🍁🍁
Renjun terdiam di depan ruang kelas parfum. Tangannya menggenggam erat tali tas selempangnya. Ia memutuskan untuk mengikuti kelas parfum lagi, demi kado untuk ibunya yang berulang tahun.
Renjun membuka kenop pintu. Seketika, semua orang memandangnya. Hening. Itu yang didengar Renjun.
"JUN!" teriak para wanita di dalam ruangan.
Mereka mempersilahkan Renjun masuk. Ia pun duduk di kursinya dan tersenyum pada semua orang disana. Ia disambut hangat. Senangnya.
Rea tersenyum mendengar itu.
"Ayo kita mulai lagi, ini, Bu Choi coba ini." Rea menyodorkan pipet berisi cairan parfum pada seorang ibu.
Bu Choi memberikan kedua tangannya. Ia mencium parfum itu. "Ah, ini aroma terapi."
"Benarkah?" Renjun menegakkan tubuhnya.
"Jun bersemangat sekali," ujar Bu Choi tertawa.
Renjun hanya tersenyum malu.
"Aih senyumnya manis sekali. Jun kamu benar-benar tampan," ujar Bu Kim.
Semua orang di ruangan itu tertawa sambil memuji ketampanan Renjun.
"Begitukah?" Rea berbisik pada Kay yang berdiri disampingnya.
"Menurutmu?" Kay menyenggol bahu Rea.
Rea hanya tersenyum.
🍁🍁
Seperti biasa, para wanita dari kelas parfum keluar dari toko sambil menenteng kantung berisi parfum buatan mereka.
Satu persatu dari mereka pergi meninggalkan toko. Hanya Kay dan Renjun yang masih disana.
Kay menatap Renjun yang berkeringat. Wajah pria itu terkena sinar matahari. Kay takjub melihat pemandangan itu. "Jun, kenapa selalu memakai jaket?"
"Ah, aku nyaman begini." Renjun memamerkan senyum manisnya.
Tentu Kay terpana melihatnya. Ia sengaja menepuk pipinya agar tersadar bahwa ia sudah memiliki pacar.
"Kay, kenapa?" Rea yang mendengar suara tamparan itu bertanya.
"Ah? Hahaha tidak kok." Kay tertawa sambil mengusap pipinya. Ponselnya berdering. Tertulis nama 'Rico' di panggilan masuk. "Re, Ian, aku pulang dulu ya, Rico menelepon." Kay berjalan menjauh sambil melambaikan tangan.
Kini, tinggal lah Renjun dan Rea.
"Kalau begitu, aku pulang dulu," ujar Renjun terlihat kikuk. Ia tentu masih mengingat kejadian kemarin.
"Oke, hati-hati. Semoga ibumu suka."
"Iya, terimakasih." Renjun berjalan meninggalkan Rea.
"Renjun!"
"Iya?" Renjun menengok kebelakang.
"Lusa aku mau pergi ke suatu tempat. Bisa kamu ikut?" Rea terdiam sejenak. "Aku berharap kamu ikut."
Renjun terkejut dengan ajakan itu. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. "A-ah, oke."
🍁🍁
🎶Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun ibu, semoga panjang umur!!
Terdengar tepuk tangan riuh di sebuah ruang keluarga. Terlihat Renjun, ayah, kakak laki-laki dan ibunya berkumpul dengan kue kecil di meja.
Ayah memberi sebuah kado berukuran sedang. Ibu membuka bungkus kado itu dan terkejut dengan isinya, sebuah syal berwarna merah yang cantik.
Selanjutnya, ibu membuka kado dari kakak Renjun. Keluarga itu terlihat harmonis. Mereka saling tertawa saat membuka kado masing-masing.
Terakhir, kado dari Renjun. Ibu terkejut, kado dari Renjun berbeda dengan ayah dan kakaknya berupa barang yang tidak akan habis.
"Ibu, itu hadiah dariku. Aku membuatnya sendiri, Bu. Wanginya enak kan?" Renjun terus mengembangkan senyumnya.
Semua yang ada di ruangan itu terheran melihat tingkah Renjun. Mereka saling menatap.
"Jun, akhir-akhir ini, kamu terlihat senang. Ada apa nak?" Ibu memegang tangan Renjun.
Renjun hanya tersenyum.
"Ada hal menyenangkan di tempat les?" tanya ayah memastikan.
"Ah, tidak," ucapan Renjun terhenti, ia kembali tersenyum. "Itu, ehm aku, aku senang bisa membuat parfum sendiri, untuk ibu."
Ibu terharu menatap Renjun. Ia menggenggam tangan suaminya memberi isyarat bahwa Renjun ada kemajuan. Ibu berterimakasih karena di ulang tahunnya kini, Renjun sudah tidak terpuruk lagi dengan keadaannya.
Dengan begitu, keluarga mereka akan kembali seperti semula.
🍁🍁
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[NCT 00'L] Sunshine🍁 ✓
FanfictionHighest rank: #1 cerita pendek (07-08-2019) "Dan ketulusan untuk dapat mencintai segala kekurangan, menjadikan segalanya sempurna." 🌻🌻 Bagaimana caramu melihat dunia? Bagaimana caramu melihat segala kelebihan yang membuat semua orang menjadi iri d...