2

968 28 0
                                    

"Huggkk... Huegh... eungh... Huekh... hah.. hah.. hugghh..."

Singto yang mendengar suara-suara yang mulai tidak asing lagi akhir-akhir ini meraba-raba space disebelahnya.

"Kiiitt~" Singto memanggil istrinya. Dilihatnya lampu kamar mandi yang menyilaukan jika dilihat dari ranjang yang temaram, pintunya terjeplak lebar.

Singto segera beranjak ke dapur membuatkan lemon tea untuk Krist dan menyusulnya yang terdengar masih sibuk dengan acara muntahnya.

"Kiiit~ astaga.." Singto memandang sendu pada Krist yang masih belum berhenti muntah meski sudah tidak ada yang dimuntahkan.

"Phii... Hiks.. hiks.. mual sekali, lemas.." isak Krist putus asa dan menyerukkan dirinya dalam pelukan Singto. Mencari kenyamanan dalam ceruk leher Singto.

"Sudah ya.. Ini masih jam 3 pagi, kau dan baby perlu istirahat yang cukup hmm.." Ucap Singto sambil menepuk punggung Krist pelan. Membasuh wajah dan membantu Krist berkumur. Menggendong Krist bridal menyamankan posisinya di ranjang.

"Minum ini biar mualnya berkurang." Singto membantu Krist meminum tehnya. Krist yang terkulai lemas meminum tehnya perlahan. Singto beranjak ke ranjang dan merengkuh Krist dalam pelukannya, Krist dengan reflek menyamankan diri dalam pelukan Singto dan menikmati usapan pelan diperutnya yang membuatnya lama-kelamaan menjadi mengantuk.

 Singto beranjak ke ranjang dan merengkuh Krist dalam pelukannya, Krist dengan reflek menyamankan diri dalam pelukan Singto dan menikmati usapan pelan diperutnya yang membuatnya lama-kelamaan menjadi mengantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini seperti biasa Singto bangun terlebih dahulu dibandingkan Krist. Yang membedakan adalah semalaman Krist tidak bisa tidur karena rasa mual yang terus mengganggu tidurnya. Barulah jam 4 Krist bisa tidur.

Singto tersenyum melihat Krist yang tertidur pulas sekali, mau membangunkan tidak tega, tapi hari ini mereka berdua ada scedule mengikuti liburan yang diberikan pihak management di pantai sebagai salah satu rangkaian acara ulang tahun. Tay sudah menelepon terus dari tadi, untuk mengingatkan supaya bersiap.

Sebenarnya ini masih terlalu pagi, tapi sebelum kami berangkat ke pantai, kami ada janji dengan dokter Tee untuk kontrol, memeriksa kan selera makan Krist yang menurun drastis. Ak tidak mau Krist dan baby menjadi sakit karena hal itu.

"Kit, ayho bangun, kita harus berangkat sekarang, kau bisa melanjutkan tidurmu nanti diperjalanan hmm.." Singto membangunkan Krist pelan, karena jika tidak begitu Krist akan mengeluh pusing seharian karena bangun tidur dengan tiba-tiba.

"Euhm.." Krist terbangun dengan mata yang masih terpejam. Kemudian beranjak ke kamar mandi.

"Buka matamu Kit, bahaya jika ke kamar mandi dengan terpejam seperti itu." Peringat Singto yang gemas dengan kebiasaan istrinya itu.

Setengah jam kemudian, Krist sudah segar dan siap untuk berangkat.

"Makan sarapan, susu dan obatmu, ak akan menyiapkan perlengkapan kita." Krist memakan sarapannya dengan tenang sambil memperhatikan Singto yang mondar-mandir menyiapkan perlengkapan.

FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang