6

337 19 0
                                    

Seiring berjalan waktu Ata dan Duta bukan nya malah dekat malah jadi sebaliknya.Duta terus berusaha untuk mendekat kan diri kepada Ata,tapi respon yang dibayangkan tak sesuai dengan kenyataan.

Waktu yang para orang tua mereka beri untuk pendekatan malah digunakan untuk penjauhan.Entah mengapa Ata sangat muak melihat muka duta.Seharusnya yang bakal nikah dengan dia itu Nathan bukan si cowok Nerd,itu lah yang dipikirkan Ata.

"Kenapa?"suara lembut namun terkesan dingin itu masuk ke Indra pendengaran Ata.dia tau siapa pemilik suara itu.seseorang yang sangat dirindukan beberapa hari ini,seseorang yang memenuhi pikiran nya.

"Gpp Kok"jawab Ata sambil menatap mata indah Nathan.

"Boleh minta sesuatu gak?"Tanya Nathan

"Apa?"

"Terima takdir,Ini udah jalan yang Tuhan tentukan untuk kita"Ujar Nathan sambil menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah indah milik Ata.

"Ga semudah itu than".

"Masa belum nyoba udah ngeluh sih".

"Iya iya,aku coba deh".

"Nah itu baru Clista Garcia yang aku kenal"ujar Nathan sambil mengacak-acak rambut hitam kecoklatan milik Ata.

"Tentang perasaan tolong hilangin itu di antara kita.Coba untuk menyayangi Duta.Dia yang akan menemani kamu selamanya,Dalam suka maupun duka.Jadi Plis tumbuhin rasa itu antara kamu dan Duta,bukan antara aku dan kamu"Nathan mengucapkan kata-kata itu dengan berat hati.Mau bagaimana lagi,dia tidak berjodoh dengan Ata.

"Tapi kamu-"Ucapan Ata terpotong karena merasa ada yang menempelkan jari telunjuknya ke bibir Ata,Dan cukup berhasil membuat Ata bungkam seketika.

"Jangan pikirin aku.Kita coba untuk melupakan Rasa ini sama-sama.L lagipula hubungan kita hanya sebatas Adek kakak bukan"Setelah mengucapkan kata itu Nathan langsung melengos pergi,tetapi sebelum itu dia menyempatkan kan memberi kecupan di pipi kiri Ata untuk yang terakhir kali nya.

                            ***
Selama jam pelajaran Ata tak pernah fokus ke depan.Pikiran nya dipenuhi oleh kata-kata Nathan tadi.Haruskah dia bertahan dengan perasaan atau mulai mencintai seseorang yang akan menjadi suami nya?.

"Ta,Lu kenapa?"Salwa yang melihat gerak-gerik Ata sedari tadi pun mulai bertanya.

"Ntar Malam nginep ya guys,gua mau curhat"Pinta Ata.Hanya ketiga sahabat Nya lah yang dibutuhkan saat ini.

"Maaf Ta,gua gk bisa.soalnya Gua Ntar mau jalan sama Nathan"jawab Salwa tanpa memikirkan perasaan Ata.

Bukan jawaban itu yang Ata harapkan,bukan kata-kata itu yang pengen  Ata dengarkan.

"Sama,gua mau jalan juga sama Diko"

"Emng Lu Nggk ada acara gitu sama Duta"tanya Atifah.

"Nggak"

"Kok Nggk sih,Ta bulan depan itu kita mau nikah.masa Lu belum Akur sih sama duta.coba deh bukak hati Lu Buat dia,gua jamin pasti bahagia"Saran Ocsa yang hanya di jawab dengan senyuman oleh Ata.

                            ***
'Huek,Huek'

Entah berapa kali Duta merasakan mual-mual ketika mencium kamar nya yang berbau maskulin itu.

"BUNDA"Teriak Duta sambil memegang kepala nya yang pusing.

"Kenapa teriak-teriak sih"tanya bunda Duta dari arah dapur.

"Kepala Duta pusing Bun,tadi Duta mual-mual pas ngehirup bau kamar Duta"jelas Duta kepada sang bunda.

"Masuk angin kali"bukan bunda Duta yang menjawab tetapi pria paruh baya yang berstatus ayah Duta.

"Iya kali ya,soalnya kemarin Duta tidur nggak pake baju"

"Nah itu,Udah berapakali aku ingatin kalau tidur Pake baju"Jawab bocah kecil dari belakang Duta sambil mengendong boneka Unicorn nya.

"Emng kapan Adek bilang?"Tanya Duta kepada sang Adek yang sok iya.

"Kemarin"

"Kemarin nya itu kapan?"

"Kemarin Abang"

"Perasaan gak ada"

"Abang aja tuh yang pikun,udah mau nikah masa pikun sih.Jangan-jangan Abang lupa ya cara nya bernafas?sini gia Ajarin"jawaban Gia sukses membuat kedua orang tua Duta tertawa Karna ucapan Putri kecil nya.

"Mending kamu pergi main deh dari pada Abang potong Tuh mulut"Ucap Duta dengan nada sok menyeramkan.

"Iya-iya.Bun,yah,aku pergi main dulu ke Rumah chesa"ucap gia sambil menyalami kedua orang tua nya.ketika sampai di depan Duta gia menyodorkan kan tangan nya agar Duta mau salam sama dia.

"Apa?"tanya Duta kepada adik nya yang sedang menyodorkan tangan nya layak nya  orang dewasa.

"Salam lah"

"Adek yang harus salam sama Abang"

"Bodo amat Ih,cepetan"ujar gia.Mau tak mau Duta harus menuruti keinginan sang tuan putri.

"Nah gitu dong,yang besar Ngalah sama yang kecil"ucap gia sambil jalan lenggak lenggok layak nya sang model.

                           *******
Jangan lupa kasih vote.

Dadah Readers😉

Serpihan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang