Part 3

20 3 0
                                    

Agam menghentikan laju motornya tepat di depan rumah bertingkat warna biru. Bisa dibilang itu bukan rumah, tapi kos-kosan. Yaps, tentu saja itu kos Ane.

"Makasih ya Gam," ucap Ane setelah turun dari motor Agam.

"Sini Hp lo." ucap Agam sambil menengadahkan tangan ke arah Ane.

"Buat?" tanya Ane yang masih bingung.

Dan masih dengan raut wajah bingung,  Ane pun menyerahkan Hp-nya.

"Ini nomer Hp gue, lo bisa hubungin gue kapanpun lo mau. Gue emang nggak tau masalah lo apa, tapi gue nggak mau lihat lo nangis lagi." jawab Agam dengan santainya.

"Sekali lagi makasih ya Gam. Aku masuk dulu. Kamu pulangnya hati-hati." jawab Ane lalu meninggalkan Agam dan masuk kedalam kosnya.

Tak ada yang mengira jika Agam akan berubah menjadi sebaik itu, termasuk Ane. Bahkan sejak awal di mata Ane, Agam adalah lelaki yang sangat cuek dan tidak peduli. Tapi hari ini anggapan Ane tentang Agam berubah, ia bisa melihat bahwa Agam adalah sosok yang baik dan penyayang. Hanya saja seperti ada sesuatu yang menyelimuti diri Agam hingga membuatnya nampak menjadi lelaki yang cuek dan seakan tak peduli dengan sekitar.

Setelah masuk ke kamarnya, Ane kembali melihat ponselnya. Masih tak ada pesan dari seseorang yang sangat ia harapkan. Seseorang yang menjadj alannya menangis sore ini. Yang ada di benaknya hanyalah mungkin memang semuanya sudah waktunya berakhir.

Ane mencoba melihat kontak di ponselnya,  dan ia mengetikkan nama Agam. Dan tanpa sadar ia tersenyum setelah mendapati kontak Agam di ponselnya.

'Agam Ganteng'

"Percaya diri banget nih bocah, " ucap Ane sambil tersenyum.

To : Agam Ganteng
Thanks for today Agam Ganteng

Ane mengirim pesan untuknya. Ane merasa Agam seperti penyembuh luka yang saat ini ia rasakan. Tak menyembuhkan seluruhnya memang, tapi setidaknya ia sudah membuat Ane tersenyum kembali selepas air mata yang diciptakan oleh orang yang ia sayangi.
***

Pagi ini Ane seperti punya harapan baru. Patah yang ia rasakan seakan diganti dengan kebahagiaan baru. Sesuatu yang diambil darinya seakan diganti dengan yang lebih baik. Meski sebenarnya ia juga merasa semua ini salah, ketika ia sudah merasa nyaman dengan Agam hanya dengan dua kali pertemuan. Terlebih lagi yang membuat ia merasa semua ini salah adalah karena ia nyaman dengan Agam sedangkan statusnya masih menjadi kekasih orang.

To : Agam Ganteng
Nanti bisa ketemu?

Bahkan jiwanya berbunga-bunga ketika mengetik pesan untuk Agam. Satu hal yang ia kagumi dari Agam yaitu tentang cara ia memperlakukan wanita. Ane seakan bisa melihat bahwa Agam adalah sosok yang sangat menyayangi sang Mama hanya dengan melihat perlakuannya kemarin kepadanya.

From : Agam Ganteng
Kangen gue?

To : Agam Ganteng
Ketemu di kafe kemarin jam 1 siang

From : Agam Ganteng
Gue masih ada kerjaan jam segitu. Jam 3 bisa

To : Agam Ganteng
Oke jam 3 aku tunggu

Salahkah merasa nyaman dengan orang baru? Bolehkah menghakimi seseorang hanya dari pertemuan pertama atau kedua? Salahkah jika luka dan bahagia datang di waktu yang sama? Seperti yang saat ini Ane rasakan, sedih itu masih ada memang, tapi ia juga tak bisa memungkiri bahwa hatinya telah terselimuti kebahagiaan hanya karena mengenal sosok Agam. Sosok yang bahkan baru saja ia kenal.

"Dia terlihat sedikit misterius. Tapi sorot matanya membuatku merasa bahwa kita seakan memiliki permasalahan yang sama." batin Ane.

***

Hai gaisss
Maaf nih update malem2, baru nemu ide meskipun agak ngawur jalan ceritanya
Jangan lupa kasih bintangnya 😘
Dan terus pantengin kisah Ane dan Agam yaw  😘😘😘

GREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang