PART 18

4.6K 580 27
                                    


Saya udah bilang kan, kalau nggak suka sama ceritanya di hapus aja kak. Gak maksa buat baca kok. Kalo misalkan suka, tolong kasih vote saja nggak lebih kok. Bisa kan?

Jangan jadi pembaca gelap-!







-

Na Jaemin, ia baru terbangun dari tidurnya yang sangat melelahkan. Sekujur tubuhnya terasa kaku dan sangat sakit, apalagi punggungnya yang seolah akan patah setiap kali ia mencoba untuk bergerak.

Masih bergumul dengan selimutnya, Jaemin menoleh ke arah sekitar dengan mata yang masih sayu khas orang bangun tidur.

Dia bukan orang bodoh yang akan menanyakan keberadaanya. Jelas ini bukan kamarnya, lalu kamar siapa?

Jaemin membuka setengah selimutnya, dan sontak membuat dia terkejut dengan sedikit terperanjat kaget. Tubuhnya nyaris telanjang sempurna tanpa ada sehelai benang pun yang menempel pada tubuhnya, dia kembali menutup tubuhnya dengan selimut.

Meneguk ludah dengan susah payah, dengan hati-hati dia menoleh ke arah seseorang yang tengah tertidur sambil memunggunginya.

"Apa yang terjadi?" gumamnya dengan ekspresi yang masih sama terkejutnya.

Menggeleng kepala pelan, Jaemin tidak ingat apa-apa selain dia yang sedang berkumpul bersama teman-teman nya di cafe, di ruang karoke malam tadi.

Dan pria di sampingnya juga sama sepertinya, tidak mengenakan baju . .

Dengan keadaan yang masih setengah sadar, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalaman. Tapi gagal, semua blank begitu saja.

Jaemin bergerak gelisah, tubuhnya yang sakit seperti habis tempur, dan bagian selangkangan yang mendadak perih membuatnya bersuara. Yang tentu saja membangunkan orang di sampingnya.

"JANGAN BERGERAK-!!" teriak Jaemin, menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Jeno yang memang orangnya terlihat tengah mengucek matanya khas orang bangun tidur, kemudian membalikkan posisi tubuhnya menghadap ke arah Jaemin.

"J-JENO-?!" Jaemin lagi-lagi berteriak, dan sekarang berhasil membuat Jeno ikut panik dan langsung terbangun total sempurna.

"Loh udah bangun?" seru Jeno, melihat Jaemin yang sedikit ketakutan karenanya.

"K-kenapa lo bisa ada di sini??" tanya Jaemin sedikit gelagapan.

"Lo gak inget apa yang kita lakuin semalem Na?" Jeno malah balik bertanya, membuat Jaemin lagi-lagi harus terkejut dan menjatuhkan rahangnya.

"E-emangnya semalem gw ngapain??"

Meraih tangan Jaemin yang sedikit gemetar, Jeno mencoba menenangkannya. "Lo lagi ada di apartment gw, dan yang semalem itu . . ." ia menggantungkan kalimatnya, membuat Jaemin semakin curiga kalau semalam telah terjadi hal yang tak terduga.

"Apa?? Semalem apa??"

"Lo nggak bodoh kan Na? Kita sama-sama nggak make busana, ada di ranjang yang sama, dan menghabiskan waktu bersama" seru Jeno, masih di posisi tidurnya yang menghadap ke arah Jaemin, perut kotak-kotak Lee Jeno nampak jelas di penglihatan Jaemin.

Bahkan perutnya saja kalah jauh dengan perut Jeno yang terlihat begitu atletis.

Jaemin kembali pada kesadarannya. "Jen, kita gak ngelakuin yang aneh-aneh kan?" mata polosnya nampak jelas membulat, menatap lamat-lamat ke arah Lee Jeno.

"Nggak mungkin kalo gak ngelakuin apa-apa, semalem lo yang narik gw Na" seru Jeno, sambil tersenyum penuh ejekkan.

Hal itu sontak membuat Jaemin malu, wajahnya merah merona. Dan kini dia menutupi wajahnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

[ ✔ ] Falling Stars - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang