Little Things

09

Votenya mbak, mas. Baca note jg dibawah btw.

"Kok, tiba-tiba?" Gun masih mengulur percakapan, supaya gak terlalu canggung.

"Ya kenalan, biar dekat aja. Mau nambah teman lagian. Mau nggak?"

Gun melirik New. Ternyata New memperhatikan Gun. New membuat gerakan pada mulutnya, itu siapa? Gun membuat isyarat untuk menunggu.

"Eh, Jalan kemana memang?"

"Paralayang. Mau? Malam tapi, setelah kamu pulang kerja. Gimana?"

"Yakin paralayang?" Gun sedikit ragu. Masalahnya, Off benar-benar nekat mengajak Gun ke paralayang. Kelewat yakin.

"Mau ke tempat lain aja?"

"Besok aku hubungi aja. By the way, aku manggil pake embel-embel mas, gapapa?"

"Hah? Manggil siapa?"

Yailah.

"Kamu lah, siapa lagi? Seumuran sama mas Tay, 'kan?"

"O-oh, iya. Gapapa. Mau abang, akang, kakak, apapun deh. Boleh kok,"

Sokab banget asli dah.

"Oke, besok aku hubungi lagi ya,"

"Siap. Eh, aku panggil kamu dek aja ya, biar gampang?"

"Iya terserah. Aku matikan ya?"

"Etet bentar dek-

-pantun dulu!"

Hanya sekedar terlintas di otak Off, sekalian saja langsung sampaikan.

Gas terus sampe mampus.

"Iyade boleh-boleh,"

Off berdeham kecil.

"Dua tiga udang windu,"

"Cakep."

Apasih kok jadi gini? Malah direspon juga sama Gun. Gak ada yang bener.

"Hati-hati jangan rindu."

Yailah, sa ae lo, garpu mekdi.

Setelah itu keduanya tertawa kecil. Gak sih, hanya Gun yang tertawa kecil. Off sudah terpingkal-pingkal di seberang sana.

"Apasih mas, kok receh gitu," kata Gun masih sambil tertawa. "Ya biar ada humor dikit dek, jangan kaku-kaku sama aku, oke?"

"Siap. Aku matikan ya? Tidur loh, udah malam,"

"Adinda sudah memerintah, siap kakanda laksanakan. Selamat malam, dek,"

"Iya, mas juga."

Panggilan diakhiri oleh Gun. Senyumnya masih terpoles di bibirnya, belum luntur. Sepertinya dia lupa kalau New masih disana.

Hehe

Beneran update kan? Asek.

Receh bgsd humor gue ilang gatau kemana duh

Next update kalo readers udah tembus 700 yes. Lama?

Yaudah sabar aja:)

Makanya bantu share>:(

-neo