe, lagu Korea sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NCT 00'L] Sunshine🍁 ✓
FanfictionHighest rank: #1 cerita pendek (07-08-2019) "Dan ketulusan untuk dapat mencintai segala kekurangan, menjadikan segalanya sempurna." 🌻🌻 Bagaimana caramu melihat dunia? Bagaimana caramu melihat segala kelebihan yang membuat semua orang menjadi iri d...