#14

1.8K 136 30
                                    


Bel tanda istirahat telah selesai pun berbunyi, semua siswa siswi Smk Negeri 3 Jakarta pun bergegas untuk masuk ke dalam kelas.

Namun berbeda dengan Vika dan keempat temannya, mereka masih asik mengobrol bercanda ria di pinggir lapangan.

5 menit setelahnya mereka pun baru memutuskan untuk masuk ke dalam kelas.

Sepanjang koridor mereka masih asyik mengobrol.

Tentu saja langkah kaki mereka melambat karna obrolan yang semakin seru.

"Taek, elu yang ke Kambing!!" Ucap Vika kepada putra.

"Anjir ko gua sih, Rafi tuh yang ke onta!" Ucap Putra kepada Rafi.

"Wahh kurang ajar! Willy tuh ke bagong" Ucap Rafi kepada Willy.

"Kan gue pasti kena, Devon tuh Ke___" Ucapan Willy terpotong.

"Ke apa babi?!" Ucap Devon tak santai.

"Gak jadi gak jadi" Ucapnya yang takut saat melihat ekspresi Devon.

"Hahahahh" Mereka semua tertawa lepas saat melihat tingkah Willy.

"Apalah daya gue yang kena Bully terus" Ucapnya memelas.

"Ulululuu Kasian amat si lu tong" Ucap Vika lalu merangkul Willy setengah mencekik lehernya.

"Anjir Mati gua bentar lagi" Ucap Willy meronta.

"Hahahah" lagi lagi mereka tertawa bersama.

Tak terasa mereka semua telah sampai di ambang pintu kelas.

Di sana Vika dan Keempat temannya melihat pak Suji yang sudah bertolak pinggang dan melotot ke arah Vika dan juga teman temannya.

"Kenapa Pak?" Tanya Vika Polos.

"Kamu masih tanya kenapa!" Bentak Pak Suji.

"Jangan treak treak pak" Ucap Putra.

"Karna bapak sudah tua" Sambung Rafi.

"Nanti takut Cepat di panggil tuhan" Sambung Willy yang membuat semua orang melotot ke arahnya.

Pak Suji ini memang sudah berusia 50 tahunan, dia sering menjadi bahan olokan karna tergolong guru paling tua di sekolah ini, namun soal tenaganya dia masih berjiwa muda.

"Baru Saya mau bilang gitu" Ucap Devon menimpali.

"Vika, Putra, Rafi, Willy, Devon!!!" Teriak Pak Suji.

"Iya pak!" Ucap mereka berlima serempak.

"Kenapa kalian terlambat masuk ke dalam kelas! Lihat kalian sudah telat 20 menit kemana saja kalian selama itu!!" Teriak Pak Suji tak habis habisnya.

"Nih ya Pak di mana mana juga pahlawan selalu datang terlambat" Ucap Vika santai.

Semua temannya yang sudah berada di dalam kelas pun menggeleng gelengkan kepalanya karna dengan hebatnya Vika Berani menjawab seperti itu.

"Kamu ini!!! Menjawaaaab teruss!!!" Teriak Pak Suji kesal.

"Nanti kalo kita tidak menjawab kita di sangka Tuli, bagaimana sih bapak ini" Ucap Vika membuat sang guru hampir naik darah.

"Yasudah kalian semua duduk ke bangku masing masing!!" Ucap Pak Suji seraya memegang kepalanya.

"Loh ko tumben kita gak di Hukum pak?" Tanya Putra.

"Karna bapak sudah bosan beri kalian hukuman!! Hasilnya kalian malah kabur!" Ucap Pak Suji yang sudah hafal sekali dengan ke lima muridnya ini.

"Ahh bapak ini gak seru banget" Ucap Rafi lalu melangkah pergi ke tempat duduknya, begitu pun di ikuti Vika dan ke tiga teman lainnya.

Saat Vika sampai di bangkunya, Vika melirik ke arah tempat duduk Vico, dan dia tidak melihat ada tanda tanda kehidupan di sana, ternyata Vico tidak ada di bangkunya.

Eh! Apa apaan ini, kenapa Vika harus perduli, seharusnya bagus lah kalo manusia parasit itu tidak ada, hidupnya akan lebih tenang.

Mungkin.

"Oke sekarang bapak mau bertanya sekali lagi, Apa di antara kalian ada yang tidak mengerjakan Pr?" Ucap Pak Suji menurunkan Oktaf suaranya.

"Tidak ada paaaaak...." Ucap seluruh siswa di dalam kelas.

Ternyata Vika Cs sudah mengerjakan Tugas, Pak Suji merasakan kecurigaan yang hqq.

"Jadi Kalian Sudah mengerjakan Pr Semua?" Ucap Pak Suji memastikan.

"Sudaaaaaah!!!" Seru semua murid termasuk Vika Cs.

"Yakin...?" Ucap Pak Suji Masih tak percaya Bahwa Vika Cs pun sudah mengerjakan Pr.

"Pak!" Ucap Vika seraya Mengangkat Tangan.

"Iya ada apa Vika?" Ucap Pak Suji.

"Bapak Kalo Gak percaya Kita Sudah mengerjakan Pr Bilang saja terus terang, Jangan Nyindir nyindir pak!" Ucap Vika yang sepertinya mengerti kecurigaan Pak Suji.

Semua murid menoleh ke arah Vika, betapa beraninya seorang murid menegur seperti itu kepada Sang guru.

"Tidak Begitu Vika, Yasudah kalo begitu Kumpulkan buku kalian semua" Perintah Pak Suji mengalihkan Pembicaraan.

"Huh dasar payah!" Ucap Vika menggerutu.

Semua murid pun mengumpulkan buku Pr di meja Pak Suji, setelah Itu Pak Suji Mengoreksinya satu satu.

Menit berikutnya, saat Vika sedang asyik mengobrol dengan Devon tiba tiba saja.

"Vika! Kenapa jawaban PR kamu sama persis dengan punya Asep!" Ucap Pak Suji Menegur Pekerjaan Rumah mereka.

Kelas kembali sunyi.

"Lah bapak ini bagaimana, kalo jawaban PR punya saya beda dengan punya Asep, nanti jawaban PR Saya salah semua dong!" Jawab Vika santai.

"Berarti kamu nyontek Yah!" Tuduh Pak Suji.

"Sama Bukan berarti Nyontek pak! Enak Saja!" Ucap Vika tak terima, padahal pekerjaan rumah Vika memang dapat menyontek dari Asep.

"Lalu ini buktinya?" Ucap Pak Suji seraya memperlihatkan buku Asep dan Juga Vika.

"Oke kalo gitu sekarang gue mau tanya Sep, Ibu kota Indonesia itu apa?" Ucap Vika kepada Asep.

"Jakarta" Jawab Asep bingung.

"Terus menurut bapak Ibu kota indonesia itu apa?" Tanya Vika kepada Pak Suji yang tampak kebingungan juga.

"Jakarta Lah" Ucapnya Meremehkan.

"Nah loh, Bapak nyontek ya dari jawaban Asep!!" Ucap Vika menjebak.

"Ya bukan begitu" Ucap Pak Suji Terpedaya.

"Sama hal nya dengan saya Pak sama bukan berarti nyonyek!" Ucap Vika Bangga karna dapat mempermalukan Pak Suji.

"Hahahaha" Semua teman temannya di dalam Kelas tertawa saat mengetahui Vika Menjebak Pak Suji.

Pak suji menepuk keningnya.

Mau saja dia di bodohi, Dasar murid kurang ajar pikirnya.







Intinya jangan Lupa VOTE and COMMENT guysss😘😘😘

Vika And Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang