pagi pagi gini manusia setengah lelaki ini udah ada di meja makan aja. padahal ibu belum bilang bakalan ada sarapan. ibu juga kerja, jadi kadang kadang ngga sempet bikin sarapan buat anak -anaknya. jadi kadang, kita berangkat bareng buat nyari sarapan.
"udah turun aja lo." kata gue nyapa dengan nada menyindir.
"kasian aja sama ibu, anak gadisnya ini ngga pinter masak. padahal kalo lu bisa masak, ibu ngga harus ngeluarin banyak duit."
"protes aja ya lo. mentang-mentang bisa masak."
"kenapa ngga lo aja yang ngelakuin?""lu cewe, je."
"apa hubungannya sama gue cewe?"
"iconic peran ibu dalam rumah tangga, harus bisa masak."
pagi pagi udah berani ngajak ribut. tapi gue ini orangnya males buat melayani hal spele kayak gini. lagian gue juga bisa belajar nanti nanti. ngga masalah gue cewek, cowokpun juga bisa.
"lagian gua ini udah tingkat akhir, gua dalam masa sibuk."
"ngga mungkin seminggu perut lu bakalan diisi sama makanan cepat saji." kata jaehyun mengakhiri."bawel lo, makan aja itu makanan yang ada di hadapan lo." kata gue sambil narik kursi buat duduk. dan ngga lama lama centong nasi itu udah ada di tangan gue, tinggal nyendok aja. iya nyendok. eh ditarik sama jaehyun.
"kenapa?" kata gue dingin ke jaehyun.
"cuci tangan."
"iya."
***
abis pusing mikirin gimana caranya biar bisa gantiin posisi ibu. biar bisa masak buat ayah sama ibu, jaehyun. gue milih ke perpustakaan buat baca-baca resep atau apapun itu yang berhubungan sama masak.
"Je?"
tiba tiba seseorang nepuk pundak gue. and for five seconds it's startled me, anyway. abis itu dia malah ketawa karena liat muka gue yang kalo ketawa kocaknya melebihi muka siapapun, kayaknya.
"kaget."
"mas doy lagi apa disini?""kalau mau baca tuh disana." kata dia sambil nunjuk meja-meja yang hampir lumayan penuh sama siswa-siswa yang mungkin lagi rajin.
"gapapa kak, disini aja."
"baiknya sambil duduk, biar ngga pegel kepalamu."
"posisi baca yang bagus itu yang nyaman dan dalam pencahayaan yang terang."mas doyoung ini, perlu jadi masa depanku kayaknya. biar tiap hari diingetin terus, gapapa. aku ra ngapusi kowe mas. delok en ta awakmu ki pantes disayang.
*(aku ngga bohongi kamu, mas. liat dong dirimu ini pantes disayang)"dek? kok malah diem?"
ameh tak sawang karo mesem, mas.*
(pengen tak liatin sambil senyum, mas.) *"dek?"
"kamu gapapa?"seketika karena lambaian tangan jumbonya mas doy, gue langsung sadar.
"gak opo mas."
akhirnya gue nurutin kata-kata mas doy buat cari tempat duduk. gak sengaja pas duduk gue liatin name tag yang tergantung di lehernya. doyoung abimana. gak salah sih ganteng banget, tapi apa ngga kelewatan?
"mas Doy, itu name tag apa ya kalo boleh tau?" tanya gue karena bener-bener penasaran.
"oh ini?" katanya sambil menunjukan name tagnya.
"iya."
"ini tuh kartu name tag relawan perpus. karena perpustakaan ini lumayan besar, saya mutusin buat ikutan daftar jadi relawan disini. karena, minat baca disini sebenernya tinggi cuma pada males karena berantakan dan gaada guru yang bisa rapihin tumpukan buku disini."
"loh ada toh, mas?"
"iya ada, kebetulan tahun ini saya yang jadi kepala relawan disini. kalau kamu mau daftar boleh. apalagi kalau suka baca kayak saya."
"haha pede juga ya mas."
"tadi kak, sekarang mas. kamu gak amnesia kan?"
"hah masa?"
"perlu saya rekam?" tanya mas Doy kesal.
"nggak mas, hehe."
"yee nyengir."
tiba-tiba ada Jaehyun yang lewat dan nyamper ke meja gue. ngerusak suasana aja, sumpah. gue kan lagi asik sama mas Doy padahal. mau marah aja lah???!
"eh Doy?"
"ngapain lu sama adek gua?" tanya Jaehyun."ini dia-" mas Doy berhenti ngomong karena daritadi gue ngedipin mata, biar ga ngomong kalo gue kesini buat cari buku resep. malu, malu. semoga ga salting ya gue kedipin.
"tiba-tiba saya ada urusan, mas. saya pergi dulu ya."
mas Doy hampir lupa kalo dia kepala relawan disini. dia hampir teriak tadi. untung gue keluar supaya percakapan usai.
pas keluar, tepat di depan pintu perpus, gue lumayan bawa buku yang berat karena referensi masak dan buku biologi, buku gue jatoh semua. kalian tau karena apa? karena Ten. oke ralat, kak Ten.
"eh maaf ya," kata dia sambil bantuin gue beresin buku.
"sawadikap sawadikap." kata Jaehyun.
sumpah ya ga dimana-mana adanya Jaehyun.
"apaansi gaje lo." kata gue seusai beresin buku bareng kak Ten.
"gila, biarin aja." kata kak Ten, dan gue cuma ketawa.
dunia BCT groups seindah apasih? gue gabisa gabung?
apa cuman orang-orang dengan keahlian khusus? liat kak Ten, kak Doy dan kakak gue bergabung kayak liat masa depan. eh gimana? kakak gue? nggak, nggak. gue tarik omongan gue.