"Uggh, hmmph..." Sambil menahan rasa mualnya Krist semakin mendusalkan kepalanya pada perut Singto yang berdiri disebelah nya.
Dia berusaha menunjukkan ekspresi terbaiknya untuk menunjukkan bahwa dia baik-baik saja, pusing dikepalanya bahkan tidak membantu sama sekali, membuatnya semakin lemas dan Krist memejamkan mata nya berharap pusingnya menghilang.
"Kit.. kau yakin masih bisa melanjutkan acara, kurasa ini masih lama." Ucap Singto khawatir.
"Euhm.. ak masih bisa menahannya, Phi tenang saja." Memasang senyum menenangkan sambil menjadikan lengan Singto pegangan.
"Bagaimana bisa ak tenang jika kondisimu seperti ini, kau keras kepala sekali." Singto mulai geram.
"Ak mengerti.. ak mengerti.. maafkan ak, selalu membuat Phi khawatir hmm.. jika ak sudah tidak bisa menahannya, ak akan mengatakannya pada Phi, ak janji."
"Apa masih pusing dan mual?" dari tadi pagi diperjalanan menuju GMM Singto sudah dibuat khawatir setengah mati dengan kondisi istrinya itu, Krist yang biasanya pecicilan menjadi begitu tenang dan bahkan lemas dengan wajah pucat, terlihat sesekali menahan mual.
Begitu sampai di kantor GMM, Singto dan Krist tidak bisa langsung menuju ruangannya karena sedang ada perayaan ulang tahun GMM.
Menurut Singto kondisi Krist tidak memungkinkan untuk berdiri lama-lama, membawa dirinya dalam posisi berdiri tegak saja Krist kepayahan apalagi harus menghadiri pesta dengan banyak orang yang mengerumuninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fighter
Non-FictionMenceritakan masa kehamilan Krist Perawat Sangpotirat istri Singto Prachaya Ruangroj. Imajinasi liar yg sangat merindukan SK. Mohon jangan salah lapak. Gambar diambil dari internet dan ada yg beberapa editan.