Part 1

53 8 1
                                    

Gadis muda itu masih tetap melajukan motornya. Tidak terlalu kencang, hanya saja konsentrasinya sudah mulai buyar. Tak lagi fokus dengan jalanan yang dilaluinya. Pikirannya sedikit kacau, tapi ia tak paham apa yang membuatnya seperti itu. Tak hanya sekali ini, sering kali ia mengalami hal itu. Tak pernah paham alasan kegundahan hati yang ia rasakan.

Brukk

“Aww”

“Lihat-lihat sih mbak kalo nyetir, ada orang nyebrang juga!” teriak seorang lelaki yang kini tersungkur di tepi jalan.

Gadis itu menyerempet seseorang hingga tersungkur di pinggir jalan. Sedang ia tetap baik-baik saja karena ia masih bisa menjaga keseimbangan motornya hingga tidak terjatuh. Dan ia pun segera menepikan motornya dan melihat keadaan orang yang ia serempet tadi.

“Maaf, mas nggak kenapa-kenapa kan?” tanya sang gadis sedikit panik.

“Nggak kenapa-kenapa gimana, badan saya sakit semua ini.”jawab sang lelaki sambil ngomel-ngomel.

“Eh itu lengannya luka, gimana kalau di obatin dulu? Eh tapi gimana caranya ya? Kita cari apotek atau rumah sakit terdekat deh, ayo mas ikut saya.” Ucap sang gadis yang semakin panik ketika melihat lengan korban berdarah.

Gadis itu mengajak si lelaki untuk mengobati lukanya terlebih dahulu dengan mencari rumah sakit atau apotek terdekat untuk membeli obat. Si lelaki pun mengikuti langkah kaki gadis muda itu menuju motornya.

“Aku aja yang bonceng, takut nanti nyerempet orang lagi.” Ucap si lelaki dengan nada jutek. Sedang si gadis hanya terdiam sedikit tak percaya. Dia hanya sedang berfikir bagaimana bisa ada orang sepede lelaki itu.

“Ngapain bengong? Ayo naik!”

“Mas lagi nggak pengen ngebegal saya kan? Kan sekarang banyak modus begal motor dengan cara menabrakkan diri. Saya ini orang miskin mas, ini aja motor masih nyicil. Tolong jangan begal saya.” Jawab si gadis dengan wajah polos setengan lesu.

“Mbak, disini saya korban dan mbak ini pelaku. Jangan sok jadi korban padahal mbak ini tersangka utamanya.” Jawab si lelaki.

“Ane, panggil saya Ane. Jangan mbak, karena saya bukan mbak kamu.” Jawab gadis yang bernama Ane tersebut sambil mengulurkan tangan ke arah lelaki.

“Tadi takut dibegal, sekarang ngenalin diri. Gimana sih,” jawab si lelaki.

“Ahh, iya ya.” Jawabnya dengan ekspresi berfikir.

“Udah nggak usah banyak mikir, buruan naik. Gua begal beneran baru tahu rasa lu!” jawab si lelaki sedikit mengancam karena kesal dengan Ane yang terlalu banyak tanya.

Setelahnya si lelaki melajukan kendaraannya dan berhenti di mini market terdekat. Dan Ane pun bergegas masuk ke dalam mini market untuk segera membeli minum, obat merah, kapas pembersih dan juga plester luka.

“Nih minum dulu mas. Biar saya obati lukanya.” Ucap Ane sambil menyodorkan sebotol minuman.

Ane pun mengobati lukanya. Tidak terlalu parah memang, tapi bisa dibilang cukup banyak luka lecet di lengan laki-laki itu. Dan bahkan setelah ini Ane pun bingung harus melakukan apa. Ia masih saja takut bahwa lelaki yang ia serempet ini akan melaporkannya ke kantor polisi.

“Mas nggak akan ngelaporin saya ke kantor polisi kan?” tanya Ane dengan polosnya.

“Jangan panggil mas, aku lebih muda dari kamu.” Jawab si lelaki masih dengan wajah juteknya.

“Ha, masa? Oh, jadi adek ini nggak akan ngelaporin saya ke polisi kan?” Ane kembali mengulangi pertanyaannya.

“Ya jangan panggil adek juga kali!” jawab si lelaki dengan kesalnya, seakan menganggap Ane termasuk gadis yang lemot.

“Dipanggil mas salah, dipanggil adek salah juga. Terus saya harus manggil siapa? Bapak? Ibu? Om? Paklek? Pakde? Atau em....”

“Agam.” Jawaban singkat si lelaki menghentikan ocehan panjang Ane.

Dan di detik itu juga mata Ane tertuju pada sorot mata si lelaki yang memperkenalkan dirinya sebagai Agam tersebut. Tak ada yang spesial dari sorot matanya. Agam bukan pemilik sorot mata setajam elang. Bukan pula pemilik sorot mata yang sendu dan meneduhkan. Hanya saja sorot matanya memiliki arti berbeda bagi Ane. Seperti dari sorot matanya ia bisa membaca pikiran dan kegundahan lelaki di depannya itu. Sorot mata kegundahan yang sama seperti yang ia rasakan.

***

Assalamualaikum
Hai-hai gais, sudah lama tak main wattpad dan kini ku kembali dengan cerita baru karena cerita Hanya untuk Allah udah selesai yeayy. Jadi sekarang tinggal lanjutin cerita Romansa & Rahasia dan juga cerita baru ini nih.

Untuk cerita ini, bumbu2 spiritual/islaminya akan lebih sedikit dibanding cerita2 sebelumnya yaa. Tapi tetap diusahakan ada nilai yg bisa diambil dari cerita ini. Semoga kalian sukaaa.
Jangan lupa vote & komen ululu
Love you all  😘😘

7 Juli 2019

Uswatun Hasanah

GREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang