Yang Jeong In - Keponakan

19 1 0
                                    

*Eliza as You

Happy Reading

Udara segar menyapa indra penciuman kala gadis dengan rambut sepunggung itu keluar dari rumah sewanya. Kemeja kotak-kotak, dipadukan dengan celana jeans warna biru tua, sudah melekat pada tubuhnya sejak beberapa menit lalu.

Eliza. Gadis itu tengah menuju toko kaset sekarang, berjalan santai di trotoar sembari bersenandung sesekali. Kemarin, keponakannya meminta untuk dibelikan DVD Frozen. Dan ia menyanggupinya, jadilah Eliza berangkat sekarang.

Sesudah membeli DVD, ia akan langsung ke rumah kakaknya. Memberikan DVD itu kepada satu-satunya keponakan yang ia punya.

***

Eliza berjalan di antara rak-rak besar yang memuat banyak judul film Disney. Saat tangannya ingin mengambil DVD dengan judul Frozen itu, tiba-tiba sebuah tangan besar lebih dulu mengambilnya. Membuat Eliza kesal, tapi masih bisa ditahan. Tenang.

"Mas, mohon maaf itu punya saya," ujar Eliza, menatap laki-laki itu dengan tajam.

"Saya duluan yang ambil, jadi punya saya," balasnya tenang. Lantas berlalu dari hadapan Eliza. Huhh... itu, kan, satu-satunya sisa DVD berjudul Frozen.

"Emang mas-nya masih nonton begituan? Udah gede juga, nggak malu?" sinis Eliza, mengikuti ke mana laki-laki itu melangkah.

"Buat keponakan." Lagi-lagi dia menjawab dengan singkat. Irit bicara sekali, ya, laki-laki ini? Seakan jika ia berbicara banyak, maka ia harus membayar berjuta-juta seperti tagihan listrik. Menjengkelkan.

"Ngalah, kek. Keponakan saya juga mau itu, nanti kalo nangis, gimana?"

"Tanggung jawab kamu, lah. Yang janji siapa? Masa saya?"

"Ya makanya ngalah!"

"Apa hubungannya?"

"Mas pengen banget saya tenggelamkan, ya?"

"Terserah."

***

Alhasil, Eliza tetap ke rumah kakaknya. Meski tak membawa barang yang keponakannya inginkan, Liza tetap membelikan banyak mainan dan makanan ringan untuk menebusnya.

"Maaf, ya? Tadi mau diambil DVD-nya, eh keduluan," ujar Liza, mengusak kepala keponakannya dengan gemas.

"Nggak apa-apa, Kak. Lagipula papa udah mau beliin, kata mama." Anak perempuan berumur 5 tahun itu tersenyum, lantas menghampiri belanjaan yang Liza taruh di meja tadi.

"Waahh bonekanya lucu bangeett!! Ada dua lagi, waahh!" Shilla melompat senang kala menemukan boneka kelinci seukuran kepala orang dewasa di antara belanjaan yang dibawa Liza.

"Bagus, nggak? Shilla suka?" tanya Liza, meraih tubuh anak itu dan membawanya ke dalam pangkuan.

"Sukaaa bangeett!! Tapi... kok ada dua? Yang satu buat siapa?" Shilla balik bertanya, mendongak agar dapat menatap wajah Liza.

"Buat Shilla semua, biar boneka yang satunya ada teman."

"Oki dokii!! Makasih, Kakak!!" Shilla lantas beranjak, memeluk Liza dengan antusias.

L.O.V.E [?] memoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang