Kawan Sanguinis

27 1 0
                                    

Dulu ketika berpisah bukan menjadi momok yang ditakutkan di sekolah
Saling gengsi ,saling lirik,saling tak bertegur sapa dan semuanya berubah ketika kelas tiga.
Seoalah seperti sudah menjadi keluarga.
Mengepulkan asap dan bercerita suka duka yang diselimuti tawa
Tak ada..
Tak ada hati tergores, ketika orang tua disebut sebagai bahan tawa yang di poles
Hidup terasa ringan,guru bukan lagi menjadi ancaman
Kelas tiga bukan lagi masa serius tapi lebih pada semua tak terurus
Buat apa...
Ceramahan ,motivasi,dan semua yang mengarah untuk masa depan yang cerah seoalah bubrah
Kami merdeka dengan pikiran ,gairah hidup dan semua terbalut dalam satu majlis nakal yang penuh akal
Guru menyebut kami nakal padahal kami yang menghidupkan suasana sepi yang seolah tak mengenal
Dulu mereka tak mengerti sahabat setelah kami terikat mereka mulai belajar cara berjabat.
Yahh..
Sekarang sudah berpencar untuk mencari asa yang memang harus dicakar
Ibu guru kami ini kumpulan sanguinis , sekelompok murid yang ingin menjadi pusat perhatian dan humoris.
Kenang kami sebagai seorang revolusi dan warna dalam basis pembelajaran tanpa halusinasi.
Untukmu guru semoga tetap sehat dari kami kumpulan sanguinis yang tetap meringis.
Terima kasih

Strategi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang