"Kak Fryyyyy"
Ya Dinar memanggil Fry karena memang hanya Dinar yang duduknya tidak membelakangi keberadaan gadis itu.
Seketika keluarga Dry menoleh ke arah Fry.
Gadis itu meneliti dengan matanya semua keluarga Fry lengkap disini, bahkan Sisil juga ada ditengah-tengah mereka. Namun satu, laki laki yang ia yang tengah ia cari tak ada disini ntah dimana Dry berada.
Uminya Dry yang memang terkejut dengan keberadaan Fry, langsung dengan cepat berdeham dan merubah raut wajahnya dengan senyuman seperti biasa.
"Ehm, kesini dong Fryyy", ucap wanita yang memakai hijab itu lalu memeluk Fry ketika gadis itu tepat didepannya.
"Dimana Adryan Umi", gadis itu bertanya secara spontan. Jujur saja Fry ingin menjahit bibirnya sendiri, yang dengan lancang berbicara seperti itu dan penuh penekanan.
"Fry terlalu rindu ya sama Dry, makanya lupa kan Adryan lagi pendidikan sayang", wanita itu tetap menetralkan suasana yang memang sudah sedikit tegang.
Fry membalas perkataan Uminya Dry dengan tersenyum kecut.
"Jangan bohongin Fry Miii", ucap gadis itu selembut mungkin meski memang ucapannya penuh penekanan.
"Umi gapernah bohong sayang, kan emang Dry lagi pendidikan"
Fry masih diam mematung mungkin memang ini pertama kalinya Fry tidak sopan dengan keluarga Dry. Berbicara dengan orang yang lebih tua dengan berdiri, meskipun Uminya Dry juga berdiri.
"Duduk dulu Fry, pasti kamu belum makan kan, tadi Umi udah jenguk Ayah kamu sebelum kamu dateng. Kamu jangan sedih ya sayang namanya musibah kita gada yang tau", wanita itu menarik Fry untuk duduk disebelahnya. Dan Fry mendaratkan bokongnya di kursi ia berada ditengah-tengah antara Uminya Dry dan Sisil.
"Fryy mau makan apa sayang, biar sekalian kita makan bareng", ucapnya sambil tersenyum.
"Umi yakin kesini cuma jengukin Ayah Fry doang", gadis itu mengalihkan pembicaraan memang hatinya sangat tidak tenang saat itu
"Ya ii iyalah sayang", wanita berhijab itu melihat kearah keluarganya lalu menatap Fry dengan tersenyum lagi
"Tapi Fry gayakin, gamungkin cuma jengukin Ayah Fry doang. Sampe Sisil pulang ke Indonesia, dan bang Ardan bukannya abang lagi di Bali. Fry yakin ini ada yang janggal", Fry menaikan sedikit nada bicaranya
Dan Sisil yang sudah diam sedari tadi tak tahan karena Fry yang mulai melebehi batas.
"Cukup ya Fry! Lo itu udah keterlaluan! Emangnya Lo itu siapa sih sampe tanya-tanya sedetail itu! Sadar dong! Lo itu baru pacarnya bukan istrinya! PAHAM!!!", Sisil mengatakan itu dengan emosi ia sudah tak tahan lagi dengan drama ini, kenapa harus di sembunyikan dari Fry.
Mau bagaimanapun juga Fry berhak tau.
Tapi Uminya Dry memang melarang siapapun memberi tahu Fry tentang keberadaan dan kabar putranya itu."Kenapa Lo bilang kae gitu ke gue Sil, sedangkan Lo sendiri yang udah ngasih tau gue kalau Dry udah bohongin gue. Kenapa Sil, apa Lo bisa jelasin"
Seketika semua menoleh ke arah Fry dan menatap Sisil dengan tajam, seolah bertanya kenapa kamu memberi tau dia.
"Udahlah Umii, Fry emang harus tau", ucap bang Ardan dengan tenang sambil sesekali memijit pangkal hidungnya.
"Sebenarnya apa yang kalian sembunyiin dari Fryyyyy", ucap gadis itu dengan suara bergetar.
"Sayangggg, sebenarnya Umi juga gamau menyembunyikan ini. Tapi ini permintaan Adryan jadi Umi gabisa berbuat apa-apa", wanita berhijab itu mendekat memeluk Fry dan mengelus rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice to Meet You
RomansaAdelia Fry Setiarsa "Selama ini gue selalu menjunjung tinggi arti sebuah kepercayaan, dan skrg Lo ngancurin semuanya gitu aja. Lo anggep gue apa Adryan" Adryan Mahardika "Gue cuma takut lu khawatir" Kalian penasaran ngga wkwk Aku si penasaran 😅😅😅...