Don't forget to vote and comment peeps♡
☆
"Selamat datang." Bel pada pintu berbunyi ketika beda berbentuk persegi panjang itu di dorong.
Seorang pria rupawan dengan sweater ungu muda yang kebesaran dan ripped jeans dengan membawa buku di tangannya memasuki ruangan beraroma kue dan kopi itu.
Ia celingak-celinguk melihat sekeliling. Kemudian memutuskan untuk bertanya pada orang yang sedang mengenakan celemek di balik meja kasir.
"Dimana Dokyeom?"
"Ia sedang ke mini market di seberang." Pria itu menangguk pelan."Ah, sepertinya aku baru pertama melihatmu disini."
"Ya, aku baru mulai bekerja dua minggu yang lalu." Ia membulatkan mulutnya membentuk huruf O."Perkenalkan, aku Yoon Jeonghan, temannya Dokyeom. Senang bertemu denganmu, Lee Jihoon-ssi?" Ia memastikan setelah membaca nama pada tag pakaiannya.
"Senang berkenalan denganmu juga, Jeonghan-ssi."
Kemudian, selagi menunggu sahabatnya kembali, Jeonghan memesan minuman favoritnya dan segera duduk di salah satu meja disana. Tak lama, bel pintu itu kembali berbunyi. Seseorang dengan wajah pucat masuk dan memesan sebuah minuman.
Jeonghan tidak mendengar apa yang dia pesan tapi ia dapat melihat sebuah minuman berwarna merah darah ketika Jihoon menyodorkan minuman itu kepadanya.
"Silahkan menikmati minumanmu." Jihoon sedikit membungkuk. Orang itu meraih minumannya dan segera berjalan keluar dari kafe.
Disaat yang bersamaan Dokyeom datang dan dia sempat menyapa orang yang baru saja keluar tadi baru kemudian menyadari kehadiran Jeonghan disana.
"Hyung! Apa kau menunggu lama?" Dokyeom mengacir ke arahnya dan duduk di hadapannya.
"Ya, lama sekali sampai memutih rambutku menunggumu datang." Candanya. "Eyy." Respon Dokyeom datar.
Jeonghan yang sedari tadi penasaran dengan orang misterius yang memesan minuman aneh itu kemudian bertanya pada yang empunya kafe.
"Tapi, Dokyeom-ah. Kau kenal orang yang baru saja keluar tadi?" Jeonghan bertanya dengan hati-hati.
"Siapa?" Tanya Dokyeom bingung. "Ah, orang itu." Baru sedetik kemudian ia menyadari maksud Jeonghan.
"Dia adalah pemilik mini market di sebrang. Orang itu sudah menjadi pelanggan tetap disini selama kurang lebih dua minggu." Ia menatap Jeonghan yang masih bingung. "Hyung saja yang sudah lama tidak kesini sehingga tidak mengenalnya." Kali ini Dokyeom cemberut.
Jeonghan merasa bersalah dan meminta maaf padanya. "Maaf, Dokyeom-ah. Kau tahu aku sedang sibuk menyiapkan proyek akhirku. Aku akan lebih sering mampir."
Memang tidak biasanya Yoon Jeonghan yang selalu datang setidaknya dua hari sekali dalam seminggu tidak muncul selama dua minggu.
"Tapi, aku penasaran apa yang orang tadi pesan. Aku baru tahu kau punya menu minuman yang memiliki warna merah darah."
"Ah, itu teh hibiscus. Itu adalah secret recipe kami, memang tidak banyak yang mengetahuinya. Sengaja tidak kumasukkan daftar menu karena tidak banyak yang menyukainya, dan harganya lumayan mahal."
Jeonghan mengangguk paham, tapi satu hal yang masih mengusiknya tentang orang itu.
"Aku heran mengapa dia bisa tahu menu secret recipe kami. Padahal orang yang pernah memesan menu itu sudah pindah setahun lalu ke luar negeri. Apa dia mengenalnya?"
☆☆☆
Setelah berbincang sebentar dengan Dokyeom, Jeonghan memutuskan untuk segera pulang. Langit sudah mulai gelap sebelum ia menyadarinya.
Dalam perjalanannya, ia dicegat oleh sesosok yang tiba-tiba sudah berada di depannya. Sosok yang pernah ditemuinya secara tidak sengaja sedang melakukan hal yang 'tidak senonoh'.
"Sudah lama tidak bertemu ya, manusia Yoon."
"Mau apa kau tuan Vampire?"
Yang pada akhirnya mengumbar identitas sebenarnya.
Yang disebut terakhir tersenyum tipis. Ia berjalan maju perlahan, sedangkan Jeonghan mundur perlahan.
"Sudah kubilang aku tidak akan menyakitimu. Kau tidak percaya padaku?"
"Bagaimana aku bisa percaya dengan makhluk liar sepertimu?"
"Kau bisa jika kau membiarkanku menjadi temanmu."
"Aku tidak bisa. Maaf aku harus pergi. Tolong jangan ganggu aku lagi."
Manusia itu pergi begitu saja, mempercepat langkahnya untuk segera kabur dari tempat itu. Vampire itu tidak mengikutinya, hanya melihatnya pergi.
Ia menghela nafas. "Andaikan saja kau menyadarinya."
Jeonghan berhenti sejenak setelah merasa berada di tempat yang aman dari Vampire tadi. Ia teringat kata-kata seorang misterius yang tidak sengaja menabraknya ketika berada di halaman kampus.
Orang yang menurut mahasiswa lainnya memiliki kekuatan supernatural untuk melihat masa depan seseorang.
"Kau akan mati jika dekat-dekat dengan mahkluk berbahaya itu."
"Berbeda dengan temanmu, kau adalah manusia yang spesial. Jika kau tidak menjauh dari mereka, hidupmu sebagai manusia akan segera berakhir."
"Persetan dengan Vampire."
☆☆☆
HAI HAI long time no see ya, maaf baru bisa update sekarang karena kusedang disibukkan dengan tugas tugas kuliah hiks :" maaf kalau chapter kali ini agak sedikit lebih pendek (sebenarnya lebih panjang dari outline awal lol) but hope you like the story! Once again! Don't forget to vote and comment! Luv yall♡
KAMU SEDANG MEMBACA
heirs - vampire story [✓][completed]
VampirosKeluarga itu di kenal dengan nama the Origin. Seorang laki-laki dan perempuan, pemilik darah murni. Mereka dikenal sebagai vampir yang eksklusif, paling jarang muncul ketika pertemuan tahunan diadakan. Sempat terjadi kegaduhan yang nyaris menewaskan...